TSUNDERE (MarkHyuck)✔

Da hani_raa

1.3M 138K 29.4K

"Kak Mark itu tsundere, tapi gue sayang." Tentang Haechan yang harus selalu memiliki kesabaran lebih untuk me... Altro

Awalnya
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
EPILOG
BONUS CHAPTER
OPEN THIS
BUKA

03

51.1K 5.6K 1.5K
Da hani_raa

"Njun, Na, kalian berdua beneran belum ngerjain tugas?!"

"Beneran Chan. Ini aja kita lagi panik."

"Aduh gimana dong?!"

Sekarang Haechan, Renjun, dan Jaemin tengah meributkan tentang tugas matematika yang diberikan minggu lalu. Ketiga lelaki manis itu panik karena dari ketiganya belum ada sama sekali yang mengerjakan tugas itu. Bahkan Jaemin yang biasanya tak pernah telat mengerjakan tugas, entah kenapa kini ia lupa mengerjakan.

"Apa kita bolos aja ya?" usul Haechan. "Biar kita bebas dari hukuman." sambungnya.

"Tapi kalau ketahuan bolos kita juga bakal dihukum sama pak Namjoon." balas Jaemin.

"Bener juga ya." Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya TERUS GIMANA DONG?!" sentaknya.

"KITA JUGA NGGAK TAU, SEO HAECHAN!" balas Renjun dan Jaemin bersamaan membuat Haechan mengerucukan bibirnya.

"Kayaknya bener kata Haechan deh, kita bolos aja." ucap Jaemin kali ini.

"Ya udah kalo gitu, ayo cepetan kita ke rooftop sebelum bel masuk." balas Renjun. Setelahnya ketiganya berlari meninggalkan kelas dan menuju rooftop.

Tapi ditengah jalan seseorang menghadang mereka membuat ketiganya takut dan meneguk ludah dengan susah payah. Bukan bukan. Itu bukan guru atau yang lainnya. Tapi itu adalah Mark yang menatap mereka --atau lebih tepatnya menatap Haechan dengan tatapan tajam.

"K-Kak Mark..." cicit Haechan takut-takut.

"Mau ke mana hm?" tanya Mark datar.

"M-mau ke kantin Kak." jawab Haechan, berbohong.

"Lo belajar bohong dari mana huh?" tanya Mark. "Ini bukan arah ke kantin, Seo Haechan!"

Mark mendekatkan wajahnya pada wajah Haechan membuat lelaki manis itu memejamkan matanya erat. "Gue tanya sekali lagi, lo mau ke mana? Hm?"

"M-mau k-ke rooftop." jawab Haechan.

"Mau ngapain ke rooftop? Bolos lagi?"

Mark mengehela napas pelan, "Lo kenapa susah banget dibilangin sih?! Kalo gue bilang jangan bolos ya jangan bolos, Seo Haechan!" omelnya.

"T-tapi ini urgent Kak, aku--

"Apapun itu, Seo Haechan!" sela Mark. "Sekarang balik ke kelas dan nggak ada kata bolos!" titahnya dengan penuh penekanan.

"Kak, tapi--Eh eh--AAA KAK MARK TURUNIN!!"

Haechan memekik begitu Mark menggendong tubuhnya seperti karung beras. Haechan berontak memukul-mukul bahu Mark brutal. Tapi Mark terus berjalan dengan Haechan digendongannya, tak memperdulikan fakta bahwa kini mereka menjadi pusat perhatian.

Mark menurunkan tubuh Haechan di depan kelas, "Masuk!" titahnya.

"Nggak mau Kak. Aku mau ke rooftop!" balas Haechan merengek.

"Seo Haechan..." panggil Mark dengan deep voicenya membuat Haechan meremang takut.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya seseorang membuat keduanya menoleh.

Haechan membelalakan matanya. Mampus. Pak Namjoon.

"Ini Pak, dia mau bolos!" jawab Mark menunjuk Haechan.

"YAK!"

"Udah sana, masuk kelas belajar yang bener!" ucap Mark sambil mengusak surai Haechan. "Saya permisi Pak!" setelahnya Mark berlari dari sana menuju kelasnya.

"Ayo masuk, Chan. Kamu mau diem aja di depan pintu?" ucap Pak Namjoon.

"E-eh i-iya Pak hehe." balas Haechan canggung lalu masuk ke dalam kelas.

Meanwhile Jaemin dan Renjun:

"Jadi gimana nih Njun?" tanya Jaemin bingung.

"Ya mau gimana lagi, kita lanjutin aja ke rooftop." jawab Renjun.

"Tapi kesian Echan." ucap Jaemin.

