TBE [1] ~ ARAGA (On Going)

By andhitafn22

2.8K 2.3K 2.5K

❤YUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA❤ [🌞Up sesuai mood🌞] Tanpa RAGA cinta tidak akan ada. Tanpa kepercayaan cinta... More

PROLOG
1 l LEMBARAN BARU
2 l Murid Baru
3 l Teman?
4 l Kejadian Lapangan Basket
5 l Kedatangan Tamu
6 l The Black Eagle
7 l Rumah Sakit
8 l Pertemuan
10 l Sebuah Permintaan.
11 l War
12 I Sebuah Fakta

9 l Sebuah Video

72 57 32
By andhitafn22

🍁Happy Reading🍁

°
°
°
°
°
×××

Namun di pertengahan acara pertukaran cincin, lampu gedung pertemuan padam. Dan layar monitor pun menyala, menayangkan sebuah video. Dimana video tersebut terdapat sepasang kekasih sedang berantem sambil menggunakan cara kekerasan.

Semua orang terkejut, karena sepasang kekasih tersebut ada yang mereka kenal. Yap, lelaki yang ada di video tersebut adalah dia yang saat ini sedang menjadi pemeran utama dalam acara pertunangan.

Yap, Adrian. Siapa lagi kalau bukan Adrian.

Di video tersebut menampilkan Adrian dengan seorang wanita di ruangan tertutup. Mereka adu mulut sampai - sampai Adrian muak dengan pertengkaran itu, dan berakhir dengan Adrian yang memukul dan menendang tubuh wanita tersebut.

Entah apa yang membuat mereka seperti itu.

Ara yang melihat itu, terkejut. Karena ia kira tidak akan di muncullah di layar monitor. Yang mengetahui video tersebut adalah sang papa, hanya papanya saja.

Apa mungkin ini kelakuan dari anak buah Asgar? Entahlah.

Ara jadi mengingat kejadian dimana ia mendapatkan video tersebut.

---

Di saat hari minggu begini, kebiasaan bagi Ara adalah maraton drakor ditemani cemilan - cemilan. Tapi berbeda untuk hari ini, Ara sudah berpakaian rapi untuk pergi keluar.

Saat ini Ara menggunakan celana jeans berwarna biru tua, baju berwarna putih dengan tulisan 'Happy Day' dengan ukuran over size, sling bag mini berwarna hitam polos dan tak lupa rambut yang di kuncir namun masih ada sisa - sisa rambut yang tak terkuncir.

Saat menuruni tangga ia melihat Raina dan Lita sedang asik menonton tv di ruang keluarga. "Ma Ara pergi keluar sebentar." Ucap Ara sambil membawa kunci mobil di garasi dan memakai sepatu sneakers berwarna putih.

"Mau kemana kak?" Tanya Raina dengan menoleh kearah Ara.

"Ke kafe, udah janjian."

"Yaudah hati - hati."

Ara berjalan menuju mobil yang sudah di siapkan oleh pak jono, satpam rumah.

Ara pergi ke kafe milik temannya untuk bertemu dengan seseorang yang menurutnya penting. Ara kenal dengan orang itu memang dari sosmed, namun dia adalah orang yang akan menyelamatkan dari sikap busuk seseorang.

25 menit kemudian...

Ia masuk kedalam kafe milik Ana dan mencari orang yang sedang ia cari. Ada seseorang yang melambaikan tangannya dan duduk di pojok bagian timur dekat jendela.

Ia pun menghampiri gadis itu.

"Hai." Sapa Ara ragu.

"Hai juga, Ara yah?" Tanya gadis itu.

"Ia, dan kamu Clara?"

Gadis yang disebut namanya hanya membalas dengan senyum tipis.

"Duduk dulu. Oh iya, ngomong - ngomong ada apa ya mau ketemu sama aku? Dan aku belum pernah kenal tuh sama kamu."

Ara berdehem sebentar untuk menetralkan perasaanya.

"Emm... ngomongnya bisa pake gue-lo aja?" Ucap Ara yang di balas anggukan oleh Clara.

"Bay the way lo kenal sama yang namanya Adrian?"

Deg.

'Ada hubungan apa Adrian dengan ni cewe?' Tanya Clara dalam hati.

"Iya kenal. Ada apa ya?"

"Lo pacarnya Adrian kan? Gue Ara orang yang di jodohin sama Adrian." Tanya Ara.

'Jadi dia.' Batin Clara lagi.

"Iya gue pacarnya." Jawab Clara malas.

"Gue mau tau tentang Adrian boleh?"

"Boleh." Ucap Clara singkat.

"Adrian itu orang nya penyayang, friendly, baik saat ada maunya, bertanggung jawab dengan organisasi, terbuka, nurut sama orang tua, tapi terkadang dia juga kasar." Jelas Clara sambil membayangkan sikap dan sifat Adrian yang di berikan padanya.

