Uncontrolled Lust [M] ✔

By myungyu

78.6K 6.5K 473

Tumpukan kertas yang akan diletakkan di mejanya itu tiba-tiba terlepas dari tanganmu dan jatuh berserak di la... More

prologue
01
02
03
05
06
07
08
09
10
epilogue
Next Project

04

7K 524 33
By myungyu

WARNING! MATURE CONTENT!
STRICLY FORBIDDEN FOR CHILD
🌚🌚🌚

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pagi ini kau mengerjakan segala sesuatunya dengan lemas dan tak bertenaga. Bahkan Heeyoung sampai menawarkan jasanya untuk membelikan vitamin. Tapi kau tolak, karena sejujurnya yang kau perlukan saat ini bukan hanya vitamin. Kau memerlukan sesuatu yang bisa membukakan masa depan yang cerah untukmu. Mengusir iblis itu pergi dari hidupmu sehingga kau bisa menemukan laki-laki yang mencintaimu dengan tulus.

Beberapa kali kau menguap saat menatap layar komputer terlalu lama. Hari ini kau sudah datang pagi-pagi sekali karena sejujurnya kau tak tidur semalaman. Kau hanya tak ingin Wonwoo datang lagi ke mimpimu dan melakukan hal yang tidak-tidak. Jadi kau paksakan matamu untuk terbuka semalaman penuh.

Setelah mengetahui semua faktanya, kau merasa semakin kehilangan arah. Mungkin sebagian wanita enggan untuk menikah dan lebih fokus pada karirnya, tapi berbeda denganmu. Kau bekerja selama ini adalah untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan kau gunakan untuk berumah tangga. Lalu jika tidak akan ada yang menikahimu, untuk apa kau mengumpukan uang selama ini? Toh kelurgamu juga tak mempedulikanmu masih hidup atau tidak.

"Apa aku memang dilahirkan tanpa bisa dicintai semua orang?" Gumammu pelan.

Kau mengenyahkan pikiran tersebut dan kembali berkutat dengan komputermu. Kau ingin mengetik surat pengunduran dirimu, lebih tepatnya.

Sampai beberapa menit kemudian, kau mendapati iblis tersebut tengah mendekatimu guna menuju ruangannya.

Meski sudah kehilangan rasa hormatmu padanya, kau tetap beranjak dari kursimu dan menundukan kepalamu sesaat. Namun kau tak menampilkan ekspresi apapun, tersenyum pun tidak.

"Apa seperti ini cara sekretaris menyapa atasannya?" Sindirnya

Kau lantas menatapnya dingin. Persentan jika iblis ini ingin membunuhmu karena perbuatanmu yang terlihat menantangnya, tapi bukankah itu lebih baik? Toh mimpimu selama ini juga tak berarti apapun.

"Memangnya seperti apa pak?" Tanyamu balik.

Wonwoo yang hari ini memakai setelan hitam yang sebenarnya terlihat sangat memikat itu lantas melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat angkuh sekali.

"Apa anda ada masalah hari ini? Anda terlihat sangat tak bertenaga, bahkan tersenyum pun tidak." Ucapnya sebari menyeringai puas.

Kau menatapnya dengan tatapan jengkel bukan main. Bagaimana bisa laki-laki ini masih bersikap seolah-olah ia tak mengetahui alasan dibalik 'tidak bertenaga'nya dirimu? Ah iya, kau lupa dia kan memang iblis.

"Saya rasa itu adalah privasi saya. Tapi maaf jika cara saya menyapa anda membuat anda tidak nyaman, Pak Jeon."

"Perlu anda tahu bahwa saya sangat tidak nyaman." Ucapnya sembari menekankan kata sangat.

"Kalau begitu anda berhak untuk memecat saya, Pak."

Jeon Wonwoo menunjukan ekspresi yang tak kau duga. Ia justru tertawa kecil begitu mendengar keseriusanmu dari kata-kata tersebut.

"Pft! Jangan bercanda. Setelah anda  menyelesaikan surat pengunduran diri anda, segera temui saya."

Kau tersentak. Bagaimana ia bisa tahu bahwa kau sedang menulis surat itu? Jangan-jangan ia memang bisa membaca pikiranmu? Kurang ajar sekali iblis ini.

Setelah mengatakan hal tersebut, ia segera berlalu dari hadapanmu menuju ruangannya.

Sepeninggalnya, kau merasa amat sangat kesal karena terlihat jelas bahwa kau tengah dipermainkan olehnya. Bagaimana caranya menang melawan seorang iblis? Haruskah kau melakukan pengusiran setan di kantor? Augh! Saking kesanya kau bahkan mengebrak mejamu sesekali.

