The Day We Met

greyinureyes tarafından

116K 16.9K 1.3K

✿This book is the winner of Fanfiction Category at The Wattys 2021✿ 📕BOOK 1 of Day Series📕 [STARTED AT 27th... Daha Fazla

Prolog : Summer Court
Chapter 1 : Back to Home?
Chapter 2 : Suspicious Blond
Chapter 4 : The Sparks
Chapter 5 : It's My Fault
Chapter 6 : The Grey Eyes
Chapter 7 : The Tapestry
Chapter 8 : (Un)Pleasent Dinner
Chapter 9 : The Lady and Her House-Elf
Chapter 10 : An Almost Marvelous Monday
Chapter 11 : You can sit here
Chapter 12 : Group Study
Chapter 13 : Already December
Chapter 14 : Already December Pt. II
Chapter 15 : The Ball
Chapter 16 : Christmas Break
Chapter 17 : Holiday Jumper
Chapter 18 : Holiday Jumper Pt. II
Chapter 19 : Christmas Eve
Chapter 20 : Under The Moonlight
Chapter 21 : Arguing
Chapter 22 (Last) : Approval
Epilog : When You Tell Me That You Love Me
Book 2 Unlocked!

Chapter 3 : The Rumour Said...

5.3K 778 17
greyinureyes tarafından

.

.

Setelah menyelesaikan sarapan di aula besar, Harry mendapati dirinya bersama Ron dan Hermione serta siswa tahun kedelapan lainnya berada di kelas Transfigurasi. Mereka masih sibuk berbicara dengan satu sama lain, mengingat pelajaran belum dimulai. Harry penasaran dengan siapa guru yang akan menggantikan Professor McGonagall yang saat ini menjabat sebagai kepala sekolah. Tentu saja guru baru tersebut telah diperkenalkan saat pesta semalam.

Harry menatap ke arah Hermione yang duduk di depannya. Gadis itu terlihat sedang sibuk membaca buku teks Transfigurasi Tingkat Akhir. Dan jika Hermione sedang sibuk membaca, sebaiknya jangan diganggu. Sedangkan Ron, pemuda yang duduk di sebelah Harry itu terlihat menyandarkan kepalanya di atas buku Transfigurasi Tingkat Akhir.

Harry memperhatikan keadaan di dalam kelasnya. Tidak banyak siswa seangkatan pemuda itu yang kembali ke Hogwarts tahun ini. Semua orang terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mengobrol, bercanda, menulis, membaca, dan masih banyak lagi. Termasuk yang hanya diam sambil menatap ke arah luar jendela, yang kebetulan hanya Malfoy seorang yang melakukan hal tersebut.

"Apa kau tidak merasa ada yang berbeda pada Malfoy?" bisik seorang gadis berseragam Gryffindor di belakang Harry, yang tentu saja langsung menarik atensi pemuda itu. Pemuda berambut berantakan itu melirik sedikit ke arah belakangnya. Dapat ia lihat Parvati yang sedang mengobrol dengan seseorang berseragam kuning.

"Ya ia memang terlihat berbeda sekarang. Ia terlihat kehilangan gelar Pangeran Slytherin yang selama ini ia pegang," jawab siswi Hufflepuff itu dengan berbisik.

"Ya, kau benar! Dia benar-benar terlihat aneh. Tidak lagi dikelilingi oleh komplotan Slytherin-nya, menjadi lebih pendiam. Memang kebanyakan Slytherin tidak kembali tahun ini, sih. Tapi menurutku yang lebih anehnya lagi ia menolak tawaran menjadi Ketua Murid! Kau bayangkan saja! Aku rasa baru kali ini ada siswa Hogwarts yang menolak menjadi Ketua Murid!" bisik Parvati, namun terdengar menggebu-gebu.

Harry memutuskan untuk fokus pada percakapan dua gadis di belakangnya. Karena ia memang penasaran dengan alasan Malfoy menolak tawaran Professor McGonagall menjadi Ketua Murid. Namun terlalu malu untuk bertanya langsung.

"Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, wajar saja ia menjadi seperti ini sekarang. Keluarganya mendapat hukuman, kau sudah pasti tahu itu kan? Kalau aku menjadi dia, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama," bisik gadis Hufflepuff itu.

