Survive In School [REVISI]

By gusnaldian

42.3K 3.5K 197

Cerita ini dimulai di sebuah SMA yang terletak di pinggiran kota besar. Suasana harian sekolah berlangsung bi... More

1 : First Day.
2 : Social Sciences Class.
3 : Natural Science Class.
Cast
4 : Pertemanan Bermula.
5 : Keadaan Kota.
6 : Kekacauan Melanda Kota.
7 : Para Pekerja Pabrik Semakin Parah.
8 : Keadaan Kota Mulai Kacau.
9 : Mulai Menyebar di SMA Nusantara.
10 : Mencari Pertolongan.
11 : Kill Zombies.
12 : Bertahan Hidup.
13 : Rindra And Mira's First Love.
14 : Strategi.
15 : Keluar Dari Sekolah.
16 : Memulai Perjalanan.
18 : Survive Or Die.
Cast Revisi Part 2
19 : Bantuan?
20 : Berharap Selamat.
21 : Walking Dead(1).
22 : Walking Dead(2).
23 : Walking Dead(3).
24 : Akhirnya.

17 : Cemburu?

883 81 4
By gusnaldian

"Sepertinya di dalam kelihatan sepi." ucap Aryo sambil mengintip kearah supermarket.

"Ayo kita masuk,jangan lupa ambil barang yang bisa digunakan untuk senjata!" perintah Kevin yang diangguki oleh ketiga temannya.

Kevin mulai berjalan kearah supermarket dengan perlahan diikuti oleh ketiga temannya dari belakang. Ia mulai mendorong pintu supermarket tersebut hingga terbuka lebar. Lampu-lampu di supermarket terlihat redup,menambah kesan angker disana. Baru pertama kali mereka berempat masuk kedalam supermarket yang terlihat seperti rumah hantu.

"Sepertinya tidak ada siapa-siapa disini. Tapi kenapa stok makanan terlihat tinggal sedikit? Apa sebelumnya sudah ada orang disini?" tanya Mira keheranan.

"Entahlah,itu tidak penting kita masih bisa membawa sisanya." balas Rindra.

"Oke,kita mulai nyebar ya! Mira kearah kanan,Kevin kearah kiri,gua sama Rindra lurus kedepan buat cari senjata terlebih dahulu paham?" suruh Aryo.

Mereka berempat berjalan menuju arahnya masing-masing. Sebelum itu mereka mengambil sebuah keranjang kecil untuk membawa makanan. Rindra dan Aryo segera pergi kearah tempat barang-barang olahraga dan mereka berdua mengambil sebuah tongkat baseball untuk senjata mereka.

Setelah mereka berdua mengambil tongkat baseball,mereka segera berlari kearah rak minuman dan segera mengambil beberapa yang masih dapat di konsumsi. Sedangkan Kevin kearah rak makanan ringan dan Mira kearah rak makanan seperti pasta yang masih dapat dikonsumsi nantinya. Saat Mira sedang mencari pasta yang masih dapat dikonsumsi,tiba-tiba ia mendengar sesuatu di ruangan khusus pegawai. Mira segera membuka pintu ruangan tersebut secara perlahan dan tiba-tiba ada seorang gadis yang sudah menodongkan pisau tepat diarah leher Mira. Kemudian Mira segera menepis pisau tersebut menggunakan sekopnya hingga membuat gadis tersebut tersungkur dan pisaunya pun terpental. Dengan kondisi gadis tersebut yang berada di bawah dan Mira yang berada di atas tubuhnya.

"Lepaskan aku!" teriak gadis tersebut.

Ketiga teman Mira yang mendengar suara teriakan tersebut segera menuju kearah sumber suara.

"Ada apa?" tanya Aryo membuat Mira terhenti.

"Huh,ternyata kau manusia aku minta maaf!" ucap Mira kepada gadis tersebut lalu membantunya berdiri.

"Aku juga minta maaf sudah menodongkan pisau kearahmu!" sahut gadis tersebut.

Mira segera mengecek seluruh tubuh gadis tersebut untuk memastikan bahwa ia belum terinfeksi.

"Oke,enggak ada luka. Tenang saja dia tidak terinfeksi." ucap Mira dan mendapatkan anggukan dari ketiga temannya.

Aryo segera menghampiri gadis tersebut.

"Maaf ya,membuatmu merasakan hal buruk." ujar Aryo.

"Kalau boleh tau,siapa namamu?" tanya Mira.