Setelah beberapa menit berkutat dengan surat pengunduran diri yang sudah tercetak di sebuah kertas, kau segera memenuhi perintahnya untuk menghadap ke ruangannya.

Setelah acara mengetuk dan diijinkan masuk, kau pun langsung berhadapan dengan Jeon Wonwoo yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Sembari menumpu kedua sikunya di atas meja dan menautkan jemarinya layaknya seorang master yang tengah menunggu tawanannya sejak tadi.

Tanpa rasa ragu, kau melangkah mendekatinya dan meletakan surat tersebut dengan kasar.

"Apa kau memang bisa membaca pikiranku?" Tanyamu tanpa basa basi.

"Apa anda tidak punya etika saat berbicara dengan atasan anda?" Sarkasnya.

"Persetan dengan etika, aku sudah kehilangan rasa hormatku padamu. Lagipula, kau pikir kau punya etika? Kau saja tidak punya etika, maka jangan mengharapkan orang lain untuk beretika padamu." Balasmu tak kalah sarkas.

Melihatmu yang tersulut emosi, sepertinya membangkitkan rasa keiblisannya. Karena setelah itu ia hanya tertawa puas.

"Akhirnya kau menunjukan dirimu yang sebenarya ya? Pantas saja Wonwoo begitu membencimu, mulutmu itu pedas sekali ketika berbicara." Ucapnya.

Lagi-lagi Wonwoo. Kau tak habis pikir, kenapa anak laki-laki berusia delapan tahun itu menyimpan dendam sebegitu dalam pada seorang gadis kecil hanya karena mendapat penolakan? Kau bahkan sangat yakin, sudah menolaknya dengan halus.

Mengingat akar dari kesialanmu adalah karena penolakan di masa anak-anak itu, sukses membuatmu semakin terbakar emosi.

"Tak perlu berbasa basi. Aku akan mengundurkan diri. Terima atau tidak, aku akan tetap pergi." Jelasmu singkat.

"Kau pikir dengan pergi dariku, kau akan terlepas dari dendam Wonwoo? Kau pasti lupa kalau kita ini sudah terikat. Maka dari itu, daripada menyusahkan satu sama lain, lebih baik kita jalin hubungan yang saling menguntungkan." Jelasnya

Kau mengerutkan keningmu bingung.

"Maksudmu?"

Wonwoo beranjak dari tempatnya kemudian mulai menuntunmu untuk duduk di sofa panjang sementara ia duduk di sebelahmu.

"Sebelum kematiannya, Wonwoo hanya mengatakan bahwa kau tak boleh menjalin hubungan dengan siapapun sampai ajal menjemputmu. Apa kau tau artinya itu?" Tanyanya

Kau menghela napas. Rasanya berat sekali mendengar perkataan laki-laki itu tentang takdir yang akan menantimu di dama depan.

"Aku akan melajang sampai tua." Balasmu asal

"Ada makna lain yang tersirat di baliknya. Jika Wonwoo tak menginginkanmu untuk menjalin hubungan dengan siapapun, apa kau tak pernah berpikir bahwa ia hanya ingin kau ditakdirkan untuknya? Maksudku, kau tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dengan dirinya. Bukankah artinya seperti itu?"

Kau meliriknya sekilas sebelum akhirnya membuang napasmu gusar.

"Tapi Wonwoo sudah mati, jadi percuma saja. Intinya aku akan tetap melajang bukan?"

Laki-laki itu tersenyum. Ia mulai menggenggam kedua tanganmu dengan lembut seolah memintamu hanya memfokuskan dirimu padanya.

"Wonwoo yang aku maksud disini adalah tubuh yang sedang ku gunakan ini. Jikapun jiwa Wonwoo yang sudah mati itu tidak terima, tetap saja tubuhnya sudah menjadi milikku. Aku yang mengendalikkanya dan aku juga yang akan mewujudkan keinginannya, yaitu untuk menikahimu."

Kau sebenarnya cukup terkejut dengan jalan pikiran iblis ini. Tapi kembali lagi pada pilihannya, bahwa kau akan menikah dengan seorang iblis jika kau menyetujuinya. Bukan manusia, tapi iblis. Sudah pasti jalan masuk neraka terbuka lebar untukmu nanti.

"Aku tak mau. Kau ini iblis." Sanggahmu.