Harry berusaha mencerna obrolan kedua gadis itu. Ia melirik ke arah Malfoy yang duduk sendirian di meja paling belakang. Pemuda pirang itu masih setia menatap ke arah luar jendela.

Memori di kepalanya memutar kembali kejadian di pertengahan Juni tahun ini, dimana ia mengirim pesan melalui patronusnya kepada Kementrian Sihir yang berisi kesaksiannya terhadap beberapa orang, termasuk keluarga Malfoy. Ia dapat mengingat dengan jelas pembelaannya kepada para Malfoy. Ketiganya memang secara sembunyi-sembunyi memberikan pertolongan saat pemuda itu dan teman-temannya ditahan di Malfoy Manor, dan juga saat di Hutan Terlarang.

Ia tidak mengetahui apakah mereka memang mendapat hukuman atau tidak. Ia tidak pernah membaca Daily Prophet sejak perang berakhir. Harry pikir, kesaksian yang ia berikan cukup untuk menghindari keluarga Malfoy dari hukuman. Namun ia salah.

Lamunannya mendadak terhenti saat seorang pria berusia sekitar 20an memasuki ruangan. Pria yang tingginya kemungkinan 180 senti. Rambut cokelat bergelombangnya tersisir rapi ke salah satu sisi. Dua buah lesung pipi menghiasi senyum pria itu. Tubuh tingginya dibalut dengan jubah abu-abu dengan kancing perak yang terlihat sederhana namun memberikan kesan mewah. Harry merasa familiar dengan guru barunya ini.

"Selamat pagi, semuanya! Namaku Hector Switch, dan aku akan menjadi tutor kalian di Kelas Transfigurasi. Aku tahu Professor McGonagall sudah memperkenalkanku pada kalian semalam, tapi kurasa sebuah kelas harus dimulai dengan perkenalan," ucap pria berambut cokelat itu. Ia tersenyum kecil, dan Harry merasa senyuman itu terlihat menarik. Kedua manik Hazel milik pria itu menatap tepat ke arah zamrud Harry.

"Ya silakan, Miss?" ucap pria itu saat Hermione mengangkat tangannya hendak bertanya.

"Granger, Sir. Apakah hal yang akan kami pelajari di kelas anda akan disamakan dengan murid tahun ketujuh?" tanya Hermione dengan antusias.

"Terima kasih atas pertanyaannya, Miss Granger. Dan ya, kalian akan mempelajari kembali kurikulum tahun ketujuh. Aku tahu beberapa di antara kalian sudah menjalaninya tahun lalu, tapi Professor McGonagall mengatakan padaku bahwa tahun ajaran tahun lalu sangat berantakan karena campur tangan Kau-Tahu-Siapa pada sistem pendidikan kita. Dan beliau memintaku untuk mengajarkan ulang kepada kalian dengan cara yang lebih 'layak'," jelas professor muda itu.

Beberapa murid terlihat mengeluh, merasa bahwa kembali ke Hogwarts untuk mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari tahun lalu sudah jelas merupakan kegiatan yang buang-buang waktu. Namun mereka tidak punya pilihan. Mereka harus lulus dari Hogwarts agar dapat memperoleh pekerjaan.

"Baiklah, sekarang buka buku Transfigurasi Tingkat Akhir halaman 27," perintah Professor Switch yang dipatuhi oleh semua siswa. Sekali lagi, Harry menyadari bahwa professor barunya itu menatap ke arahnya.

***

"Hermione?" panggil Harry pada sahabatnya saat keduanya sedang mengerjakan tugas Transfigurasi di perpustakaan. Ron sedang pergi menemui Hagrid untuk menanyakan vitamin yang tepat untuk burung hantunya.

"Ya, Harry? Apa kau menemukan kesulitan dengan esaimu?" tanya Hermione menawarkan bantuan. Ia menghentikan kegiatan menulisnya.

"Tidak, aku ingin bertanya tentang suatu hal yang ... tidak ada kaitannya dengan tugas ini," terang Harry pada gadis berambut cokelat bergelombang itu.

"Ok, katakan saja hal yang ingin kau tanyakan," ucap gadis itu mempersilakan pemuda berambut hitam itu untuk bertanya. Atensinya kini seratus persen pada Harry, dibuktikan dengan pena bulunya yang sudah ia letakkan.