Ara yang mendengar itu hanya menganggukan kepalanya, namun adanya kejanggalan dari omongan Clara, bahwa Adrian itu terkadang memiliki sikap yang kasar? Apa maksudnya?

"Kasar?" Heran Ara.

"Yap. Adrian itu temperamen orangnya."

"Are you seriously?"

"Yeah."

"Dan gue juga ada video saat Adrian melakukan kekerasan sama gue terakhir kalinya karena Adrian di jodohin sama orang tuanya."

Akhirnya Clara menyerahkan handphone nya yang layarnya menampilkan sebuah video sepasang kekasih yang sedang pertengkaran di dalam apartemen.

Setelah Ara melihat video tersebut dari awal sampai akhir. Akhirnya Ara pun percaya bahwa Adrian adalah seorang yang temperamental.

Ara paling tidak suka dengan orang yang temperamental atau selalu melakukan kekerasan kepada pasangannya sendiri.

Ara yang masih syok setelah melihat video tersebut pun ia tersadar dari lamunannya dan mengembalikan handphone milik Clara yang ia pegang untuk menyaksikan sebuah rekaman video.

'Kayanya ini satu - satunya cara untuk acara pertunangan gue dan Adrian batal.' Batin Ara.

"Emm, apa gue boleh minta video itu?" Ucap Ara ragu.

"Boleh kok." Jawab Clara dengan ramah sambil menampilkan senyuman tulusnya.

Setelah ngobrol banyak tentang Adrian, dan Ara meminta sebuah rekaman video tersebut Ara pun pamit pulang karena hari sudah semakin sore.

---

Isi gedung riuh dengan suara para tamu yang membicarakan sepasang kekasih yang memiliki acara ini.

Setelah Adrian melihat rekaman video tersebut, Adrian hanya diam tanpa berkutik. Karena apa? Karena ia sudah kalah telak, dan ia pun tidak bisa memberikan sebuah alasan lagi.

"Siapa yang tayangin video ini?" Tanya Adrian lirih.

"Wow! It's so amazing." Celetuk seseorang.

Adrian yang mendengar celetukan dari Angga pun langsung menghampiri Angga yang sedang duduk di meja tamu.

Yap, orang itu adalah Angga.

"Pasti lo kan yang tayangin video ini?!" Teriak Adrian sambil berjalan ke arah Angga dengan langkah besar.

"Buat apa gue tayangin video yang gak berguna kaya gini hah! UNTUK APA!"

"Karena gue adalah musuh bebuyutan lo. Dan lo gak suka sama gue."

"Bukan Angga orangnya. Tapi saya." Ucap seseorang yang datang dari arah belakang Adrian.

"Om?" Heran Adrian.

"Ya! Saya yang menyuruh untuk menayangkan rekaman video tersebut, agar semua orang tau bagaimana kelakuan anak dari keluarga yang sangat terhormat." Ucap Asgar.

Yap, orang yang sedang berbicara dengan Adrian saat ini adalah Asgar-- papanya Ara.

"Ini semua itu bohong om." Desak Adrian.

"Bohong?"

"Iya bohong. Karena Angga tidak suka sama saya dari dulu om." Adrian tetap bersikukuh membela dirinya sendiri bahwa dirinya tidak bersalah.

"Kamu mengatakan bahwa saya berbohong? Baik mari kita semua lihat rekaman video selanjutnya." Tantang Asgar.

Ara yang mendengar perkataan papanya pun terkejut. Bagaimana bisa papanya mendapatkan video rekaman mengenai Adrian? Papanya memang cerdik.

Rekaman video selanjutnya pun sudah di tayangkan. Sebuah rekaman CCTV dari pemilik club tersebut. Semua orang terkejut. Karena apa? Karena di dalam video tersebut adalah bahwa Adrian sedang minum di club bersama seorang wanita di sampingnya. Yang berakhir mereka masuk ke salah satu kamar yang ada di club tersebut.

Ternyata, kelakuan anak dari keluarga terhormat seperti kelakuan yang tidak pantas untuk di tiru.

"GAKK!! INI SEMUA BOHONGG?!" Teriak Adrian dengan wajah merah, mata merah, telinga merah dan rahang mengeras. Itu tandanya bahwa ia sedang marah saat ini.

"Bohong apa lagi?"

Adrian yang mendengar suara lembut, seperti suara seseorang yang ia kenal sejak lama. Saat ia menengok ke arah sumber suara tersebut, ternyata dugaannya benar bahwa suara tersebut adalah suara seseorang yang sangat ia kenali.

"Bohong tentang apa lagi, hah?" Tanya Clara.

Yap, Clara di suruh oleh Asgar untuk menghadiri acara pertunangan Ara di saat rekaman video berlangsung.

