Ayah Untuk Nolan ✅ [END]

By Athena_Ptr

14.1M 1.1M 105K

[BAB MASIH LENGKAP] Kayla mengalami ketakutan paling besar yaitu hamil saat masih duduk di bangku SMA. Dan hi... More

PENGUMUMAN (INFORMASI REVISI)
Part 1 [REVISI]
Part 2 [REVISI]
Part 3 [REVISI]
Part 4 [REVISI]
Part 5 [REVISI]
Part 6 [REVISI]
Part 7 [REVISI]
Part 8 [REVISI]
Part 9 [REVISI]
Part 10 [REVISI]
Part 11 [REVISI]
Part 12 [REVISI]
Part 13 [REVISI]
Part 14 [REVISI]
Part 15 [REVISI]
Part 16 [REVISI]
Part 17 [REVISI]
Part 18 [REVISI]
Part 19 [REVISI]
Part 20 [REVISI]
Part 21 [REVISI]
Part 22 [REVISI]
Part 23 [REVISI]
Part 24 [REVISI]
Part 25 [REVISI]
Part 26 [REVISI]
Part 27 [REVISI]
Part 29 [REVISI]
Part 30 [REVISI]
Part 31 [REVISI]
Part 32 [REVISI]
Part 33 [REVISI]
Part 34 [REVISI]
Part 35 [REVISI]
Part 36 [REVISI]
Part 37 [REVISI]
Part 38 [REVISI]
Part 39 [REVISI]
Part 40 [REVISI]
Part 41 [REVISI]
Part 42 [REVISI]
43 [REVISI]
Part 44 [REVISI]
Part 45 [REVISI]
Part 46 [REVISI]
Part 47 [REVISI]
Part 48 [REVISI]
Part 49 [REVISI]
Part 50 [REVISI]
Part 51 [REVISI]
Part 52 [REVISI]
Part 53 [REVISI]
Part 54 [REVISI]
Part 55 [REVISI]
Part 56 [REVISI]
Part 57 [REVISI]
Part 58 [REVISI]
Part 59 [REVISI]
Part 60 [REVISI]
Part 61 [REVISI]
Part 62 [REVISI]
Part 63 - END
EPILOG
PO AUN + BAGAIMANA CARA ORDER?
GIVEAWAY & VOTE COVER
EXTRA CHAPTER (1.1) AYAH UNTUK NOLAN (?) + Info PO

Part 28 [REVISI]

237K 20.5K 1.8K
By Athena_Ptr

Notes:
Hai-haiii aku punya beberapa pengumuman, nih! Seperti yang sudah ku bilang sebelumnya AYAH UNTUK NOLAN akan segera terbit! Nah makanya kalian jangan lupa nabung dulu buat PO yaa, terus aku juga mau kasih tau kalau nanti aku bakal bagi-bagi novel gratis. Tapi tentu saja kalian harus follow IG aku dulu di Athena_Ptr.

Info update Ayah Untuk Nolan dan juga info PO novel bakal aku update di instagram aku yaa. Sama aku juga mau kasih tau kalau di sana kalian juga bisa nemu AU gemes Aiden, Aria, dan Nolan yaa! Jadi, jangan lupa follow byeee!

Cuplikan AU:

***

Aiden memang hebat. Aria akui itu. Dia berhasil menerbangkan pesawat dengan selamat dan membawa Nolan kembali padanya.

"Nolan, kau membuat mommy cemas." ucap Aria mencium pipi Nolan setelah merebut Nolan dari gendongan Aiden.

"I can fly a plane, mommy! I'm a great pilot, right?"(Aku bisa menerbangkan pesawat, mommy! Aku pilot yang hebat bukan?)

Ya, Aria tau putranya sangat hebat. Terlepas dari bantuan Aiden dan pilot yang asli, Nolan berhasil menerbangkan pesawat dengan berani. Berbeda dengannya. Jangan menerbangkan pesawat, disuruh menekan tombol di ruang cockpit itu saja bisa membuatnya keringat dingin.