"Hmm ... Begini. Ada satu hal yang membuatku bingung." Pemuda itu terlihat ragu akan pertanyaan yang hendak ia ucapkan. Gadis di hadapannya memiringkan kepalanya. Terlihat bingung. "Errr ... Mengapa Malfoy tidak menjadi Ketua Murid? Maksudku, bukankah kau mengatakan di suratmu pada saat liburan bahwa Professor McGonagall mengirimi kalian berdua lencana Ketua Murid?" tanya Harry melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti tadi.

"Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaanmu, Harry. Maksudku, pertanyaanmu tidak kuduga" ucap gadis berambut cokelat mengembang itu. "Ya, Professor McGonagall memang mengirimi kami lencana. Tapi dia mengirim kembali lencana itu. Kurasa dia tidak siap dengan tanggung jawab ini," jawab Hermione berusaha memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

"Kenapa kau bertanya begini?" Hermione balik bertanya.

Harry kebingungan harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa ia penasaran dengan keadaan Malfoy. Dan lebih tidak mungkin lagi ia mengatakan bahwa kemarin malam ia menghabiskan waktu makan malamnya bersama Malfoy namun gagal mencari tahu alasan pemuda itu batal menjadi Ketua Murid.

"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Parvati dan seorang siswi Hufflepuff, mereka membahas mengenai Malfoy yang menolak tawaran menjadi Ketua Murid," jawab Harry mengingat obrolan yang ia dengar sebelum kelas Transfigurasi pagi ini dimulai. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi fakta bahwa semalam ia sempat bertemu dengan Malfoy dan berbincang sejenak.

"Entahlah, dia memang terlihat berbeda tahun ini. Aku sedikit mengkhawatirkannya," ucap gadis itu lirih.

"Mengkhawatirkannya?" Harry terdengar bingung.

"Yah, kau tahu, setelah yang ia lakukan di Malfoy Manor, serta yang kau ceritakan tentang keluarganya di Hutan Terlarang. Kurasa bukan masalah untukku mengkhawatirkan keadaannya saat ini," ucap gadis itu sambil memegang pergelangan tangannya.

"Tapi, Hermione, dia sering menghinamu dulu, mengata-ngatai status orang tuamu." Harry terdengar berhati-hati saat membahas mengenai status darah gadis itu karena itu merupakan hal yang sensitif.

"Ya kau benar. Tapi, people changes, Harry. And Malfoy already proved that he did. Lagi pula, itu hanyalah kejadian di masa lalu," jelas gadis itu. 

Merasa Harry tidak akan mengatakan apapun lagi, Hermione memutuskan untuk melanjutkan esai Transfigurasinya yang sempat terhenti.

Harry juga memutuskan untuk melanjutkan tugasnya juga. Ia membaca tiap lembar buku yang ada di hadapannya. Namun ia merasa ia tidak dapat menemukan referensi yang ia butuhkan.

"Mione, sepertinya aku harus mencari buku lain." Harry bangkit dari duduknya. Hermione hanya menatapnya singkat sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian Harry berjalan ke arah seksi Transfigurasi.

Saat matanya sedang sibuk mencari buku yang ia butuhkan, ia tidak menyadari bahwa ada sepasang Hazel yang sedang menatap ke arahnya. Ia baru menyadarinya saat sepasang kaki pemilik manik Hazel itu berjalan mendekat ke arahnya.

"Professor Switch!" sapa Harry pada professor barunya begitu pria itu berdiri di dekatnya.

"Mr. Potter! Suatu kehormatan bagiku dapat bertemu langsung dengan Pahlawan Dunia Sihir!" ujar Professor Switch sambil melemparkan senyum hangatnya. Rambutnya sudah tidak tersisir rapi, memperlihatkan rambut cokelat bergelombang yang sedikit berantakan. Tentu tidak seberantakan Harry.

"Anda berlebihan, Professor! Semua orang yang berjuang di peperangan adalah pahlawan," ujar Harry sambil melanjutkan kegiatannya mencari buku yang ia perlukan.

"Please, just Hector, if we're not in the class," ucap Professor Switch.

"Sir?" Harry terlihat bingung.

"Aku merasa sebutan Professor terlalu berlebihan untuk diriku yang baru mulai mengajar hari ini, lagipula aku masih berada di tahun keempatku saat kau memulai tahun pertamamu," ujar pria itu sekali lagi sambil menunjukkan senyum ramahnya. Dan sekarang Harry tahu mengapa pria di hadapannya terlihat familiar. Ia sering melihat pria itu bersama Cedric pada saat Triwizard masih berlangsung.

