S U G A R M O M M Y

By mymoonbooster

64K 4K 1K

Jeon Jung Kook (21) membutuhkan biaya kuliah dan biaya rumah sakit sang ibunda yang sedang jatuh koma. Hingga... More

Pengantar
CAST
Hutang Keluarga
Nama Lain [M]
Kartu Nama
Remuk Redam
Membutuhkan Waktu
Peliharaan
Ingin Bertemu
Bom Waktu
Menjual Harga Diri [M]
Ancaman Tersukarela [M]
Ciuman Berbeda [M]
Tidak Tahu Diri
Obsesi Seok Jin
Lelah [M]
Posisi Bercinta[M]
Terhina
Bayi yang Merajuk [M]
Kabur
Sesuatu yang Berharga
Pengakuan
Menantang [M]
Protektif
Gertakan
Goyah
Melampaui Batas
Siput Laut [M]
Pagi yang Berbeda

Tergoda [M]

6.7K 299 92
By mymoonbooster

.

WARNING! 

Ada kata-kata vulgar. Mohon kebijaksanaannya.

Jangan lupa vote and komen ya cinta!

.

.

𝓂𝓎𝓂𝑜𝑜𝓃𝒷𝑜𝑜𝓈𝓉𝑒𝓇 𝓅𝓇𝑒𝓈𝑒𝓃𝓉,

.

.

.

【S】【U】【G】【A】【R】

【M】【O】【M】【M】【Y】

.

.

.



Ruangan petak  seukuran enam kali delapan itu nampak mewah dengan paduan klasik dan modern. Suasana klasik terfigur pada ukiran-ukiran kuno yang menghiasi beberapa sudut. Lampu kristal tergantung di tengah ruangan memberi kesan mewah. Tak lupa tempat tidur king size kuno yang bergaya tirai dan bertuas kaki. Sementara sentuhan modern tercipta oleh sofa hitam panjang yang terbuat dari kulit dan furniture lainnya yang bergaya dinamis. Sungguh sekelas dengan penyebutan ruangan VVIP yang tertera di pintunya. 


Bae Joo Hyun. Wanita bertubuh ramping itu sibuk memeriksa ruangan. Jemarinya mengusap perlahan tepi rak hias yang tertancap di dinding. Sedikit merasai sekiranya ada debu yang tertinggal di celah. Namun ia tak menjumpainya. Semua bersih, rapih dan sempurna. Sesuai dengan keinginannya.


Park Jun Geum memasuki ruangan dengan hati-hati. Bahkan tak dibiarkan suara pintu maupun langkah kaki menghancurkan mood yang ada. 


"Bagaimana? Apakah anda menyukai ruangannya Samonim? Aku menyiapkannya sesuai permintaan anda." tanya Jun Geum. Ramah dan gemulai cakap intonasinya. Terlihat ia sudah menggeluti pekerjaannya itu cukup lama.


 "Lumayan." Wanita cantik bernama Joo Hyun itu menoleh, menebar sorot pandang sarkastik. Aura dingin nan dominan dari wanita itu membuat seorang Park Jun Geum sulit menelan ludah.


Jun Geum tahu bahwa pelanggannya kali ini sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tak main-main tempat hiburan malam ini telah disewa satu malam. Tapi bukan hanya itu. Terlalu banyak request yang begitu mendetail. Dari situ Park Jun Geum dapat mengetahui pelanggannya adalah kelas bangsawan yang tak diragukan lagi kredibilitas kekayaannya. Ini adalah kesempatan emas bagi Jun Geum untuk menggaet sumber uang. 


"Apa saya sudah bisa memanggil mereka?"

Joo Hyun melempar ringan hand bag diamond Chanel nya ke atas sofa. Park Jun Geum bahkan hampir menjerit pilu melihatnya. Jelas mata jelinya tahu bahwa tas kecil itu bertabur berlian, dan pasti harganya menyentuh angka ratusan ribu dollar.  

"Kau bisa memanggil mereka." 

"Ba-baik" ujar Jun Geum berusaha tenang. Kemudian ia menepuk tangannya sebanyak tiga kali. Pertanda kepada para penjaga diluar untuk melakukan tugas yang sudah ia instruksikan. 

"Masuk sekarang!" 


Pintu terbuka perlahan. Membuat celah suara samar hiruk pikuk masuk ke ruangan. Disusul para pemuda yang kemudian berdiri sejajar menjadi tiga barisan. 

"Wuah." Para pemuda itu agaknya tidak bisa berpura-pura menunjukkan kekaguman. Padahal Park Jung Geum berkali-kali mengerlingkan matanya untuk menegur. Tapi mereka tidak terlalu memperdulikan. Sudah terlanjur terbuai oleh kecantikan Joo Hyun.  