"Tentu saja, putra mommy paling hebat!" Aria mencium kembali pipi Nolan, membuat balita itu tertawa bahagia.

Dilain sisi, Diego menghampiri Aiden

"Sir, ada yang ingin saya sampaikan." tampaknya hal yang ingin disampaikan Diego sangat penting terbukti dari raut wajah pria itu yang sangat serius.

Aiden mengerti. Oleh karena itu ia langsung mengalihkan pandangnya pada seorang pramugari yang berkerja di dekatnya.

"Bawa istriku dan putranya keliling pesawat." perintahnya.

Aria diam-diam memutar bola mata mendengar panggilan itu lagi.

"Baik, Mr. Alexander." patuh sang pramugari sembari memberi hormat.

"Mrs. Alexander silahkan ikut saya." ucapnya tersenyum hangat pada Aria.

Aria melirik Aiden sebentar, merasa penasaran dengan alasan yang membuat wajah pria itu berubah menjadi serius. Tapi ia tahu itu diluar kuasanya, pada akhirnya Aria memilih mengikuti sang pramugari dengan Nolan digendongannya.

Pramugari cantik itu membawa Aria mengelilingi pesawat pribadi Aiden yang begitu mewah. Aria tidak juga berhenti terkagum oleh interior pesawat itu.

"Nona, disini adalah zona pertama ERJ 190 yang terdiri atas cockpit dan kabin yang telah dirombak menjadi ruang tamu.

Aria mengangguk, dia sudah lihat ruangan ini dan tetap saja masih terkagum. Selang berapa saat kemudian, sang pramugari kembali membawanya ke ruang lain.

"Ini zona kedua. Tempat untuk bersantai dan merupakan tempat paling sering digunakan oleh Mr. Alexander." Aria mengedarkan pandang dan lagi-lagi dibuat terpesona. Ia tidak pernah berada di pesawat yang semewah ini.

"Biasanya ruangan ini dipakai Mr. Alexander untuk membicarakan bisnis dengan rekan kerjanya." sambung sang pramugari, "Mr. Alexander juga sangat hebat bermain catur." ucap sang pramugari ketika Aria menatap catur dengan tatapan tertarik.

Pasalnya, Nolan juga sangat menyukai catur. Saat bocah itu masih berumur tiga tahun, ia menguasai betul permainan catur dan dari situlah kata 'jenius' disematkan padanya.

"Uwoo, chess!" Nolan menunjuk catur itu lalu bergerak minta diturunkan. Aria langsung menurunkannya. Bocah cilik itu lantas berjalan mendekati bidak catur dan menggerakan kuda berwarna hitam ke bidak lain.

"Checkmate!" serunya langsung membuat sang pramugari memberi ekspresi kagum.

"Wah, sepertinya putra nyonya memiliki bakat bermain catur. Dia sangat pintar, Mrs. Alexander." ujarnya masih memasang wajah tak percaya.

Aria mengelus puncak kepala Nolan, "Begitu, lah. Aku juga tidak percaya dia bisa sepintar itu." Aria kembali menggandeng tangan Nolan ke ruangan lain.

Selanjutnya pramugari itu membawanya ke ruangan yang berisi tempat tidur.

"Nonya, ruangan ini secara khusus di siapkan untuk anda. Bila Anda kelelahan, Anda boleh beristirahat disini.

Aria tergoda untuk menghempaskan punggungnya ke kasur queen size itu. Namun sebelum ia melakukannya, Nolan memanjat kasur itu duluan lalu melompat-lompat di atas.

"Nolan, apa kata mommy tentang melompat di atas kasur?" perintah Aria panik mengingat mereka berada di pesawat yang melayang di udara. Walaupun mustahil tapi Aria takut pesawat ini tiba-tiba jatuh karena ulah Nolan.