"Anh (y/n), bukan aku yang akan kau nikahi, tapi Wonwoo. Jadi anggap saja kau menikah dengan Jeon Wonwoo sebagai permintaan maafmu pada jiwanya yang sudah mati. Lagipula, bukankah kau selama ini menginginkan keluarga kecil yang bahagia?" Tuturnya

Kau menatapnya terkejut. Sudah bisa dipastikan bahwa iblis ini bisa membaca pikiranmu.

"Aku yakin kau tak akan menyesal jika menikah dengannya. Keluarga Jeon Wonwoo itu sangat kaya raya. Kau tak tahu kan bahwa ayahnya adalah direktur perusahaan ini?"

Lagi-lagi kau terkejut bukan main. Yang kau tahu direktur perusahaan ini adalah ayah dari Pak Jeon Jungkook. Jadi hubungan macam apa yang sedang disembunyikan Jeon Wonwoo ini?

"Jangan bilang, kau adalah saudara kandung Jeon Jungkook?!" Tebakmu seketika.

Wonwoo tertawa mengejek sebelum ia mengangguk dan membenarkan.

"Gila!" Tak banyak kata yang bisa menggambarkan bagaimana gilanya dirimu yang telah menolak seorang Jeon Wonwoo di masa lalu. Jikapun kau tahu bahwa ia akan menjadi orang yang kaya raya saat ini, mungkin dulu kau sudah menerimanya. Bukan bermaksud materialistis, hanya saja hidup memang perlu uang kan?

"Aku tau kau menyesal, maka dari itu, jangan sampai kau menyesal untuk yang kedua kalinya karena telah menolak usulanku ini." 

Sebenarnya hanya ada dua pilihan untukmu saat ini yaitu menikah dengan iblis ini dan masuk neraka, atau melajang seumur hidup.

Kau akui cara iblis ini membujukmu benar-benar sangat lihai. Ia bahkan dengan halusnya membujukmu mengikuti jalur sesatnya. Memang iblis sialan.

Tapi bukankah dosa-dosamu selama ini sudah sangat banyak? Tanpa menikah dengannya pun, kau yakin kau akan masuk neraka pada akhirnya. Jadi dari pada melajang seumur hidup yang mana hidup ini hanya sekali, kau memilih untuk menerima usulannya. Meski kau yakin, tak akan ada jalan terang dari Tuhan yang menuntunmu kembali, sekali kau terikat dengan iblis ini.

"Baiklah, aku akan menikah denganmu."

Seketika itu kau melihat Wonwoo tersenyum. Lalu tangannya ia gunakan untuk mengusap puncak kepalamu dengan lembut.

"Pilihan yang bagus, sayang." Kali ini nada suaranya tak lagi dingin dan menekan.

Namun kau rasa ada yang janggal disini. Kau mulai menatapnya curiga.

"Kau bilang kau terjebak dalam tubuh Wonwoo kan? Lalu apa menikahiku adalah cara untuk membebaskanmu juga? Karena ku rasa, iblis tak akan sebaik dirimu untuk hanya menuruti keinginan seseorang yang sudah mati. Bukan begitu?" Tanyamu

Wonwoo lantas tersenyum dan dengan gerakan tiba-tiba ia menarikmu ke dalam pelukannya.

"Ternyata kau tidak sebodoh yang ku pikirkan. Aku suka wanita yang pintar sepertimu. Tapi menikahimu bukanlah cara untuk mebebaskanku." Bisiknya yang mampu membuat sekujur tubuhmu merinding.

"Lalu?"

"Caranya adalah dengan kau harus melahirkan anakku."

Kau lantas mendorong jauh tubuhnya dan menatapnya tak percaya.

"Aku tak mau!" Tolakmu.

"Kau tak akan menanggung malu, toh kita akan menikah." Jawabnya santai.

"Tapi kenapa harus mengandung anakmu?"

Wonwoo menyeringai.

"Karena aku ini incubus, iblis yang bertugas menyesatkan manusia melalui nafsunya. Dan misi utamaku adalah menghamili wanita-wanita kesepian melalui mimpi, sama sepertimu. Tapi karena aku terjebak dalam tubuh ini, maka anak darimu adalah kunci kebebasanku." Jelasnya

Kau masih tak percaya ini. Menikah saja mungkin masih bisa kau terima tapi melahirkan anaknya? Kau tak pernah membayangkan bagaimana bayi iblis itu akan tumbuh di rahimmu. Kau sudah benar-benar tersesat saat ini.

"Mari kita mulai."

Baru saja kau melamun sebentar, kau suduh tersentak lagi dengan penurutannya.

"M-mulai apa?" Tanyamu panik

Wonwoo tak banyak bicara ia justru langsung membuka jasnya dan seluruh kancing kemejanya sehingga memapangkan otot perutnya yang terbentuk sempurna.