Bagaimana tidak. Para pemuda itu sudah membayangkan jika pelanggan mereka adalah seorang wanita dengan dandanan menor serta berperawakan ahjumma. Atau seorang janda kaya raya yang kesepian kala usia menginjak umur lima puluh tahun. Namun nyatanya sungguh jauh berbeda dengan prediksi mereka. 


Yang ada justru sosok bidadari berbalut mini dress hitam sabrina. Kulitnya kencang dan cerah. Lekuk tubuhnya indah layaknya seorang gadis perawan. Parasnya awet muda, hasil disiplin menjaga dan merawat diri. Tidak ada satupun barang yang dikenakan adalah barang murah. Gesture tubuhnya pun berkelas dan terhormat. 

Segala hal yang ada padanya menunjukkan bahwa wanita itu bukanlah orang sembarangan. Seorang wanita berkelas yang terlahir dari keluarga yang menjunjung tinggi wibawa dan martabat. Sungguh tidak menyangka, jika wanita sesempurna itu bisa berada di tempat semacam ini. 


Wanita berkharisma seperti Joo Hyun sebenarnya tak perlu mengeluarkan banyak effort jika ingin mendekati laki-laki. Tidak lah begitu sulit menggoda para pejantan jika yang diinginnya untuk kepuasan seksual semata. Siapa pula laki-laki yang akan menolak? Seekor kucingpun akan tergugah jika ditawari ikan segar. 


Atau mungkin, pelanggan baru mereka ini bukan sekadar mencari kepuasan seksual. Sepertinya sang wanita memang hanya ingin menghamburkan uangnya saja. Dan ini adalah hal yang luar biasa langka. Kapan lagi bisa menyentuh tubuh seindah itu sekaligus mendapat banyak uang? Benar-benar Jackpot.


"Mari kita lihat" Joo Hyun bangkit berdiri. Para pemuda yang melihatnya salah tingkah. Mereka segera membenahi baju. Dalam hati pun berharap jika akan terpilih nantinya.


Penglihatan Joo Hyun meneliti satu persatu pemuda yang tengah berdiri rapih. Bagus sekali. Semuanya sesuai dengan kriteria yang ia pesan. 


Perlahan Joo Hyun mendekati seorang pemuda yang berdiri paling depan di ujung kiri. Pemuda pertama ini memiliki personality yang tenang. Gaya pakaiannya bak seorang model. Tingginya pun ideal. Cool dan modis. Joo Hyun tebak, laki-laki seperti ini memang nampak pendiam diluar, namun akan mendominasi jika di atas ranjang. Tidak begitu buruk sebenarnya. Tapi Joo Hyun tidak menginginkannya.


Pemuda lain yang cukup menarik perhatian Joo Hyun berdiri di tengah pada barisan kedua. Ia memiliki tubuh berotot. Kulit kecoklatan memberi kesan seksi. Tatapannya sangat agresif. Laki-laki yang dapat mencumbu semalaman tanpa mengenal lelah. Joo Hyun bisa melewati malam yang begitu bergairah. Namun, entah kenapa Joo Hyun tak menginginkannya juga. 


Park Jun Geum menyadari keganjilan dari gerak-gerik Joo Hyun. Rasa takut dan khawatir merebak dalam jiwa. Ia telah mempersiapkan semuany dengan sempurna. Tidak mungkin jika ada cela. Agaknya ia tidak terima.  "Apakah ada yang salah Samonim?"


Joo Hyun menghela nafas lelah. Tidak. Tidak ada yang salah. Wajah hingga penampilan fisik mereka pun sesuai dengan kriteria yang ia inginkan. Muda, tampan dan menggairahkan. Tapi kenapa tak satupun dari mereka membuatnya berselera? 


"Tunggu." gumamnya saat menyadari. Dalam hati ia menghitung jumlah pemuda di hadapannya. Bukankah ia menginginkan lima belas kandidat? Kenapa hanya ada empat belas orang yang ada? 


Joo Hyun pun menahan tawa saat menyadari seorang pemuda tengah berusaha mengendapkan diri. Pemuda itu berdiri di ujung barisan paling belakang. Ia berlindung dibalik tubuh pemuda yang lain. Namun sayangnya tubuh jejaka itu cukup bidang untuk dapat bersembunyi disana. 


Dengan penasaran, tanpa suara Joo Hyun mendekat. Ditariknya lengan sang jaka yang sibuk menunduk itu. 