Nolan langsung berhenti melompat. Ia duduk di atas kasur dengan tertib.

"Mommy, can I sleep in here?" tanya Nolan dengan mata coklat yang penuh harap.

Aria mengangguk, "Boleh, sayang." ucapnya lalu duduk di atas kasur mengelus kepala Nolan. "Istirahatlah, pilot kecil mommy telah melakukan perjalanan yang melelahkan bukan?"

Nolan lantas segera menarik selimut dan berbaring di sana sedangkan pramugari itu kembali membawa Aria mengelilingi pesawat.

"Mrs. Alexander, untuk ruangan terakhir adalah kamar mandi. Jika a-"

"Kamar mandi? Disini ada kamar mandi?" tanya Aria dengan penuh semangat.

"Benar, nyonya."

"Jadi aku bisa mandi disana?"

"Tentu saja, nyonya."

Bukankah itu memang fungsi kamar mandi?

"Kalau begitu, aku ingin mandi sekarang." ucap Aria mengingat ia belum mandi sejak pagi. Bahkan tubuhnya sekilas bau sup kacang merah.

Sang pramugari langsung berjalan ke sebuah lemari dan mengambil sebuah handuk.

"Ini handuk untuk Anda. Baju ganti anda akan saya antar sesegera mungkin."

Aria menerima handuk itu, "Terima kasih." setelah itu sang pramugari keluar untuk membawa baju ganti. Lalu beberapa detik kemudian pramugari lain dengan rambut pirang datang membawa sebuah nampan berisi teko, gelas, dan sebuah panekuk diatasnya.

Ah kebetulan sekali.

"Hai, maaf boleh aku minta tolong?" tanya Aria pada pramugari pirang itu.

"Tentu, Mrs. Alexander. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan senyum semangat setelah menaruh nampan ke atas meja. Dia terlihat paling muda dan bersemangat diantara pramugari yang lain. Bahkan mungkin dia lebih muda darinya.

"Aku ingin mandi sebentar. Boleh tidak kau menjaga putraku sebentar?"

Pramugari itu mengangguk cepat, "Tentu saja, nyonya. Saya akan menjaga putra Mr. Alexander."

Aria mengerutkan kening lalu langsung meralat ucapan terakhirnya, "Dia putraku."

Sang pramugari terdiam lalu langsung tertawa, "Oh benar, maksud saya putra anda dan Mr. Alexander." ujarnya membuat ujung alis Aria berkedut kesal.

Ia tahu semua pekerja di pesawat ini pasti mengira Nolan adalah anak Aiden. Salahnya juga tidak memberi tahu kebenarannya. Tapi Aria tidak menyangka mendengar ucapan itu secara langsung akan semenyebalkan ini.

Tanpa membalas ucapan pramugari itu, Aria segera berjalan menuju ruang pesawat paling belakang dan menemukan kamar mandi disana.

"Kamar mandinyapun tidak mengecewakan." gumam Aria dalam hati setelah melihat betapa lengkapnya fasilitas kamar mandi itu.

Dari wastafel, lemari baju, dan ruang khusus kamar mandi. Pemandangan itu memanjakan matanya.

Tanpa pikir panjang Aria masuk ke ruangan yang berisi shower dan peralatan mandi lainnya.

Di sisi lain, Aiden yang baru selesai berbicara dengan Diego masuk ke ruang dimana Nolan tengah bermain dengan pramugari pirang tadi.

"Mr. Alexander." sang pramugari menunduk hormat. Sedangkan Nolan langsung berlari mendekati Aiden dan merentangkan tangan minta digendong. "Daddy!"

Aiden tersenyum, mengendong Nolan lalu mengedarkan pandang mencari Aria.

Tak menemukan wanita itu Aiden bertanya pada putranya. "Nolan, where is your mommy?"(Nolan, dimana mommymu?)

"Mommy is taking bath right now, daddy!"(Sekarang Mommy lagi mandi, daddy!) jawab Nolan.

