QUEEN IMMORTAL โœ…END

By Andincya

107K 10.5K 2.1K

(lengkap) //WARNING! FOLLOW DULU SEBELUM BACA!// . . . "alena! " "apa..! tapi bagaimana mungkin?" "kau... More

PROLOG
"โ€.one.โ€"
"โ€.Two.โ€"
"โ€.three.โ€"
"โ€.four.โ€"
"โ€.five.โ€"
"โ€.six.โ€"
"โ€.seven.โ€"
"โ€eight.โ€"
*CAST*
"โ€.nine.โ€"
"โ€.ten.โ€"
"โ€.eleven.โ€"
"โ€.twelve.โ€"
"โ€.thirteen.โ€"
"โ€.fourteen.โ€"
"โ€.Fifteen.โ€"
"โ€.sixteen.โ€"
"โ€.seventeen.โ€"
".โ€eighteen.โ€"
"โ€.nineteen.โ€"
"โ€.twenty.โ€"
"โ€.twenty-one.โ€"
"โ€.twenty-two.โ€"
"โ€.twenty-three.โ€"
"โ€.twenty-four.โ€"
"โ€.twenty-five.โ€"
"โ€.twenty-six.โ€"
"โ€.twenty-seven.โ€"
*new cast*
"โ€.twenty-eight.โ€"
"โ€.thirty.โ€"
โ€*END*โ€
โ€*Epilog*โ€

"โ€.twenty-nine.โ€"

1.8K 189 12
By Andincya

❤🐼

●●●

Ketika Raja Luis hendak menyerang Raja Raymond, tiba-tiba fokusnya teralihkan.

"Ayah!"

Mendengar seruan itu, sontak membuat Raja Luis berbalik.

"Putri ku!"

Alena berlari menghampiri sang Ayah, kemudian menghambur kepelukannya.

Dengan sigap Jhosua dan Will melindungi keduannya.

"Shit!" umpat Raja Raymond, kesal melihat Alena yang berhasil lolos.

"Kau tidak apa-apa 'kan putri ku?" ujar khawatir Raja Luis.

"Iya Ayah, aku baik-baik saja," jawab Alena seraya melepas pelukannya.

Raja Raymond hanya diam, tatapannya datar tanpa ekspresi, namun tiba-tiba sudut bibirnya melengkung membentuk seringaian yang sangat mengerikan. Ternyata ia menyeringai menatap bulan purnama berwarna merah semerah darah di langit malam itu.

Para werewolf termasuk Will mulai tak terkendali, melihat hal itu Alena khawatir dan hendak menghampiri Will, namun tiba-tiba tubuhnya dihujami rasa sakit yang teramat, membuatnya jatuh tersungkur.
"Akh!"

"Putriku!" dengan sigap Raja Luis memangku putrinya yang tengah mengeram menahan rasa sakit.

"Ada apa dengan Alena!?" tanya Zena dan Merina yang menghampiri Raja Luis.

"Lebih baik kalian bawa dia kepada Ratu Amelia!" titah Raja Luis.

"Hahahaha!" gelak tawa Raja Raymond pecah seketika.
"Percuma saja, ritualnya sudah di mulai, jadi terima saja."

"Apa yang kau lakukan pada putriku!" gusar Raja Luis.

"Bukan apa-apa."

Tiba-tiba Raja Raymond melapalkan sebuah mantra, dan muncullah makhluk-makhluk menyerupai kerangka tengkorak yang hidup, seakan diberi nyawa.

"Serang mereka!" seru Raja Raymond.

Pasukan tengkorak itu pun maju menyerang pasukan Raja Luis.

"Kalian jaga Alena!" titah Raja Luis yang di patuhi oleh Merina dan Zena.

Raja Luis, Alan, Brandon dan lainnya bersatu melawan pasukan tengkorak itu, namun pasukan itu tak mudah untuk dimusnahkan.

"Akh! Ba–badanku s–sakit sekali, akh!" ringis Alena dengan keringat dingin terus menyucur dari keningnya.

"Bagaimana ini Mer?!" panik Zena.

"Aku juga tidak tahu," ujar frustrasi Merina.

Will menggeram kesal melihat tubuh Alena terbaring lemah dalam pangkuan Zena, meski dalam keadaan tak terkendali akibat sedang bulan purnama, namun Will masih tetap sadar jika melihat kondisi Alena.

Tanpa pikir panjang, Will menyerang Raja Raymond dengan wujud srigalanya.
Namun serangannya dapat ditangkis dengan mudah oleh Raja Raymond.
"Ckk! Kau pikir kau bisa melawanku, srigala lemah!?"

Leon yang sudah menguasai tubuh Will sepenuhnya mengeram tak terima mendengar perkataan Raja Raymond yang meremehkannya.

Bugh..!

Will kembalai menyerang. Berkali-kali ia menerjang dan akhirnya sebuah cakaran mendarat di lengan kanan Raja Raymond. Nampak mata Raja Raymond berkilat merah menandakan ia begitu marah.

"Kau! Beraninya kau melukai ku!"