"Kau pikir aku tidak bisa melihatmu?"


Pemuda itu sangat unik. Tak pernah Joo Hyun menemui gurat wajah sepolos itu. Bahkan ia terpana oleh netra jernih milik sang pemuda yang kini terbelalak menatapnya.


"Ma-maaf." pemuda itu tergagap. 


Joo Hyun tersenyum ringan. Merasa lucu ketika pemuda itu memalingkan muka karena secara tak sengaja melihat belahan dadanya. 


Tanpa aba-aba, Joo Hyun mendekatkan wajahnya di leher sang pemuda. Mencium wangi yang begitu sederhana. Aroma sabun murahan nan menyegarkan menguar dari tubuh sang pemuda. Joo Hyun menikmati aroma itu. Sangat berbeda dari keempat belas pemuda lainnya yang mengenakan parfume terbaik mereka.

Sedangkan jantung pemuda itu seakan melorot. Wanita itu terlalu dekat. Wangi british rose yang mewah sampai tercium sampai ke pangkal paru-parunya.


"Siapa namamu?" Pertanyaan yang sebenarnya biasa itu menjadi begitu seduktif karena tanpa ijin Joo Hyun meraba dada bidang sang adam. Terkekeh kecil saat merasakan detak jantung si pemuda yang meronta-ronta di dalam sana. 



"Kau tidak ingin mengatakan namamu?" tanya Joo Hyun kesal karena pemuda itu tak bergeming sama sekali.


Sang adam enggan menjawab. Tapi sikap diam itu justru membuat Joo Hyun semakin bersemangat untuk menggodanya. Jemari wanita itu kembali berulah nakal. Disambut bola mata pemuda itu yang bergerak kesana kemari mencari perlindungan. 

Rangsangan ini menyebabkan inisiasi syaraf. Awalnya hanya bermain-main di perut. Tahu-tahu turun ke selangkangan. Dan hampir menyentuh-  


"Jeon Jung Kook!" sahut pemuda itu tiba-tiba. Ia meremang luar biasa. Tangannya mengepal menahan diri untuk tidak goyah. Berharap wanita itu segera menjauhkan tangannya. Seakan-akan tangan Joo Hyun adalah rudal yang bisa membuatnya meledak.


Joo Hyun tertawa puas. Ia bisa melihat kekhawatiran Jung Kook. Dan karenanya, Joo Hyun justru menikmati. Ia merasa antusias.


 "Aku mau dia." ucapnya dan disambut senyum lega Park Jun Geum. 


"Baik, Samonim.


"Tunggu. Nyonya Park!-" Jung Kook kebingungan saat seluruh orang meninggalkan ruangan. Ia ingin beranjak menyusul Nyonya Park untuk meminta penjelasan. Namun tangan Joo Hyun menahan lengannya.


"Kau sangat menggemaskan" bisik Joo Hyun mesra. Sementara jemarinya kembali beraksi. 

"Saya bisa jelaskan. Anda salah paham- Ah!" Jung Kook melenguh oleh serangan yang tiba-tiba. Tangan jahil wanita itu kini leluasa meremas-remas pangkal selangkangannya. 


Jung Kook hampir gila karena tak sanggup menahan tangan Joo Hyun. Tubuh dan pikirannya tak berirama. Akal sehat bertarung oleh pilihan asumsi harga diri atau melunasi hutang keluargannya. Sementara syaraf-syaraf sensitif mulai bereaksi terhadap stimulasi.


Tubuh Jung Kook sedikit bergetar oleh sentuhan nikmat yang membangunkan libidonya. Tak elak, aliran darah perlahan mulai mengisi rongga-rongga di bawah sana. Jung Kook pun meringis perih karena celana jeans yang sempit itu menghalangi proses ereksinya.



Joo Hyun bergelegak saat merasakan milik Jung Kook terdesak. Tak disangkanya laki-laki itu begitu peka. Padahal sentuhannya amatlah sederhana. Namun reaksi tubuh Jung Kook cukup cepat. Menandakan sang jejaka sedang berada pada puncak kematangan sperma. 


"Kau tahu kenapa Aku menginginkan tempat tidur tua itu?" Joo Hyun tersenyum jahil. "Agar dia bisa berderik saat kita bercinta."


Jung Kook menelan ludah mendengar pernyataan frontal tersebut. Kali ini ia hampir mendorong tubuh Joo Hyun. Tapi wanita itu begitu ahli dalam mengaktifkan reseptor seksual.

Bibir ranum itu mengecupi lehernya. Menggigit manja dan meninggalkan jejak disana. Menghantarkan sengatan-sengatan asing yang membuat raga Jung Kook menggeletar dalam suka. 