Adrian yang melihat itu hanya bisa terbengong dengan tatapan kosong.

"Aku tanya sekarang sama kamu." Ucap Clara sambil berjalan ke arah Adrian.

"Aku tanya, apa kurangnya aku? Kurang sabar apa aku? Aku harus berjuang gimana lagi? Aku cape sama hubungan kita. Aku selalu ngalah. Aku selalu lemah jika berhadapan dengan kamu saat sikap temperamental kamu datang. DAN AKU MASIH SABAR SAMA KAMU YANG MENGHILANGKAN DARAH DAGING KAMU SENDIRI DAN MENGAMBIL MAHKOTA BERHARGA YANG AKU JAGA SELAMA INI!!!" Teriak Clara dengan napas memburu dan  mengeluarkan semua unek - unek yang selama ini ia tahan.

"Kurang sabar apa aku sama kamu, hah!" Lanjut Clara sambil memukul dada Adrian dengan telunjuk.

Semua orang terkejut akan kenyataan yang Clara tadi ucapkan. Clara hanya bisa menangis sejadi - jadinya bahwa ia sudah lelah dengan semua ini. Ia ingin bahagia seperti orang lain. Clara ingin seperti itu.

Terlihat kedua orang tua Adrian yang terkejut dengan pengakuan Clara pun menghampiri Adrian untuk meminta penjelasan.

"Apa bener? Apa bener semua yang wanita ini bicarakan Adrian?" Tanya Adi dengan wajah datar.

Sedangkan Keyra-- mamanya Adrian hanya bisa menangis di pelukan Raina-- sahabatnya sekaligus mamanya dari Ara.

"Pa, itu semua gak bener." Bela Adrian.

"Papa minta kamu jujur Adrian." Adi pun masih sabar menunggu sebuah pengakuan yang jujur dengan wajah datar.

"Itu semua ga--" Ucapan Adrian terpotong karena teriakan Adi.

"JAWAB ADRIAN!!" Sudah habis kesabaran Adi untuk menghadapi Adrian yang tidak mau terus terang.

"Iya pa, semuanya benar." Jawab Adrian lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Papa dan Mama kecewa sama kamu Adrian." Ucap Adi lirih sambil membawa sang istri pergi dari tempat itu.

Adi malu dengan para tamu yang hadir di acara anaknya. Ia selalu disebut sebagai keluarga yang baik, tidak adanya masalah mengenai dunia malam. Keluarga Adi selalu di pandang baik oleh semua orang.

Tapi berbeda saat ini. Semua tatapan yang ada hanyalah seperti orang yang menunjukkan sebagai rasa benci. Yang ada hanya lah tatapan kebencian yang di lihat dari semua para tamu.

Ia malu karena kelakuan sang anak. Ia merasa bahwa ia tidak becus mengurus anak semata wayangnya saat ini. Nama keluarganya sudah hancur dalam sekejap.

Huft!

Adi hanya bisa menghela napas. Ia harus bisa melewati semua rintangan yang ada di masa depan. Ia harus bisa mengembalikan nama baik keluarganya.

Para tamu yang melihat kepergian Adi dan Keyra hanya dengan tatapan kebencian dan juga kasihan.

Asgar yang melihat itu semua merasa lega, karena anaknya tidak jadi menikah dengan orang yang selalu memakai kekerasan saat menyelesaikan masalah.

Asgar sama sekali tidak malu karena acara pertunangan anaknya batal, namun ia benar - benar merasa lega saat ini.

Asgar pun naik ke panggung.

"Baik, mohon maaf sebelumnya. Bagi semua para tamu mohon maaf jiga kami membatalkan acara pertunangan ini. Dan kami minta maaf kepada seluruh para tamu yang datang saat ini, saya mewakili keluarga saya, saya sangat benar - benar minta maaf sudah merepotkan kalian semua untuk datang ke acara pertunangan anak saya. Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar - besarnya bagi para tamu yang hadir." Jelas Asgar di mic agar terdengar jelas ke segala penjuru ruangan pengumuman tersebut.

-ARAGA-

Acara sudah di bubarkan, semua tamu sudah pulang ke rumah masing - masing, begitu pula dengan keluarga Ara dan Adrian. Mereka semua sudah kembali ke rumah masing - masing.

Keluarga Ara memang merasakan malu akan kegagalan dalam acara pertunangan Ara, tapi keluarga Adrian yang lebih malu untuk menghadapi gosip - gosip di luaran sana.

Adi memang teman Asgar saat SMA, namun mereka baru kenal dekat saat mereka melakukan kerjasama di perusahaan mereka masing - masing.

"Sebenarnya Papa gak tega sama kelaurga Adi tadi. Ya tapi mau gimana lagi." Celetuk Asgar tiba - tiba

Saat ini Asgar, Ara, dan Lita sedang kumpul di ruang keluarga setelah makan malam selesai. Sedangkan Raina masih di dapur menyiapkan makanan ringan seperti biasa.