Raja Raymond kembali merapalkan sebuah mantra, kemudian muncul pedang perak dari tangan kanannya.

"Alena," sapa Zena sambil mengusap keringat yang sudah mulai mengering dikening Alena.

Alena tersadar, badannya sudah tak terasa sakit lagi. Ia pun melihat bahaya tengah mengancam mate-nya, dengan sekejap mata ia sudah berada di depan Will.

Raja raymond semakin marah melihat Alena kini sudah baik-baik saja, itu berarti ritualnya tidak berjalan dengan baik.

"Will, sadarlah!" Seru Alena dengan posisi masih sigap di depan Will.

Leon hanya mengeram, lalu bulan sudah kembali pada wujud aslinya, dan itu membuat kesadaran para werewolf mulai kembali.

Kini Willlah yang menguasai tubuhnya.

"Alena, mundur!" serunya.

"Tidak akan!"

Raja Raymond semakin bertambah emosi, kesempatan yang ia tunggu bertahun-tahun lenyap begitu saja.

***

*Gray pov*

Aku terus mencari keberadaan Erlan, hingga aku tiba di depan ruangan tempat biasa Elis melakukan eksperimennya. Karena penasaran, aku pun membuka pintu itu, dan benar saja, Erlan ada di sana dalam kedaan duduk dikursi dengan tali sihir yang mengikat tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan pada Erlan!"

Elis dan Erlan menoleh ke arahku.

"Sayang!"

Cihh! Aku muak mendengar panggilan itu.

"Grey! Cepat hentikan dia! Dia akan melaksanakan ritual itu!" seru Erlan padaku.

"Apa!" rasanya emosiku naik hingga ke ubun-ubun.

"Kau mengkhianatiku lagi!"

"Aku tidak bermaksud mengkhianatimu, sungguh!"

"Cihh! Dasar jalang!"
Dengan cepat ku keluarkan sihirku dan melepaskannya ke arah Elis.

Wush..

Prangg!

Sebuah tameng muncul melindunginya.

"Jangan memaksaku untuk melawanmu Grey!" seru Elis, namun tak ku hirau kan.

"Lawan saja aku!"
Aku berlari ke arahnya dan hendak melontarkan serangan, namun.

"Berhenti! Atau sahabatmu ini akan mati di tangan ku!" seketika tubuhku melemah tak berdaya, nyawa Erlan ada ditangan Elis sekarang. Jika aku mendekat, aku takut belati ditangan Elis akan benar-benar menyentuh lehernya.

"Dasar jalang! beraninya kau menjadikan ku sebagai tameng!" seru Erlan emosi.

"Diam!"

"Lepaskan Erlan sekarang El!" seruku.

"Hahaha! Kau pikir aku bodoh! Diam di situ! Jika kau maju selangkah saja, maka akan ku pastikan kepalanya terpisah dari tubuhnya."

"Sial! Jangan dengarkan dia Grey, halangi saja dia. Selamatkan Alena!"

Aku bingung harus bagaimana, disatu sisi aku ingin menyelamatkan Alena, gadis yang kucintai. Namun Disisi lain, aku tidak mau mengorbankan Erlan, satu-satunya sahabat ku.

"Bagus, diam disitu dan aku akan melaksanakan ritualnya."

"Tidak! grey! Lakukan sesuatu! Jangan diam saja!"

Tubuhku masih mematung di tempat, tak menghiraukan seruan Erlan. Nampak Elis sudah memulai ritualnya. Aku benar-benar tak berdaya sekarang. Setelah lama berdiam diri, akhirnya aku punya cara untuk menghentikan Elis tanpa membahayakan nyawa Erlan.

"El."

Dia tidak menjawab, masih fokus dengan mantranya.

"El aku mencintaimu."

Tiba-tiba Elis diam, ia tak melanjutkan mantranya. Kemudian berbalik menghadapku.

"Apa kau mengatakan itu hanya untuk menghentikan ku?"

"Tidak, aku memang mencintaimu, namun ku tutupi dengan rasa sakit akibat pengkhianatanmu."

Nampak mata Elis berkaca-kaca.
"Bohong! kau tidak pernah mencintaiku!"

"Mengapa kau tidak percaya? Apa kau tidak ingin aku mencintaimu?"

Tiba-tiba ia berlari dan memelukku. Aku tersenyum miring ke arah Erlan. Aku tahu ia tengah bingung sekarang.

Dengan sigap aku merebut belati yang ada ditangannya lalu menodongkan belati itu pada lehernya.

"Grey, apa yg kau lakukan!"

"Jika kau masih sayang pada kepalamu, maka cepat lepaskan Erlan!"

"Tidak akan!"

"Kau yakin? Baiklah, maka akan ku buat kau tidak berkepala lagi."

Saat aku hendak menebas lehernya.

"Tunggu! Baik akan ku lepaskan!"

"Cepat!"

Wush..

Elis melontarkan sihirnya pada tali yang mengikat tubuh Erlan, dan seketika tali itu menghilang.

Kini giliran aku yang mengikat tubuh Elis.