"Namaku Dina Sherly Sifabella,kalian bisa panggil aku Dina." ucap gadis tersebut.

"Dina? Kenalin aku Mira! Dia ini adalah ketuanya,namanya Aryo! Dia Rindra,lalu dia Kevin!" ujar Mira sambil memperkenalkan teman-temannya.

"Kamu hebat karena bisa bertahan seorang diri disini." ucap Mira yang membuat air mata Dina mengalir membasahi pipinya.

Dina kemudian menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Ia kemudian menceritakan semua yang terjadi padanya.

"Awalnya aku hanya pergi belanja bersama ibuku,tiba-tiba terjadi kerusuhan di kota ini dimana semua manusia memangsa manusia lain. Disitu aku dan ibuku sangat ketakutan,ibuku menyuruhku untuk masuk kedalam ruangan pegawai lalu memberikanku sebilah pisau. Ibuku bilang semuanya akan baik-baik saja,untuk itu aku harus tetap tenang diruangan itu. Setelah beberapa jam aku didalam ruangan pegawai,aku mencoba untuk keluar dari ruangan itu. Tapi entah kenapa semuanya berubah,kota menjadi sangat hancur dan aku pun tak tau dimana keberadaan ibuku setelah kejadian itu. Aku terkadang menemukan makhluk mengerikan lalu aku bunuh menggunakan pisau yang diberikan ibuku. Aku berusaha bertahan hidup di supermarket ini,beberapa makanan sudah aku makan. Terkadang aku juga melihat orang yang belum terinfeksi masuk kesini sialnya mereka tidak mau membawaku dengan alasan mereka takut terinfeksi padahal aku belum pernah tergigit makhluk itu sekalipun. Seperti itu ceritanya kuharap kalian mau membawaku bersama kalian." ucap Dina panjang lebar.

"Tenang saja,kamu pasti akan ikut kami. Kita akan berjuang bersama untuk mencari bantuan." balas Aryo.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar supermarket.

TIIIIIT

"Bukannya itu mobil kita? Untuk apa mereka kesini?" tanya Rindra heran.

Keempat anak yang berada di dalam mobil mereka segera keluar lalu berlari menuju kearah Aryo,Mira,Kevin,Rindra,dan Dina.

"Aryo,cepat kita pergi ada puluhan zombie mengejar kita!" ucap Dimas dengan nafas yang terengah-engah.

"Lo gak boong kan Rang?" tanya Aryo yang masih tidak percaya.

"Rangga benar,dia gak boong. Ayo cepat kembali ke mobil!" ucap Abel.

Mereka semua segera berlari dengan sangat cepat menuju mobil dan tak lupa membawa keranjang yang berisi makanan dan minuman.

Mereka semua segera membuka pintu mobil dengan zombie yang sangat dekat.

"Rena,belakangmu!" ucap Abel.

"AAAAA" teriak Rena.

Rindra yang melihat Rena sudah tersungkur,ia segera membantu Rena berdiri lalu menghantam zombie tersebut menggunakan tongkat baseball yang ia bawa.

Mereka semua segera masuk kedalam mobil MPV tersebut lalu mengunci pintunya dengan zombie yang sudah mengelilingi mobil mereka.

"Rin,makasih!" ucap Rena kepada Rindra yang sudah menyelamatkankannya tadi.

"Iya,sama-sama!" balas Rindra dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

RENA POINT OF VIEW

"Ada apa dengan jantungku? Kenapa jantungku berdetak begitu cepat hanya karena Rindra menyelamatkan ku tadi? Apakah ini sebuah rasa? Ahh,tidak mungkin aku menyukainya! Tapi kenapa aku begitu cemburu melihat kedua pasangan yang sedang duduk di depan ku ini?" ucap Rena dalam hati.

AUTHOR POINT OF VIEW

Aryo segera melajukan mobilnya dengan sangat cepat hingga membuat zombie yang mengelilingi mobil tersebut tidak dapat mengejarnya.

Lama kelamaan hari semakin gelap menambah kesan angker saat mereka melewati jalan raya dengan lampu yang redup. Sebelum kejadian biasanya selalu banyak kendaraan yang lalu lalang tapi berbeda dengan sekarang.

"Sekarang sudah jam 20.00,kapan kita akan menemukan bantuan? Sementara dari tadi kita belum menemukan bantuan sekalipun." ucap Abel sambil melirik kearah jam tangannya.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan yang dilontarkan Abel,tiba-tiba mobil yang mereka naiki ngerem secara mendadak hingga membuat mereka terjungkal ke depan.

"Aryo,kenapa kamu berhenti mendadak?!" tanya Mira dengan nada marah.

"I-itu di depan!" balas Aryo tersendat.

Mereka semua segera menatap kearah depan dan melihat sesosok pria sekitar 30 tahun sedang tergeletak lemas di depan.

"Siapa itu? Apakah dia masih hidup?" tanya Kevin keheranan.

"Entah,apa kita harus membantu pria itu?" tanya Aryo yang duduk bersebelahan dengan Kevin.

"Ayo kita berdua lihat,kalian semua tunggu sini!" seru Kevin.

"Hati-hati!" ucap Abel agar mereka tetap waspada.

Kevin dan Aryo segera turun dari mobil secara perlahan dengan senjata yang mereka bawa. Kevin masih memakai linggisnya sedangkan Aryo memakai tongkat baseball yang ia ambil di supermarket tadi.

"Sepertinya ia terlihat baik-baik saja!" ucap Kevin kepada Aryo yang sedang memperhatikan seluruh tubuh pria yang lemas tak berdaya.

Sedangkan di dalam mobil yang lainnya sedang berbincang.

"Apa kamu yakin pria itu belum terinfeksi?" tanya Rena kepada Abel.

Abel pun menatap lekat pria itu lagi dari dalam mobil.

"Gawat,apa kalian lihat bekas gigitan di lehernya?" tanya Abel yakin bahwa itu bekas gigitan.

"Kamu benar Bel!" sahut Mira yang segera turun dari mobil lalu menghampiri lelaki tersebut.

"Mira kamu mau kemana?" tanya Rindra yang duduk disamping Mira.

Mira mengabaikan pertanyaan tersebut ia langsung keluar dari mobil begitu saja.

Saat sampai tepat di tempat lelaki yang sedang lemas tersebut,Mira langsung mengangkat sekopnya dan ia turunkan dengan kuat dan cepat beberapa kali hingga membuat darah dari perut pria tersebut muncrat kemana-mana.

"Apa yang lo lakuin Mir? Kenapa lo bunuh dia?!" tanya Aryo yang masih keheranan.

"Dia sudah terinfeksi,akan bahaya bagi kita jika menyelamatkannya." balas Mira sambil membalik tubuh pria yang sudah ia bunuh menggunakan kakinya.

Kevin dan Aryo tidak mengetahui bahwa pria tersebut sudah tergigit.

"Untung saja kita tidak menyelamatkannya." ucap Kevin bersyukur.

"Baiklah,ayo cepat kembali ke mobil!" perintah Aryo.

Mereka bertiga kembali ke mobil dengan keadaan darah yang menempel di seragam olahraga yang masih mereka pakai.

"Kalian gakpapa?" tanya Rangga.

"Kita gakpapa!" balas Kevin.

Aryo segera melajukan mobilnya kembali dengan sangat cepat. Dalam keadaan mobil yang sedang berjalan,tiba-tiba Kevin menyuruh Aryo untuk berhenti.

"Ada apa Kev?" tanya Aryo.

"Kita harus istirahat malam ini! Apa kalian melihat rumah itu?" tanya Kevin sambil menunjuk sebuah rumah yang masih terlihat cukup bagus.

"Iya kami lihat,tapi kenapa rumah itu masih terlihat rapih? Apakah ada orang di dalam rumah itu?"tanya Aryo.

"Huh entahlah,yang penting kita bisa beristirahat malam ini!" sahut Kevin.

Aryo segera menjalankan mobilnya mengarah ke rumah itu dan memarkirkan mobilnya di depan rumah tersebut.

"Ayo kita keluar,tetap hati-hati!" perintah Kevin.

Aryo,Kevin,dan yang lain mulai membuka pintu mobil perlahan. Memang keadaan saat itu sangat sepi jadi mereka tidak melihat satu zombie pun.

"Sial pintu ini dikunci!" seru Aryo yang masih berusaha membuka pintu.

"Apa kita dobrak aja?" tanya Kevin.

"Huh kalian berdua bodoh,untuk apa di dobrak? Awas!" perintah Abel.

Abel pun segera mendekati pintu lalu mengambil salah satu jepitan rambut yang terpasang di kepalanya.

Ia langsung membengkokkan jepitan rambut tersebut dan memasukkannya ke dalam lubang kunci pintu rumah itu. Dan akhirnya finally Abel memutar knop pintu secara perlahan dan mendorong pintu tersebut hingga terbuka lebar.