"Oh..." seringai terulas di bibir Aiden. Ia mengelus pipi Nolan, "Daddy mau menghampiri mommymu dulu, ya."

Mendengar hal itu, Nolan bertanya. "What do you want to do daddy?"(Mau ngapain daddy?)

Aiden tersenyum, "Mengambil hatinya." ucapnya penuh makna lalu segera menurunkan Nolan ke kasur.

Nolan tak keberatan. Ia kembali bermain miniatur dinosaurus yang sempat ia bawa dari rumahnya dengan sang pramugari.

Di sisi lain, Aiden berjalan masuk ke kamar mandi. Lalu tanpa mengetuk terlebih dahulu langsung membuka pintu dimana Aria berada.

"Oh God, kau mengagetkanku!" Aria tersentak kaget lalu melebarkan mata melihat kehadiran Aiden.

Tangannya sontak menutup atasannya yang hanya mengenakan bra dengan handuk. Wajah memerah sedangkan Aiden menatap tubuh Aria dengan senyum menggoda. Ia mengusap bibirnya lalu melirik ke kanan kiri memastikan tidak ada siapapun disana sebelum masuk ke dalam.

"Kau! Kenapa tidak mengetuk pintu dulu?!" tanya Aria sembari mundur beberapa langkah saat Aiden berjalan mendekatinya.

"Pintunya tidak dikunci."

Aria mengutuk dirinya. Sial, kebiasannya dari dulu memang susah hilang. Ia tidak pernah mengunci pintu kamar mandi karena hanya tinggal berdua bersama Nolan.

"Aku lupa menguncinya."

Aiden menarik sudut bibirnya lalu langsung mengunci pintu kamar mandi dari dalam.

"Kenapa kau menguncinya?!" Aria shock.

"Bukankah kau bilang lupa mengunci pintu? Aku membantumu menguncinya."

Aria menggeram kesal. Pria ini!

Lalu tanpa Aria sadari Aiden berjalan mendekatinya dengan langkah pelan, mengikis jarak antar mereka.

Aria mendengar alarm bahaya. Ia mundur satu demi satu langkah hingga punggungnya menyentuh dinding kamar mandi lalu,

Srrr!

Aria memekik kaget ketika tiba-tiba shower diatasnya nyala dan seketika membasahi tubuhnya dan Aiden.

Aiden buru-buru menarik tubuh Aria kearahnya lalu menekan tombol dibelakangnya. Shower itu mati.

Tunggu, ia tidak melakukan apa-apa tapi kenapa shower itu nyala? Namun semua pertanyaan itu terjawab ketika Aria sadar punggungnya tak sengaja menekan tombol power otomatis untuk menyalakan kran air.

Dasar teknologi orang kaya!

Basah sudah semuanya.

Aiden menghela nafas. Ia menyisir rambutnya yang ke belakang lalu melepas jas hitamnya yang basah dengan asal.

Aria ingin meminta maaf karena sudah membuat baju Aiden basah, tapi entah mengapa ketika Aiden membuka dua kacing teratas, menggulung lengan kemeja, dan menatap lapar padanya, Aria merasa Aiden yang paling di untungkan disini.

"Lihat, aku basah semua." tanpa dibilang pun Aria juga tau. "Karena sudah seperti ini bagaimana kalau kita mandi bersama? Ini akan menghemat waktu. Kita tidak perlu melewatkan jam makan siang."

Aria melotot mata.

Ia langsung mengeratkan handuk dibagian atasnya lalu menggeleng keras. "Tidak. Aku yang lebih dulu sampai disini. Kalau kau mau mandi maka tunggu giliranmu!"

Bukan Aiden namanya kalau tidak keras kepala. Pria itu langsung membuka membuka kancing lainnya di hadapan Aria.

"Aku benci menunggu."

Aria melempar tatapan tajam, "Jangan macam-macam!" peringatnya.