Hingga kemudian ia menyadari hilangnya rasa perih. Ada kelegaan yang berasal dari kancing celananya yang terbuka. Entah sedari kapan, jemari wanita itu mengeluarkan miliknya. Menggelitik gemas buah zakar yang menggelantung tak berdosa. Memijat lembut keperkasaannya yang polos tak tertutupi bahan. 


Joo Hyun telah lancang menyentuh zona erotis yang tak terduga. Dan berhasil membuat Jung Kook merutuk dalam hati karena menikmatinya. 


Mercusuar Jung Kook lantas berdiri sempurna. Meruntuhkan segala harkat yang ia junjung setinggi langit. Menguarkan kewarasan yang berusaha ia lindungi sedari tadi. 


"Wah, ukurannya sangat pas." Joo Hyun tersenyum riang dan berjinjit mengecupi sayang pipi Jung Kook. "Noona jadi tidak sabar." 


Kaki Jung Kook melemas saat Joo Hyun menariknya dalam pelukan. Wanita itu merengkuh wajahnya. Menghipnotisnya lewat ciuman yang bergelora. 

Jung Kook memejamkan mata. Bibir Joo Hyun sangat manis dan lembut. Jung Kook ingin menggalinya. Merasainya lebih dalam. Mengecapnya lagi dan lagi.

Joo Hyun tersenyum di antara kecupan itu karena menyadari bahwa Jung Kook tidak begitu ahli. Joo Hyun lalu menuntun secara santai dan sensual. Perlahan meraih kedua lengan Jung Kook untuk melingkar di pinggangnya. Kemudian tangannya kembali memanjakan sang adik yang kian berisi.


Tubuh Joo Hyun begitu hangat. Sentuhannya juga memabukkan.  Jung Kook kecanduan akan kenyamanan yang dirasa. Wanita itu seakan membawanya menjelajahi tempat yang tak tertera di peta. Hal yang tak terprediksi ada di depan mata. Namun membuat dadanya bergejolak dan membuncah. Bagaimana bisa wanita yang baru dikenalnya itu bisa mengakuisisinya seperti ini? 


Tiba-tiba Joo Hyun menarik bibirnya menjauh. Jung Kook spontan memasang mimik wajah protes saat bibir mereka berjarak. Rasanya seperti ditinggal pergi, padahal ia baru menghayati. Joo Hyun terkekeh pelan atas reaksi keluhan itu. Sangat menggemaskan.  


Sedang Jung Kook agaknya terpesona oleh tawa cantik sang juwita. Diam-diam jantungnya berdegup kencang. Dalam hati menyanjung figur menawan Joo Hyun yang sempurna bak dipahat.


"Jung Kook-ah" Ibu jari Joo Hyun membelai dengan kasih bibir Jung Kook. Mengusap sisa lipstik yang tertinggal disana. "Jadi, ranjang atau sofa, sayang?" 


Oh tidak. Jung Kook terjebak. Pesona wanita itu luar biasa. Sentuhan sederhananya amat memikat. Suaranya merdu melengang masuk ke dalam indra pendengaran. 

Mayday. 

Mayday. 

Mercusuar Jung Kook pun kembali berdenyut menyiksa. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tidak bisa ditahan lebih lama. 


"Ranjang saja, Noona"



Sang jejaka telah tergoda.



♡ 𝓉𝑜 𝒷𝑒 𝒸𝑜𝓃𝓉𝒾𝓃𝓊𝑒𝒹 ♡



Tergoda juga kan kau bujang!

.

.

Ikun Hiu makan tomat

Tes ombak dulu ya sayang

Lanjut kah tidak?

.

.

.

.



Gerah ya, Bund




.


Continue Reading

You'll Also Like

72.3K 7.3K 25
Member boyband terkenal mempunyai rahasia kelam. Peak rank #1 Vsoo (19-4-2023) #3 Jisoo 27-4-2023
79.9K 4.6K 41
Kim taehyung CEO muda tampan dan Bae jisoo seorang model terkenal tanpa mereka ketahui perjodohan mereka sudah di rencanakan jauh sebelum mereka di l...
11K 1K 29
Changbin- Felix is mine Stray Kids → Felix → Changbin → BangChan → Jisung → Minho → Seungmin → Jeongin → Hyunjin → And other Cast #1- Straykids (23 O...
3.6K 498 32
SEASON II Cerita ini kelanjutan dari stone 【CEO kejam dan dingin x Dosen cuek dan batu + Mantan ku tetap pemenangnya】 Taehyung dan irene adalah sep...