Mereka melihat ke segala arah,rumah yang masih layak untuk bersinggah.

"Kalian tunggu sini biar gua,Kevin,Rindra,Mira yang keliling sekitar rumah ini untuk memastikan apakah di rumah ini tidak ada zombie. Kevin lo kearah kamar tidur,Mira arah dapur,Rindra arah kamar mandi,dan gua kearah ruang tamu. Jika aman kalian kembali kesini!" perintah Aryo sambil menyusun strategi dan kemudian diangguki oleh mereka semua.

Mereka mulai berjalan kearah yang sudah ditentukan oleh Aryo. Begitu juga dengan Rindra,ia mulai berjalan kearah kamar mandi namun tak sengaja ia tersandung kaki Rena hingga membuat mereka berdua terjatuh.

RENA POINT OF VIEW

Aku terkejut ketika kaki Rindra tersandung kakiku hingga membuat dirinya terjatuh begitu juga dengan aku yang terjatuh tepat disampingnya. Aku menoleh kearah Rindra,jika dilihat dari samping dia sangat tampan. Bisa aku lihat kedua bola mata Rindra yang begitu indah dengan bibir yang sedikit tebal.

"Tuhan, tolong hentikan waktunya aku ingin melihat wajahnya lebih lama lagi. Aku menyukainya! Iya sudah aku putuskan dari lubuk hati yang paling dalam bahwa aku menyukai sesosok pria yang telah membantuku tadi. Semenjak ia menolongku, aku bisa merasakan jika aku menyukainya." ucap Rena dalam hati.

Aku tau, menyukai pacar sahabatku adalah hal yang salah. Tapi siapa yang paham akan hal itu? Apakah kalian bisa memilih orang yang kalian cinta? Jika bisa, aku akan mencoba mencintai orang lain. Tapi aku tidak bisa, kenapa? Entah mengapa bagiku mencintainya adalah hal yang sulit untuk kutinggalkan,karena cinta ini datang dengan sendirinya.

AUTHOR POINT OF VIEW

"Maaf,gua gak sengaja." ujar Rangga dan segera meninggalkan Rena.

Setelah beberapa menit mereka mengecek akhirnya selesai sudah hal itu.

"Baiklah tidak ada satupun zombie yang berada di dalam rumah ini. Sekarang kalian istirahat,buat perempuan kalian tidur di kamar itu,dan kami yang laki-laki tidur di ruang tamu sambil berjaga-jaga. Bersihkan diri kalian hari ini,cari pakaian yang masih layak untuk dipakai." perintah Aryo.

Mereka semua kemudian berpencar ada yang ke kamar mandi untuk membersihkan diri,ada yang mencari pakaian,dan ada yang mengambil makanan yang mereka bawa dari supermarket tadi. Begitu juga dengan Rena ia pergi kearah kamar tidur untuk mencari pakaian yang masih layak untuk dipakai. Ternyata Rindra dari tadi mengikuti Rena dari belakang dan ia seketika menarik pergelangan tangan Rena.

"Ren,gua mau ngomong sama lo." ajak Rindra.

"M-mau ngomong apa Rin?" tanya Rena gugup.

"Lo suka sama gua kan? Gua bisa liat dari cara lo natap gua." tanya Rindra.

Rena terkejut mendengar ucapan yang dilontarkan dari bibir Rindra.

"Jawab Ren!!!" bentak Rindra.

"I-iya Rin,maaf kalo aku suka sama kamu." sahut Rena menyesal.

"Kenapa lo jahat sama Mira? Mira itu sahabat lo sendiri Ren! Apa lo tega kalau Mira tau ini semua?" ucap Rindra menyudutkan Rena.

Tanpa mereka sadari,ternyata Mira sedang menguping pembicaraan mereka berdua di balik pintu hingga membuat ia mengeluarkan air mata.

"Karena aku suka sama kamu Rin! Aku juga gak ngerti sama perasaan aku Rin! Karena rasa ini datang dengan sendirinya!" balas Rena yang seketika menangis.

"Kenapa kamu gak cerita sama aku Ren? Kenapa?!" teriak Mira dari balik pintu hingga mereka berdua menyadari bahwa Mira menguping pembicaraan mereka.

"M-mira" ucap Rena tersendat.

Mira pun segera pergi kearah rooftop yang ada di rumah tersebut dalam keadaan menangis.