"Apa lagi jika bukan misiku. Lebih cepat kau hamil, maka lebih baik."

Saat ia ingin menindihmu, kau tahan tubuhnya.

"Jangan gila, kita sedang di kantor. Bagaimana jika ada yang tahu?" Ucapmu mencari alasan.

Wonwoo menghela napas malas kemudian dengan menjentikan jari, pintu ruangannya sudah terkunci seperti saat itu.

Ctak!

"Tak akan ada yang menganggu kita, sayang. Jadi nikmatilah."

"Tapi Won- hmpp!"

Belum sempat mencari alasan, Wonwoo sudah lebih dulu membungkam bibirmu dengan ciuman panasnya. Kali ini ia tak memulai semuanya dengan lembut, dari ciumannya kau tahu bahwa ia menginginkan kegiatan yang sangat panas di hari yang terik ini.

"Nnghhh"

Meski begitu ia tak lupa memberikan sentuhan-sentuhan yang dengan begitu mudahnya membangkitkan hasratmu untuk bersetubuh.

"Sialan! Kau memang iblisshh aah!"

"Yes, I am." ucapnya sebelum menelanjangimu di atas sofa ruangannya.

Kau tak pernah merasakan sensasi ini. Rasanya seperti terbakar jika bersetubuh di siang hari ditambah lagi dengan tempat yang cukup membuat adrenalin mu bekerja lebih cepat. Rasa takut akan tertangkap basa itu yang justru membuat hasratmu semakin besar. Kau terus menatap kerah pintu, takut-takut jika ada yang datang dan memergoki kalian sedang melakukan penetrasi.

"Wonwoo, kita harus cepat." Ucapmu di tengah-tengah kesulitanmu untuk menarik napas lantaran Wonwoo tengah menciumi lehermu. Membuat darahmu berdesir menginginkan hal yang lebih.

"Aku ingin membuat sex pertama kita di dunia nyata berkesan untukmu. Bukankah aku sangat baik?"

"Cih! Mana ada iblis yang baik."

Wonwoo menyeringai, ia lantas menggendongmu dan meletakan tubuhmu di atas meja kerjanya. Karena tak biasa melakukannya dalam keadaan seperti ini, kau merasa malu.

"K-kita kembali saja ke sofa."

Namun Wonwoo menakupkan kedua pipimu dan mengusapnya lembut memberikan sedikit ketenangan untukmu yang masih merasa sangat malu. Bahkan dengan tubuh telanjang kau duduk di atas meja kerjanya sementara ia baru melepaskan atasannya saja.

"Apa ini cukup berkesan untukmu?"

Dengan singkat kau mengangguk saja agar ia puas dan segera memulai kegiatannya.

"Aku ingin kau ingat bahwa diatas meja ini, aku pernah menyetubuhimu."

"Aahhhh!"

Setelah mengatakan hal tersebut ia menghentakan tubuhnya, tanda bahwa kegiatannya baru saja dimulai. Dengan gerakan lambat yang teratur ia membuatmu merasakan kenikmatan duniawi yang tiada tara.

Kau bahkan lupa bahwa sebelum masuk ke ruangan ini dan berakhir mengangkang untuknya, kau bertekad untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini.

Sekarang kau sudah tersesat. Kau rasa tidak akan ada ampun untuk manusia penuh dosa sepertimu.


*****

To be continue~

*****

Kau gak tau, ini isinya dosa semua T.T
Batasanku nulis NC keknya emang cuma sampe sana, gak bisa bikin yang lebih detail lagi.

Gaes, aku bener bener gak mau work ini menghilang.

Jadi yang merasa anak kecil, tolong banget menjauhlah dulu ya.
Aku mohon banget🙏


Kebangetan emang incubus satu ini, jangan sampe tersesat gaes🌚

Continue Reading

You'll Also Like

374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
100K 7.2K 21
Draco berusaha keras untuk mempertahankan Hermione agar tetap disisinya, apakah Lucius dan Narcissa akan ikut campur dalam hubungan mereka?. Nasib d...
7.2K 1K 48
[BUKAN CERITA BXB/BL] Samara Angelica Rosane namanya, gadis yang sebenarnya cukup manis dan cantik serta anggun, namun setelah ia melihat sendiri bah...
16.3K 2.5K 13
Kau tak begitu mengenalnya meskipun beberapa kali bertemu dengannya. Yang kau ingat, ia laki-laki tertindas yang menolongmu dengan caranya sendiri. K...