"Ya Papa tega bener dah." Ucap Lita.

Ara hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Yang terjadi saat ini, masih terlalu mendadak untuk di cerna oleh pikirannya.

Yang Ara pikirkan saat ini adalah dimana ia bahagia karena tidak akan mendapatkan lelaki temperamental. Tapi kata - kata yang Clara ucapkan selalu terngiang - ngiang di otaknya.

'Adrian memang temperamental. Tapi kalo ke inginannya tidak tercapai, ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan itu semua. Mau itu dengan kekerasan atau pun dengan sikap penuh kelembutan. Adrian itu orang nya susah di tebak.'

Kata demi kata itu saja yang selalu mengelilingi isi pikirannya. Yang saat ini ia takutkan adalah dimana Adrian benar - benar membayarkan dendamnya karena kejadian di acara tadi.

Ara takut. Ara takut jika keluarganya yang Adrian sakiti. Ara takut jika nanti ia akan membalaskan dendamnya pada Ara maupun keluarga Ara.

Pikiran mengenai Adrian masih memenuhi isi pikirannya, sampai - sampai panggilan Raina tidak di hiraukan.

Puk!

Karena pukulan Raina yang lumayan keras di bahunya ia pun sadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa?" Tanya Raina dengan nada lembut sambil mengelus rambut Ara.

"Ara gapapa, mungkin Ara cuma kecapean." Jawab Ara seadanya.

"Ara ke kamar dulu ya." Lanjut Ara.

Ara pun bangkit dari duduknya tanpa menunggu jawaban dari Raina dan berjalan menuju lantai atas di mana tempat kamar nya berada.

Asgar dan Lita yang melihat sikap Ara berbeda pun merasa aneh.

"Ara kenapa Ma?" Tanya Lita pada Raina.

"Katanya sih kecapean." Jawab Raina sekenanya.

"Maybe. Yaudah biarin aja dulu, mungkin dia masih shock sama semua yang terjadi di acara pertunangan nya yang batal tadi." Ucap Asgar.

-ARAGA-

Malam ini Ara berniat duduk di balkon kamarnya untuk melihat bintang - bintang yang bertebaran di langit malam ini.

Ara duduk di kursi yang sudah di sediakan di sana. Ia melamun sambil melihat bintang - bintang di sana. Ara sangat menyukai bintang, katanya kalo kita lagi ada masalah dan kita memutuskan untuk melihat bintang mau pun bulan, kita merasa lebih tenang, lebih nyaman.

Tapi Ara memiliki alasan tertentu mengapa ia suka sekali dengan melihat bintang. Karena di bintang itu ada seseorang yang udah gak ada.

"Kenapa kamu ninggalin aku cepet banget sih Ga?" Tanya Ara entah pada siapa.

"Aku disini kesepian." Monolog Ara.

"Gak ada kamu sepi banget, gak kaya dulu."

"Maafin aku yah, karena aku kamu jadi kaya gini."

"Aku butuh kamu Ga."

Tanpa Ara sadari, sedari tadi Ara sudah meneteskan air mata tanpa ia sadari.

"Aku pengen kaya dulu. Bahagia bareng - bareng."

"Ini udah malem, aku tidur dulu ya. Bye kesayangan." Pamit Ara pada bintang yang ada di langit.

Ara masuk ke dalam kamarnya, ia berjalan menuju kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi seperti yang ia lakukan seperti biasanya.

Setelah semuanya beres, ia pun berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil posisi tidur yang nyaman.

"Selamat tidur Ga. Semoga disana kamu tenang, love you."

Ara tersenyum ke arah langit, setelah mengucapkan itu ia pun mencari posisi yang nyaman untuk tidurnya. Ia butuh istirahat untuk mengistirahatkan tubuh, pikiran dan hatinya.

Semoga, esok hari tidak ada masalah apapun. Semoga esok hari, kedatangan sebuah kebahagian apapun itu.

Terdengar suara helaan napas Ara yang teratur, itu tandanya bahwa ia sudah tidur dan masuk kedalam alam mimpinya.

-ARAGA-

=> To Be Continue <=

Nah gimana sama part ini? Feel nya kurang yaa...
Habisnya gimana, author udah ngasih feel yang bagus semaksimal mungkin. Tapi author cuma bisa segini^^

Dukung author terus ya biar semangat up nya...

Jangan lupa kalian kasih tau teman - teman kalian buat baca cerita Author.

Semoga sukaa^^

Next or not nihh??

Spam coment yaa...

See you Next Partt💕
2286 word

FOLLOW IG
Andhitafanindyaaa_

Continue Reading

You'll Also Like

6M 259K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.3M 256K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
393K 4.7K 21
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
691K 54.7K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...