"Lepaskan aku Grey!"

"Duduk dan diam saja disini! Aku masih berbaik hati untuk tidak menghabisi mu!"

Elis diam, lalu aku pun keluar dari ruangan itu bersana Erlan, menuju area gerbang istana.

Saat kami tiba, aku melihat Alena tengah berdiri di depan seekor srigala yang ku duga pasti pria yang bernama Will itu.

"Gawat, Alena dalam bahaya!" seru Erlan menyadarkan ku.

Kami pun berlari menghampiri Alena.

"Hentikan Ayah!"

"Grey? Kak Erlan?" ujar Alena bingung.

"Kau tidak apa-apa Al?"

"Aku tidak apa-apa kak."

"Kau! Dasar anak tidak tahu diuntung!" murka Ayahku. Sakit, namun aku tak perduli lagi sekarang. Ayahku benar-benar sudah keterlaluan.

*Grey pov end*

*Author pov*

Raja Raymond murka melihat darah dagingnya sendiri menentangnya.

"Bukankah sudah ku peringatkan, jangan pernah membantu gadis ini! Atau aku tak peduli bahwa kau anakku sendiri!"

"Terserah Ayah, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku menyesal menjadi anakmu!"

Perkataan Grey semakin membuatnya murka, tanpa babibu ia melontarkan sihirnya hingga membuat tubuh Grey dan Erlan terpental cukup jauh.

"Grey! Kak Er!"
Di saat Alena lengah, Raja Raymond memanfaatkan hal itu untuk membunuhnya.

Srettt

Pedang perak ditangan Raja Raymond menusuk tepat di jantung. Bukan jantung Alena. Melainkan Will yang sesaat sebelumnya mengganti posisinya dengan Alena.

Alena terbelalak, tak percaya dengan penglihatannya.

"WILL!"

Mendengar teriakkan Alena, membuat Raja Luis dan lainnya menoleh ke arahnya.

"Will!" seru tak percaya mereka, melihat pedang perak yang masih tertancap tepat di jantung Will.

Ratu Amelia datang dengan pasukan bantuan, membantu yang lainnya mengalahkan para pasukan tengkorak menjijikkan yang di ciptakan oleh Raja Raymond.

Melihat bantuan datang, Alan, dan Brandon berlari menghampiri tubuh Will yang terkulai lemah di pangkuan Alena.

"Hahaha!" gelak tawa Raja Raymond membuat suasana kian mencekam.

"Ayah! Kau benar-benar iblis!" seru Grey pada pria yang ia sebut sebagai Ayah.

"Alena tenangkan dirimu."
Ujar Alan menenangkan adiknya.

"Hiks, Mengapa Will? Mengapa kau lakukan ini padaku!"

"Sa–sayang, a–aku men–cint–taimu, ku mo–hon j–jangan m–menangis."

"Aku juga, aku juga sangat mencintai mu Will, hiks, ku mohon bertahanlah hiks."

Tangan Will terulur membelai lembut pipi Alena dan menghapus air mata gadis yang sangat dicintainya itu. Namun tiba-tiba pandangannya buram dan tangannya terjatuh namun disambut oleh Alena.

"Will! Sayang, bangun! Jangan tidur!" Alena terus memanggil nama Will seraya menggoncang tubuh mate-nya itu—berusaha untuk membangunkannya. Namun nihil, Will sudah tidak bernafas.

"Will, hikss, aku sangat mencintaimu. Hikss, ku mohon jangan pergi!" Alena terus menangis, tangisannya begitu menyayat hati.

Semua yang menyadari akan kematian Will sangat terpukul, termasuk Joni yang merupakan calon beta dari Will. Ia mengamuk dan melampiaskan kemarahannya pada para pasukan tengkorak yang tiada habisnya.

Brandon dan Alan berlutut lemas di depan tubuh sahabat mereka yang sudah tak lagi bernyawa. Namun mereka dikejutkan dengan suara tangisan Alena yang tiba-tiba berhenti, kepalanya menunduk serta aura gelap menyelimuti seluruh tubuhnya. Benar-benar mencekam.

"Al?" sapa brandon.

Alena mendongak, wajahnya datar tanpa ekspresi. bola matanya berubah menjadi hitam legam. Dua tanduk muncul di kepalanya, serta sepasang sayap hitam juga muncul dari punggungnya.

♥TBC♥
*
S
E
E

Y
O
U
*
Next☜☆☞Part

Aca»

Continue Reading

You'll Also Like

383K 40.7K 58
FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BELUM DI REVISI-! BEBERAPA CHAPTER MASIH MEMILIKI BANYAK KESALAHAN DALAM PENULISAN. MOHON PENGERTIANNYA. โ€ขโ€ขโ€ขโ€ข Meli Amara, hid...
722K 44.6K 52
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
2.1M 187K 39
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...
1.1M 140K 42
[TAMAT] [ORIGINAL / BUKAN TERJEMAHAN] Seorang anggota intelejen profesional terpaksa meregang nyawa saat gagal menuntaskan misi. Namun takdir berkata...