Aiden tertawa. Ia mengangguk lalu segera menarik punggung Aria merapat padanya.

Aria terkesiap dan langsung merinding saat telapak tangan Aiden bersentuhan langsung dengan kulit punggungnya.

"Tenang saja, aku hanya akan melakukan satu macam. Dan kau tau hal yang paling ingin ku lakukan denganmu, bukan?" bisik Aiden sensual tepat di telinga Aria. Setelah berkata begitu Aiden mengecup pundak Aria.

Aria merinding. Ia tak bisa berpikir lagi. Yang dipikirkannya saat ini hanya satu. Kabur dari kamar mandi sekarang juga. Dan sepertinya dewi fortuna berada di pihaknya.

Pramugari yang katanya mengambil baju untuknya, mengetuk pintu kamar mandi.

"Nyonya, saya membawakan baju Anda."

Aria dan Aiden saling bertatapan. Aiden tampak jengkel sedangkan Aria tersenyum penuh kemenangan.

"Tentu, tolong tetap di depan pintu dan jangan pergi kemana-mana!" pinta Aria tak ingin pramugari itu meninggalkannya.

Aiden tak senang mendengar hal itu. Sedangkan Aria segera mendorong tubuh Aiden menjauh lalu berjalan mendekati knop pintu.

Mendapat perlakuan itu, Aiden memutar bola mata lalu segera menarik tubuh Aria kebelakangnya dan lebih dulu membuka knop pintu itu.

"Aiden!" Aria berteriak bingas.

Saat yang muncul adalah Aiden, pramugari itu tidak bisa menahan wajah terkejutnya, apalagi setelah melihat dada bidang tuannya yang terpapang jelas di balik kemejanya yang basah.

Padahal pramugari itu yakin yang membalas ucapannya adalah Aria, tapi kenapa tiba-tiba malah Aiden yang keluar?

Namun semua kebingungan itu menguap saat melihat sosok Aria berada di pojok kamar mandi.

"Kau bisa menaruh baju itu disana." Aiden menunjuk meja wastafel dengan dagunya.

Wajah sang pramugari seketika langsung merah, menerka-nerka kegiatan apa yang akan mereka lakukan.

Dengan cepat pramugari itu membungkuk mengucapkan kata maaf berkali-kali lalu menaruh baju Aria ke atas meja wastafel dan segera melenggang pergi.

Melihat kepergian pramugari itu, Aria tak bisa tidak merasa kecewa. Padahal ia sudah menyuruhnya tidak pergi. Saking kesalnya kalau ada pensil di tangan Aria, pasti pensil itu sudah patah menjadi dua.

Brak!

Pintu tertutup. Aiden tersenyum dengan tangan terlipat di depan dada dan tubuh bersender di samping pintu.

"Sampai mana kita tadi?"

Oh God, tolong siapapun selamatkan dia sekarang juga.

TBC.

---
PS: Halo semuaa... seperti biasa terima kasih sudah baca, vote, dan komen part ini, yaa. Makasih juga udah nyemangatin aku walau gk bisa ku balas satu-satu, tapi aku seneng bacanya hehe... Maaf karena kemaren gak bisa up cerita ini krn ada beberapa urusan. Semoga part ini memuaskan dan see u di part lainnya 💞🥰

Btw, aku seneng bacain komen kalian. Lucu" semua🤣

Continue Reading

You'll Also Like

60.3K 2K 35
Cerita tentang Ressa cewe unik dan cerewet dengan berbagai kekuranganya namun satu kelebihanya yaitu sabar menghadapi sikap Fian. Fian cowo gamers y...
2.5M 177K 33
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
10.8M 836K 64
[CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD (DI AKUN INI), SELAIN ITU PASTI PLAGIAT] seperti apa jadinya jika seorang CEO mesum menikah dengan seorang gadis SMA...
51.1K 2.2K 24
"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung...