16

35K 3.8K 534
                                    

"SAYANG DASI AKU MANA YA, KOK NGGAK ADA?!" teriak Johnny yang masih sibuk mencari dasi kantornya.

"MAMA, KAOS KAKI ECHAN DI MANA?" tanya si bungsu kali ini, sembari sibuk mengobrak-abrik lemari pakaiannya mencari benda kecil miliknya itu yang entah kenapa sering sekali hilang.

"ASTAGA PAPA, ITU KAOS KAKI ECHAN. JANGAN DIPAKE, NGGAK BAKAL MUAT!" seru Haechan kaget.

"LOH INI PUNYA KAMU?!"

"IYA IH. DARI TADI ECHAN CARIIN JUGA!"

"DERY, ITU HOODIE GUE. BALIKIN ANJING!" sungut San sembari berusaha merebut hoodie yang berada di tangan adik kembarnya.

"INI HOODIE GUE PANTEK, NGGAK USAH NGAKU-NGAKU!" balas Hendery keukeuh. Ia menyembunyikan hoodie itu di belakang tubuhnya.

"CK BATU NIH BOCAH!" Dengan gerakan kilat, San mengambil hoodie itu. "NIH LIAT, ADA LAMBANG HURUF 'S'-NYA." ucapnya sembari menunjukan lambang huruf 'S' kecil yang berada di bagian dada hoodie itu.

"LAH IYA YA." Hendery menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal. "CK LAGIAN LO NGAPAIN SIH BELI HOODIE YANG WARNANYA SAMA KAYAK GUE!"

"YA SUKA-SUKA GUE!"

"JADI HOODIE PUNYA GUE DI MANA DONG?!" Hendery berseru panik. Masalahnya hari ini dia udah janjian mau couple-an warna hoodie sama pacarnya.

"MAMA, HOODIE DERY YANG WARNA MAROON DI MANA?"

Chitta memijat pelipisnya pening mendengar teriakan suami dan ketiga anaknya.

"HITUNGAN KETIGA KALIAN NGGAK TURUN, SEMUA MASAKANNYA MAMA KASIH KE LOUIS SAMA LEON!" teriak Chitta dengan nada tegas.

"Satu!"

Suara gaduh mulai terdengar dari lantai atas.

"Dua!"

"Minggir Chan, ngehalangin jalan lo!" seru Hendery sembari mendorong Haechan

"Ih Sakit, bego!" sungut Haechan mengusap-usap lengannya yang terbentur tembok.

"TIGA!"

Tepat pada hitungan ketiga, semua anggota keluarga Seo sudah berkumpul di ruang makan.

Dengan Johnny yang belum memakai dasinya dengan benar, hanya disampirkan dengan asal di lehernya.

Haechan yang hanya memakai kaos kaki sebelah kanan.

Serta Hendery dan San yang saling melempar tatapan sinis satu sama lain.

"Udah ributnya hm?" sindir Chitta.

Bapak dan ketiga anaknya itu hanya cengengesan dengan wajah seolah tanpa dosa.

"Heran, setiap pagi selalu aja teriak-teriak. Ini tuh bukan di hutan, kalian nggak malu sama tetangga?!"

Maung ngomel. jk

"Maaf." ucap keempat orang itu bersamaan.

Chitta menghela napas dan mengelus dada. "Ya udah, ayo makan!"

Setelahnya keluarga itu makan dengan tenang.

"Oh ya, lusa Papa sama Mama bakal ke Thailand." ucap Chitta memberitahu.

"Mau ngapain, kok tumben?" tanya San. Biasanya Chitta pulang ke kampung halamannya cuma pas ada perayaan hari-hari besar aja.

"Kita mau jengukin Oma, Sayang." jawab Johnny.

"Oma sakit? Sakit apa?" tanya Haechan kali ini.

"Penyakit jantungnya kambuh, jadi sekarang harus dirawat di rumah sakit." jelas Johnny.

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang