"Lo mikirin apa sih? Daritadi diem mulu" ujar Bagas yang lama lama tidak tahan karena sedari tadi mereka sampai di kantin Ryan selalu diam dan mata laki laki itu seakan mencari cari seseorang. Ia hanya menyahut kalau ditanya
Padahal sudah tidak ada banyak orang mengingat sekarang waktunya mereka untuk pulang, hanya sedikit siswa dan siswi yang masih berada di Sekolah
Bagas menyenggol kecil tangan Alex yang berada di meja dan Alex balas dengan mengangkat alisnya
Bagas membuka mulutnya lalu seolah mengucapkan sesuatu tapi tidak terdengar
"Dia kenapa"
Alex hanya mengangkat sekilas bahunya lalu menyenggol tangan Ryan sehingga membuat cowok itu tersentak, Ryan menghentikan kegiatannya yang sedari tadi membuat temannya terdiam bingung
"Kenapa?" tanya Ryan
"Lo kenapa sih? Daritadi diem mulu udah gue tanya berkali kali ga nyaut!" tanya Bagas langsung sedangkan Ryan hanya menghela nafas pelan lalu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang membuat Bagas mendecak kesal
"Lanjutin aja bengongnya silahkan dah"
Ryan kembali memusatkan perhatiannya kepada kedua kawannya ini. Mungkin dengan berbicara dengan mereka bisa membantunya
"Menurut lo... siapa yang lagi suka sama Adelia sekarang" tanya Ryan pelan seakan tidak ingin terdengar orang lain
Alex mengangkat satu alisnya lalu melirik Bagas yang ternyata juga melakukan hal yang sama. Ryan pun yang melihat mereka sedang melirik satu sama lain mendengus kecil
"Kenapa emang?" tanya Alex penasaran
"Kalian tau kan barang barang yang sering gue taro di loker Adelia?" tanya Ryan
"Ye kan kita juga yang suka beliin coklatnya gimana si lu" jawab Bagas
Ya, selama seminggu ini Ryan beberapa kali memintanya untuk membelikan beberapa snack kesukaan Adelia
"Nah, Adelia nemuin gue tadi pagi. Dia bilang jangan ngasih dia gitu gitu lagi lah dan singkat cerita dia bilang ada boneka di loker dia"
Bagas mengernyit bingung "ya terus?"
"Bukan gue yang ngasih boneka" jawab Ryan yang membuat Bagas melongo terkejut
"Menurut lo siapa yang ngasih boneka ke Adelia?" tanya Ryan kembali
"Gue gak kaget sih" ujar Alex santai
Ryan mengerutkan dahi bingun mendengar perkataan Alex. Apa maksudnya?
"Lo ga sadar apa? Banyak yang suka sama Adelia. Kakel, angkatan kita, dekel cuman mereka ngiranya Adelia deket sama Davin sama Ken" lanjut Alex yang membuat Ryan terdiam
Tidak, ia sadar. Ia sadar betul kalau banyak laki laki yang menyukai Adelia tetapi selama ini ia hanya diam karena selalu mengira mereka tak akan berani mendekati Adelia apalagi ada Ken dan Davin
Kalau sudah ada yang ingin maju untuk memiliki Adelia, artinya sekarang ia sedang dalam bahaya mengingat hubungannya sekarang dengan Adelia
2 hari lagi ia akan bertunangan dengan Fira dan setelah pertemuan terakhirnya dengan Adelia cewek itu seakan menganggapnya tidak ada. Setiap mereka berpapasan cewek itu hanya melewatkannya begitu saja dan tidak menyapanya
Ia bisa mengerti kalau mungkin itu dilakukan Adelia karena takutnya ada orang di situ, tapi ini tidak. Beberapa kali mereka berpapasan di koridor yang sepi dan cewek itu tetap melewatinya begitu saja
Well, mengingat sikapnya selama ini tentu saja Adelia membencinya. Sudah tidak ada lagi Adelia yang menatapnya dengan tatapan memuja, yang ada sekarang hanya Adelia yang menatapnya datar dan sebal. Sudah tidak ada lagi Adelia yang selalu sabar menghadapinya. Sudah tidak ada lagi Adelia yang selalu menjadi sandarannya setiap ia merasa sedih atau dalam keadaan down
Itu semua salahnya, salahnya yang membuat keadaan menjadi seperti ini
"Gue ke toilet dulu bentar" ucap Ryan kepada kedua kawannya lalu berdiri dari kursinya dan melangkahkan kakinya keluar Kantin sedangkan Alex dan Bagas hany menggeleng geleng kepala karena gemas dengan sifat Ryan
"Harus di ruqyah tu anak biar otaknya dibenerin dikit" ucap Bagas pelan yang dibalas anggukan setuju oleh Alex
******
Ryan berjalan dengan pikiran yang dipenuhi oleh Adelia
Sayang? Masih lah
Cinta? Yakali enggak
Nyesel? Boong kalo bilang enggak
Seandainya dia bisa seperti Dr. Strange yang bisa memutar waktu, sudah ia lakukan dari kemarin kemarin. Sayangnya ia tidak bisa. Ia bukan superhero, ia hanya cowok bodoh yang menyia nyiakan kepercayaan orang yang disayanginya dan yang menyanginya
Tiba tiba pandangan Ryan jatuh ke punggung seorang cewek yang tidak asing di matanya. Mengapa siluet orang tersebut seperti Adelia?