"Baiklah, Prof–maksudkuHector," ucap Harry terdengar ragu. Pria itu hanya tersenyum kemudian mencari buku di rak yang berdekatan dengan Harry.

Harry fokus mencari buku yang ia perlukan, sampai akhirnya pilihannya jatuh pada buku bersampul hijau berbahan kulit. Ia hendak menarik buku itu, sesaat sebelum pria itu menghentikannya. "Kurasa kau tidak akan menemukan referensi yang kau butuhkan di buku itu. Cobalah cari di dua buku ini,Harry!" Hector kemudian menyerahkan pada Harry dua buah buku. Harry sedikit terkejut saat gurunya itu memanggilnya dengan nama depan. Namun karena pria itu meminta untuk dipanggil dengan nama depan, Harry tidak merasa keberatan.

"Terima kasih atas bantuannya, Hector," ucap Harry yang lidahnya masih terasa kelu memanggil gurunya dengan nama depan. Sementara Hector, atau Professor Switch hanya mengangguk singkat.

Harry kembali ke kursinya, bersama dengan dua buku pemberian gurunya. Ia mulai membuka kedua buku tersebut, dan dengan mudah ia dapat menemukan referensi yang ia butuhkan untuk esai Transfigurasinya. Harry mulai menggores permukaan perkamennya dengan pena bulunya, bersama dengan Hermione yang kelihatannya sudah menyelesaikan tiga perempat bagian.

.

.

tbc


Author Note  :

Jadi, Hector Switch adalah original character yang aku putuskan untuk ada di cerita ini. Alasan kenapa aku memilih nama ini, karena aku suka banget sama nama ini! Nama "Hector" menurut aku kedengeran kaya orang baik yang bakal ngelakuin apa aja buat orang-orang di sekitarnya. Nama Hector juga aku ambil dari seorang pangeran sekaligus prajurit dalam mitologi Yunani. Untuk nama belakangnya, aku ambil dari Emeric Switch, penulis buku A Beginner's Guide to Transfiguration (required textbook for Hogwarts' first year students). Kemungkinan juga Hector adalah keturunan dari penulis buku tersebut, mengingat ia memiliki bakat di bidang Transfigurasi.

A little back story of this character, dia berada di tahun keempat saat Harry baru memulai tahun pertamanya. He was sorted into Hufflepuff during his year. Also joined his house's quidditch team as a beater and left the team when 1994-1995 school year started (mengingat tahun ajaran ini merupakan tahun terakhirnya di Hogwarts). Dia satu tahun di atas Cedric, and one of Cedric's best friend because they were in the same quidditch team. Harry beberapa kali berpapasan dengan Hector saat ada pertandingan Gryffindor vs Hufflepuff. Tapi Harry tidak pernah berkenalan dan berbicara langsung dengan Hector saat itu. He definitely supported Cedric during the competition, and wore the "Support Cedric" badge. Tapi ketika tahu kalau lencana itu dapat berubah menjadi "Potter Stink" jika ditekan, dia memutuskan untuk berhenti mengenakannya karena menurutnya "Potter didn't deserve this treatment". Professor McGonagall meminta Hector menjadi pengajar karena mengingat Hogwarts membutuhkan staff baru di departemen Transfigurasi, serta Hector merupakan salah satu murid terbaik di kelasnya.

Will he contribute much on this story? He Will probably👀


Gregg Sulkin as Hector Switch


p.s. feel free to use ur own imagination when portraying Hector. But when i wrote about Hector's physical appereances, i use Gregg Sulkin as reference.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

389K 17K 58
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Cerita ini dibuat berdasarkan murni karangan dan ide author. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, maupun lainn...
119K 9.6K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
250K 39.3K 17
STORY : cassisluna COVER : red_rahl The Lip-Lock Jinx adalah kutukan yang akan menyebabkan suara si korban menghilang. Hanya ada 2 cara untuk mengemb...
15.5K 1.3K 16
"Aku menemukan mu" seringai terlihat di bibirnya "Datanglah, aku menantimu" sambungnya, lalu menghilang di gelapnya malam "Aku pasti akan membunuhmu...