"Ck terus gimana Na? Emang lo berani ngelawan Kak Mark?" tanya Renjun.

"Ya nggak lah!" jawab Jaemin cepat.

"Nah makanya itu!" balas Renjun. "Udah yuk kita ke rooftop, sebelun ada guru bk patroli!"

"Hayuk deh!"

.

.

.

'Kak Mark bangsat!'

'Kak Mark nyebelin!'

'Gue benci Kak Mark!'

Haechan terus menyumpahi Mark dengan umpatan-umpatan kasar yang ia tau di dalam hati. Gara-gara pacarnya yang menyebalkan itu ia harus menerima hukuman berlari keliling lapangan 10 kali karena tidak mengerjakan tugas.

Sialnya lagi, ia belum sarapan.

Demi tuhan, kepalanya pusing banget daritadi. Mana baru putaran ketiga lagi.

'Semangat Chan!" batinnya menyemangati diri sendiri lalu kembali melanjutkan hukumannya.

Empat putaran...

Lima putaran...

Enam--

"Ah gue nggak kuat!" ucap Haechan. Kepalanya makin terasa pusing pandangannya mengabur, hingga akhirnya--

BRAK..

"WOI ADA YANG PINGSAN DI LAPANGAN!"

Itu yang terakhir Haechan dengar sebelum semuanya berubah menjadi gelap.

Setelah itu banyak murid-murid yang datang mengerumuni Haechan.

"Eh ada apaan itu rame-rame?" tanya Changbin sambil menunjuk kerumunan di lapangan.

"Kayaknya ada yang pingsan deh." jawab Lucas. "Liat yuk!" ajaknya.

"Nggak ah, gue males." tolak Mark. Nggak tau aja kalo yang pingsan itu pacarnya.

"Ck ayo Mark!" Changbin menarik paksa tangan Mark lalu mereka menerobos ke dalam kerumunan itu. Mark kaget setengah mati begitu melihat ternyata yang pingsan adalah pacarnya.

"ASTAGA HAECHAN!" teriaknya panik.

"KENAPA DILIATIN AJA, BUKANNYA DI BAWA KE RUANG KESEHATAN?! KALIAN PIKIR INI HAL KAYAK GINI TUH MENARIK BUAT DI TONTON HAH?!" omel Mark membuat orang-orang di sana menunduk takut.

Mark menggendong Haechan ala bridal lalu membawanya ke ruang kesehatan.

BRAK..

Mark menendang pintu ruangan kesehatan dengan kasar membuat petugas yang ada di sana terkejut.

"Ada apa Kak?" tanya salah satu petugas kesehatan, Umji.

"Lo buta?! Pacar gue pingsan!" jawab Mark galak.

"T-tenang dulu Kak." ucap adik kelas bernama Eunha. "Coba baringin di ranjang dulu, biar kita periksa."

Mark membaringkan tubuh Haechan di tempat tidur putih yang ada di sana lalu Umji dan Eunha mulai memeriksa keadaan Haechan.

"Penyebab pingsannya itu karena asam lambungnya naik dan maag-nya kambuh. Kemungkinan besar karena dia telat makan. Kita bakal kasih dia obat maag, tapi sebelum minum obat Haechan harus makan terlebih dahulu." jelas Eunha membuat Mark mengangguk-angguk paham.

"Ya udah kalau begitu kita permisi Kak." Setelah menutup tirai, Umji dan Eunha pun keluar dari sana membiarkan Mark berdua dengan Haechan.

Mark menghela napasnya lalu duduk di kursi, ia mengenggam tangan Haechan. "Lo pasti belum sarapan ya Chan? Dasar anak nakal!"

Mark mengambil handphone-nya dari kantong celana lalu menghubungi seseorang.

"Halo Jen!" sapa Mark.

"Halo Bang. Kenapa?" balas orang di seberang sana, Jeno.

"Lo lagi di mana?" tanya Mark.

"Di kantin. Kenapa emang?"

"Tolong beliin gue bubur ayam--

"Nggak mau!" tolak Jeno cepat. "Beli aja sendiri, punya tangan punya kaki diciptain sama Tuhan buat apa?"

Mark mengelus dadanya sabar. Kalau bukan adik kandungnya mungkin Jeno sudah Mark buang ke rawa-rawa.

"Ck ini Haechan sakit bego!" balas Mark. "Gue harus jagain Haechan di ruang kesehatan, jadi gue minta tolong sama lo buat beli bubur ayam di kantin."

"Hah?! Calon kakak ipar gue sakit?!" tanya Jeno berlebihan. "Oke Bang, gue otw!"

Pip..

Mark mematikan sambungan telepon itu sepihak lalu kembali memasukan handphone-nya ke dalam saku. Ia kembali berpokus pada Haechan dan menggenggam kedua tangan pacarnya.

"Ck ayo dong bangun. Lo bikin gue khawatir aja sih!" ucap Mark, ia menciumi punggung tangan pacarnya berkali-kali.

"Ungg.." Haechan melenguh pelan dan perlahan membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matany beberapa kali lalu mengernyit bingung tentang berada di mana dirinya sekarang.

"Udah sadar hm?"

Haechan menolehkan kepalanya ke samping, "Kak Mark?"

"Minum dulu!" Mark mengambil air putih yanh berada di atas nakas lalu membantu Haechan untuk minum.

"Kok aku bisa di sini Kak?" tanya Haechan.

"Tadi lo pingsan di lapangan, jadi gue bawa lo ke sini." jawab Mark.

"Tadi petugas kesehatan bilang maag lo kambuh dan asam lambung lo naik. Lo telat makan lagi ya?"

"Uhm, t-tadi aku nggak sarapan Kak." jawab Haechan.

"Ck lo tuh punya maag akut Chan, kebiasaan banget sih, telat makan mulu. Kalo udah kambuh gini si--

"Hng Kakak, aku lagi sakit kok diomelin!" rengek Haechan, ia menatap Mark dengan puppy eyesnya.

Mark mengalihkan pandangannya. Haechan memang tau sekali apa kelemahan Mark.

Sret..

"Bang!"

Tirai di buka dan masuklah Jeno ke dalam. Di tangannya ia membawa kantong plastik berisikan bubur ayam yang baru ia beli di kantin.

"Nih buburnya!" ucap Jeno sambil memberikan bubur itu pada Mark.

"Lo sakit apa Chan?" tanya Jeno.

"Maag gue kambuh No." jawab Haechan.

Jeno mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Haechan tapi Mark menepis tangannya kencang.

"Aw, apa sih Bang. Gue cuma mau megang si Haechan aja nggak boleh, posessif amat." protes Jeno.

"Ck udah sana lo keluar!" usir Mark.

"Habis minta tolong bukannya bilang terimakasih malah ngusir. Dasar abang nggak tau diri!" kesal Jeno.

Mark mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang dua puluh ribu pada Jeno. "Dah sana pergi!"

"Nah gitu dong!" ucap Jeno girang. "Makasih ya abangku sayang!"

"Jijik. Pergi sana!"

Jeno cengengesan lalu setelah berlari keluar dari sana.

"Sekarang lo makan." ucap Mark ia mengeluarkan bubur itu dari dalam plastik. Lalu menyendok bubur itu dan menyodorkannya tepat di depan mulut Haechan.

"Hngg.." Haechan menutup mulutnya rapat dan menggeleng tanda ia tidak mau. "Pahit Kak."

"Tapi lo harus makan supaya bisa minum obat." bujuk Mark.

"Nggak mau!"

"Seo Haechan!"

Haechan meneguk ludahnya dengan susah payah lalu dengan terpaksa menerima sodoran sesendok bubur dari Mark. Ia menelan makanan berwarna putih itu dengan terpaksa dan susah payah.

Entah kenapa, deep voice Mark seperri sebuah sihir yang membuat Haechan tak berdaya. Seolah-olah seperti alpha tone yang membuat sang omega tak berdaya dan mau tak mau menuruti kemauan sang alpha.

Beberapa menit kemudian acara makan itu pun selesai. Setelah itu barulah Haechan meminum obat pereda maag dengan dibantu oleh Mark.

"Lo mau di sini atau balik ke kelas?" tanya Mark.

"Uhm, di sini aja boleh?" jawab Haechan ragu.

Mark mengangguk, "Biar nanti gue izinin lo ke guru matpel."

"Makasih ya Kak." ucap Haechan tulus.

"Hm. Sekarang istirahat, gue bakal jagain lo di sini." balas Mark.

Haechan menganggukan kepalanya. Ia mulai menyamankan posisi berbaringnya lalu memejamkan mata. Tak lama Haechan sudah masuk ke alam mimpi.

Mark tersenyum, tangannya aktif untuk mengusap rambut Haechan dengan lembut. Ia mencium kening Haechan lalu berbisik,

"Cepet sembuh--





--sayang!"

Tbc..

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1.9M 208K 28
Haechan sudah resmi bercerai dengan Mark
1.9K 268 8
[HIATUS] Hidup (Name) kacau sebelum memasuki dunia mashle, berpetualang dan bertemu dengan orang orang baru membuatnya mengalami pengalaman yang berh...
418K 7.9K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.