Sial, ia terlalu banyak memikirkan Adelia dan terlalu rindu dengan Adelia sehingga membayangkan Adelia. Mana bisa Adelia masih di Sekolah, sudah pasti siswa dan siswi sudah pulang. Apalagi Adelia selalu cepat untuk pulang
Tetapi, matanya membesar saat cewek itu membalikkan tubuhnya sehingga ia bisa melihat dengan jelas siapa itu
Itu Adelia!
Untuk apa Adelia masih di Sekolah?
Wajah Adelia sempat terkejut saat melihat Ryan, tetapi ia dengan cepat bisa mengendalikan dirinya lalu kembali merubah raut wajahnya menjadi biasa saja
"Del, kamu ngapain masih disini?" tanya Ryan pelan
"Nunggu seragam baru" jawab Adelia singkat, padat, dan jelas yang membuat Ryan mengangguk pelan meskipun sedikit merasa kecewa karena sebenarnya ia ingin lebih berlama lama berdua dengan Adelia
Apalagi mengingat kalau dua hari lagi ia akan bertunangan
"Boleh ngomong sama kamu gak?" tanya Ryan pelan yang membuat Adelia mengangkat satu alisnya bingung. Mengapa tiba tiba Ryan bersikap seperti ini kepadanya? Padahal kemarin kemarin ia bersikap sangat menyebalkan kepadanya dan berengsek
"Ini udah ngomong kan?" jawab Adelia yang membuat Ryan terdiam sebentar lalu cowok itu kembali menjawab
"Ngomong serius maksudnya"
Adelia melihat ke handphonenya lalu melihat jam. Kata guru yang tadi sedang mengambilkannya baju seragam, Adelia harus menunggu sekitar 10 atau 15 menit lagi
Merasa punya waktu, Adelia mengangguk yang membuat Ryan diam diam bersorak senang dalam hatinya. Lagipula, koridor juga sudah sepi dan tidak ada orang
"Aku.."