"Gua minta maaf Ren! Lo bisa dapat orang yang lebih baik dari gua! Gua terlalu mencintai Mira." ucap Rindra meninggalkan Rena lalu ia mengejar Mira kearah rooftop.

Aryo yang tak sengaja mendengar percakapan antara Rindra dan Rena. Ia segera menghampiri Rena yang sedang menangis lalu memeluk tubuh Rena. Rena pun menangis dalam pelukan Aryo.

"Aku tau kok yang kamu rasain sekarang. Kalau boleh jujur,aku itu sayang banget sama kamu! Maaf aku udah lancang menyimpan perasaan ini terhadapmu. Takdir mungkin gak menyatukan kita,namun gak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu kan? Karena aku yakin akan ada hari dimana kamu membalas perasaanku,tapi bukan sekarang. Aku percaya takdir itu akan datang pada kita. Walau terlihat memaksa apa salahnya berusaha bukan? Tidak apa jika cintaku tak terbalaskan,melihatmu bahagia saja sudah membuatku merasa cukup." jelas Aryo yang ternyata ia menyimpan perasaan kepada Rena.

"Makasih sudah menyukaiku selama ini. Walau aku belum suka padamu,tapi aku akan berusaha untuk membuka hatiku untukmu." balas Rena.

Aryo tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan dari bibir manis Rena.

"Kamu tidur sana,sekarang udah jam 23.00" ucap Aryo.

"Iya,aku tidur. Makasih ya!" balas Rena yang dibalas senyuman dari Rindra.

_____

Rindra masih terus mengejar Mira yang sedang berlari kearah rooftop dalam keadaan menangis.

Saat sampai di rooftop,Rindra langsung memeluk Mira dari belakang.

"Aku gak akan ninggalin kamu,aku masih sayang sama kamu Mir!" ucap Rindra yang masih memeluk Mira dari belakang.

Mira membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Rindra.

"Aku gak marah sama kamu kok Rin,aku cuma kecewa aja sama Rena." jelas Mira.

"Tapi kamu gak boleh menyimpan kekecewaan ini secara terus menerus Mir,bagaimanapun juga Rena itu sahabat kamu." balas Rindra.

"Iya Rin,aku paham kok!" sahur Mira.

"Yaudah ayo kita turun,udah malam kamu harus tidur!" perintah Rindra yang diangguki oleh Mira.

_____

Mira segera memasuki kamar. Di dalam kamar itu sudah ada Abel,Dina,begitu juga dengan Rena.

Rena langsung menghampiri Mira dan memeluknya secara erat.

"Aku minta maaf Mir hiks...hiks... aku gak bermaksud buat nyakitin hati kamu." ucap Rena yang masih memeluk tubuh Mira.

"Rena,aku ngerti kok. Aku juga udah maafin kamu kok. Udah jangan merasa bersalah,kita kan sahabat!" sahut Mira dibalas dengan senyuman yang terukir di bibir Rena.

Mereka berempat kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Sudah lama aku tidak merasakan benda empuk ini!" ujar Dina.

"Iya,rasanya aku tidak ingin bangun esok pagi!" balas Abel hingga membuat mereka berempat tertawa bahagia.

To Be Continued...
-
-
-
-
-
Authornya lier astagfirullah
Kenapa jadi kaya cerita romance wkwk
Jangan lupa Follow,Vote,dan Comment.

...See You Next Time...

Continue Reading

You'll Also Like

38.6K 216 21
π˜Ύπ™€π™π™„π™π˜Ό π™ˆπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰π˜Ώπ™π™‰π™‚ π™π™‰π™Žπ™π™ 18+, π˜Ώπ˜Όπ™‰ 21+, π˜½π™Šπ˜Ύπ™„π™‡ π˜Ώπ™„ π™‡π˜Όπ™π˜Όπ™‰π™‚ π™ˆπ˜Όπ™ˆπ™‹π™„π™!!! πŸ”žπŸ”žπŸ”ž menceritakan seorang pria bernama A...
SAMA AKU AJA By Ry

Science Fiction

1.3M 60.4K 34
🌹 🌹 🌹 🌹 Oya. Cerita ini aku private! So, yang mau baca, bisa follow terlebih dahulu πŸ˜„ Muachhhh...
Jimin Or Jimmy By arzy

Science Fiction

497K 2.9K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
6.6K 418 12
Tentang anak berandalan yang di jodohkan dengan CEO yang sangat amat terkenal di kota nya. Ini tentang MARKNO ‼️ Jangan salah lapak‼️ BXB‼️ BL‼️ ga s...