Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
"Katanya, lo duduk sama anak baru itu, ya?" tanya Arlen kepada Alvian, ketika mereka mulai mendudukkan diri di kantin.
"Ya," jawab Alvian tidak peduli.
"Anak baru ... siapa?" tanya Kevin.
"Si Ashilla yang kemarin duduk sama Vina dan kawan-kawannya, kan?" tanya Devan lempeng.
"Mukanya minta di tabok sumpah," ucap Alvin.
"Kenapa, ya? Diriku ini selalu dinistakan...," ucap Devan dengan nada dan muka yang dramatis.
"Ya karna muka lo hujat-able, jadi rasanya kayak ada yang kurang, kalo sehari ga hujat lo," ucap Kevin jujur.
"Astaghfirullahaladzim kamu ini berdosa banget," ucap Devan menaruh telapak tangannya di dadanya, pura-pura sakit hati.
Seakan pembicaraan ini tidak ada habisnya, Arlen melanjutkan pembicaraan, "kok bisa? Biasanya lo gamau kalo ada orang yang duduk sebangku sama lo," tanya Arlen kembali ke topik awal.
"Ya bisa," jawab Alvian sambil meminum jus mangga-nya.
Arlen mengernyitkan dahinya kesal.
Memang, jika berbicara dengan Alvian harus memiliki kesabaran yang ekstra.
"Gimana? Nyaman nggak lo duduk sama Adek gu—" spontan Fateh menutup mulutnya, hampir saja ia keceplosan.
Alvian menolehkan kepalanya, "adek lo?"
"Kaga, tadi gue mau bilang nyaman nggak lo duduk sama Adek kelas, yakali Adek gue," jawab Fateh kelabakan sambil menyengir tertahan.
Alvian hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Daniel menyipitkan matanya curiga, sedangkan Fateh yang sudah panas dingin di tempat, berpura-pura memainkan handphone.
"Oh, ya, bolos, kuy! Udah lama kita kaga bolos," ajak Kevin memulai topik pembicaraan.
"Gue mah ngikut aja," sahut Alvin.
"Lo Vian?" tanya Daniel.
"Gak nanti tinggal kelas lagi," jawab Alvian singkat.
"Ck! Sebentar doang aelah, jam kedelapan kita masuk lagi," kejar Devan.
"Gak!" Alvian tetap pada pendiriannya.
"Udahlah, gausah dipaksa," lerai Fateh sambil terkekeh.
"Fateh!" teriak Bella dari kejauhan.
Astaghfirullah, itu anak kenapa datang lagi, sih?
"Apa?!" tanya Fateh ngegas.
"Ihh! Kamu kok gitu...," ucap Bella sambil memeluk lengan Fateh dan bersandar di bahunya.
"Hai! Kamu apa kabar?" tanya Sari dengan nada di lembut-lembutkan ke Alvian.
Sumpah, demi seluruh warga bikini bottom, ia tidak ingin melihat wajah menornya Sari.
Ding Dong!
"Yah ... kok udah masuk, padahal aku baru aja duduk sama kamu...," ucap Bella sambil mengerucutkan bibirnya kesal kepada Fateh.
Sontak Fateh bangun dari tempat duduknya, diikuti oleh Alvian, lalu berjalan ke luar kantin, ketika melewati salah satu meja, Alvian melirik sekilas ke arah Ashilla, lalu pergi.
"Woy Alvian! Tungguin aelah!"
"Tunggu woy! Bakso gue belum habis ini!" ucap Devan.
Temen kampret!
Sontak ia melihat ke arah Okta, yang tersenyum menatap dirinya. Tiba-tiba ia bergidik, lalu cepat-cepat berlari keluar dari kantin.
Pucek emang kalean!
-Alshi-
Saat ini, Ashilla sedang berjalan menuju kelas, bersama teman-temannya, "kita duluan, ya!" ucap Clara, Prisilla dan Sinta, mereka berpisah di koridor IPA dan IPS.
"Yoi!"
Ketika mereka bertiga asyik berbincang sambil berjalan menuju kelas, tak lama kemudian, terdengar sebuah suara.
"Woy cupu!" celetuk seorang murid yang tak jauh dari tempat mereka.
"Aku?" ucap Ashilla menunjuk dirinya sendiri.
"Iya lo! Sini cepetan!" ucap murid itu tidak sabaran.
Ketika Ashilla hendak melangkah, tangannya ditarik kembali oleh Vina, "lo ngapain mau kesana, sih?"
"Gapapa, biasanya yang jadi cupu selalu dimanfaatin, kan? Ntar kalo gue nolak, yang ada gue di-bully lagi, gue cuma mau hidup tenang-tenang aja di sekolah ini. Kalian duluan aja," jawab Ashilla sambil melepaskan tangan Vina dari lengannya.
"Ck, hati-hati, tuh! Kalau ada apa-apa, langsung cerita sama kita berdua."
"Ngapain disitu, woi?! Sini cepetann!" ucap murid itu tidak sabaran.
Ashilla menghampiri murid itu setelah Vina dan Vira mulai berjalan kembali ke kelas.
"Iya? Kenapa ya, Kak?" tanya Ashilla sopan.
"Sekarang, lo beliin gue minum! Kopi panas! Cepetan!" suruh murid perempuan itu sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Ashilla.
Lah?
"U-uangnya?"
"Pake duit lo aja!"
LAH GILA LO?
Ashilla mengumpat di dalam hatinya kesal.
Anak cupu selalu diginiin kali, ya, untung gue fake, yang real kasihan...
Ashilla mendesah kesal, "i-iya, Kak."
Ashilla pun berlari ke kantin dengan sedikit tergesa, pelajaran akan segera dimulai. Lagian, tuh Kakel ngapain nyuruh-nyuruh segala? Kaki ada, tangan ada, dua lagi! Buat apa kalo nggak di gunain?
Sungguh, gadis itu kesal.
Setelah berselang beberapa menit, ia kembali ke tempat semula, "loh? Kok ... Kakel tadi nggak ada?"
Gue dikerjain?! Wah-wah.
Yasudahlah, nanti ia kasih saja ke Vira, dulu Vira suka kopi, tetapi sekarang masih suka nggak, ya?
Ketika gadis itu hendak melangkahkan kakinya menuju kelas, tanpa sadar, ia tersandung kakinya sendiri, dan menabrak tubuh seseorang.
"AHH! PANASS!"
Deg!
Inikan suaranya Alvian?!
Mampus!
"LO APA-APAAN SIH?!"
-Alshi-
— Rsainky note's.
by the way, makasi yang udah nyuruh aku cepat-cepat up lagi. semoga part ini menghibur kalian yaaa.
Spam next dong! Biar cepet up-nya🔥
Plagiat? Ingat! Ada undang-undang hak cipta! Jadi, tolong berfikir dulu sebelum bertindak!
Sincerely,
Rain-Sky.
-Alshi-