Adelia mengangkat kedua alisnya menunggu ucapan Ryan yang entah mengapa tiba tiba blank. Entah mengapa Ryan sulit untuk berbicara, pikirannya tiba tiba kosong dan bingung untuk berbicara apa
Dengan sedikit tergagap di awal awal ia kembali melanjutkan
"Aku cuman mau bilang terima kasih sama kamu" ujar Ryan dengan tulus sambil menatap dalam ke mata Adelia
"Meskipun aku masih berusaha untuk ngebatalin pertunangannya, takutnya aku gak berhasil ngebatalin jadi aku mau bilang ini sama kamu untuk terakhir kalinya" ujar Ryan sambil tertawa getir
"Makasih untuk dua tahunnya, makasih selalu ada untuk aku, makasih udah selalu mau jadi sandaran aku pas aku lagi sedih atau lagi down, makasih untuk selalu jadi semangat hidup aku, makasih untuk semua kasih sayang yang kamu kasih, makasih untuk waktu yang udah kamu kasih ke aku" ucap Ryan panjang lebar dengan nada pelan menahan sakit di hatinya
Mata Ryan menatap Adelia dengan sendu. Bibirnya tersenyum sendu dan Ryan merasa dadanya seperti ditekan
Sesak, sangat sesak
Mengingat semua yang sudah Adelia beri kepadanya. Dalam otaknya, ia terus mengingat bagaimana Adelia yang selalu tersenyum kepadanya saat berbicara tentang kegiatan hari cewek itu
Bagaimana Adelia yang selalu menangis saat membaca novel yang sedih
Bagaimana Adelia yang kesal kepadanya kalau ia menganggu Adelia yang sedang membaca
Bagaimana Adelia yang selalu menyemangatinya saat ia bertanding
Bagaimana Adelia selalu menyayanginya dengan tulus
Semua kenangan mereka berdua seperti berputar di kepala Ryan, semuanya
Kenangan yang entah mengapa membuat kedua mata Ryan memanas dan kakinya lemas
"Makasih untuk kenangan yang udah kamu kasih ke aku" ucap Ryan sambil menatap Adelia dengan matanya yang makin memanas
Adelia mengetatkan rahangnya saat mendengar kata kata Ryan. Hatinya tak jauh beda dengan Ryan, sakit
Inikah akhir segalanya?
Dengan segala kekuatan, Adelia berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Matanya terasa pedih menahan air mata yang bisa keluar kapan saja
"Aku minta maaf kalau aku gak bisa jadi cowok yang baik buat kamu. Aku minta maaf. Aku minta maaf belum bisa jadi yang terbaik buat kamu" lanjut Ryan dengan serak
Ryan berdeham sebentar karena merasa tiba tiba suaranya serak
Dengan ragu ia bertanya "Boleh aku meluk kamu untuk terakhir kalinya?"
Seharusnya Adelia menolak
Seharusnya Adelia pergi
Tetapi tubuh dan hatinya berbeda
Biarkan ia merasakan pelukan Ryan untuk terakhir kalinya sebelum mereka kembali dipisahkan
Biarkan ia merasakan pelukan Ryan untuk terakhir kalinya sebelum nanti mereka akan menjadi orang yang asing seakan tidak mengenal satu sama lain
Ia mengangguk pelan yang membuat Ryan tersenyum sendu lalu memeluknya dengan erat
Pelukan ini, pelukan yang selalu menenangkan Ryan
Pelukan hangat yang membuat Ryan merasa tenang
Pelukan hangat terakhir Adelia untuk Ryan
"Kamu boleh nolak aku, tapi aku bakal berjuang lagi untuk kamu" ucap Ryan sambil memejamkan matanya. Dalam hati ia terus menetapkan bahwa ia akan terus berjuang untuk Adelia, meskipun harus menunggu lebih lama
Tanpa mereka berdua sadari, mereka saling meneteskan air matanya yang sedari tadi sudah mereka tahan
Cairan bening perlahan turun dari mata kedua insan yang sedang berpelukan dengan erat
Adelia merasakan air matanya turun perlahan sambil menahan isakannya, begitupun dengan Ryan
Kedua hati yang saling berdegup dengan kencang terdengar di pkuping mereka masing masing
Apa ini terakhir kalinya mereka akan merasakan pelukan hangat dari satu sama lain?
"Aku sayang kamu Del, always" ucap Ryan sambil mengeratkan pelukannya
Ryan, from now kita hanya orang asing yang mempunyai kenangan indah bersama sama
Aku berharap untuk selanjutnya kita berpura pura untuk tidak saling mengenal
Biarkan aku menghapus rasa ini
Thank you for everything, Thank you for your love and memories
Goodbye
Adelia, orang yang mempunyai kenangan indah bersamamu
THE END~
*****
TAPI BOONG YHAAA, tenang aku gak sejahat itu kok:( masih ada part lain yang harus kita tuntaskan wkwkwk
yah sedih:( hiks
pelukan terakhir sebelum Ryan jadi milik orang lain:(
gimana part ini? jangan lupa komentar perasaan kalian pas baca part ini hihi
jangan lupa untuk vote juga unch
see u guys di next chapter, bye! :)