After AS [END✅]

By Rahmaliyaaa

2M 328K 522K

Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat"... More

PROLOG
After AS |01
After AS |02
After AS |03
After AS |04
After AS |05
After AS |07
After AS |08
After AS |09
After AS |10
After AS | 11
After AS | 12
After AS | 13
After AS | 14
After AS | 15
After AS | 16
After AS | 17
After AS | 18
After AS | 19
After AS | 20
After AS |21
After AS |22
After AS |23
After AS |24
After AS |25
After AS |26
After AS |27
After AS |28
After AS |29
After AS |30
After AS |31
After AS |32
After AS |33
After AS |34
After AS |35
After AS |36
After AS |37
After AS |38
After AS |39
After AS |40
After AS |41
After AS |42
After AS |43
After AS |44
After AS |45
After AS |46
After AS |47
After AS |48
After AS |49
After AS |50
After AS |51
After AS |52
After AS |53
After AS |54
After AS | 55
After AS |56
After AS |57
After AS |58
After AS |59
After AS |60
After AS |61
After AS |62
After AS |63
After AS |64
After AS |65 (END)

After AS |06

34.8K 5.1K 4.8K
By Rahmaliyaaa

Selamat malam, coba dulu sini absen pasukan penghujat Cey😳

____

Pagi hari esoknya, Cerly duduk dibangku teras rumah sambil menunggu seseorang menjemputnya pergi ke sekolah. Sebelum itu ia telah mengirimkan pesan terlebih dahulu.

Gadis itu menghela nafas sejenak saat pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Devan. Menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, ia menatap bosan beberapa kendaraan yang berlalu lalang didepan rumahnya. Cukup lama hingga akhirnya ia lihat Devan yang sudah tiba menghentikan motornya didepan pagar rumah.

Cerly dengan cepat menghampiri Devan dengan wajah yang tak lupa ia pasang cemberut. Melihat gadis itu, Devan dibuat bingung. "Kenapa Cey? Masih pagi lho ini."

"Cey kesel kamu cuman read pesannya." Omel gadis itu tak suka.

Devan masih berkerut bingung pertanda tak mengerti. Terus mengingat sambil menatap gadis itu, akhirnya Devan terkekeh paham apa kesalahannya.

"Sorry, Cey. Gue tadi buru-buru pengen cepat jemput lo, makanya sengaja nggak balas lagi."

Memilih mengangguk saja, ia tak ingin berdebat dipagi hari yang cerah ini. Gadis itu naik keatas motor setelah dipasangkan helm oleh Devan. Setelah yakin Cerly duduk aman dibelakangnya, barulah Devan menjalankan motor menuju sekolah mereka.

Disamping itu, Angel yang baru tiba memarkirkan mobilnya dengan rapi di parkiran sekolah. Angel mengambil tasnya yang ia letak dikursi penumpang. Beranjak ingin keluar, pergerakannya terhenti saat melihat dua orang yang ia kenal -Devan dan Cerly datang bersamaan.

Angel tersenyum miris melihat kearah mereka berdua. Hatinya sakit. Dulu, hanya dia yang akan duduk di jok motor Devan. Hanya dia yang akan turun dari motor Devan. Hanya dia yang akan selalu dipasang dan dilepasi helm oleh Devan. Namun sekarang semuanya telah berubah dan berbeda.

Angel merasakan matanya memanas dan air mata memenuhi kantong matanya. Memejamkan mata erat, air mata yang tadi sudah siap mengalir, kini jatuh membasahi pipi. Gadis itu menikmati setiap remasan rasa sesak di dadanya.

Hingga ketika ia membuka mata, ia tak lagi melihat Devan dan Cerly disana. Mereka telah pergi.

Tersenyum sambil mengusap air matanya, Angel menghela nafas panjang. "Gue harus rebut kembali apa yang seharusnya jadi milik gue!" tekad Angel yakin lalu membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

BRUK!!

Angel meringis ngilu saat bahunya membentur kuat dada bidang seseorang. "Sorry, gue nggak liat." Seru Angel saat ia tak sengaja menabrak orang itu.

Yang ditabrak hanya bisa diam dan tersenyum. "Eh, elo Bim." kata Angel saat menyadari orang yang ia tabrak adalah Bima teman SMP nya dulu dan dia adalah sahabat nya Deran.

"Hm." Bima hanya terkekeh menatap Angel. "Lo kenapa? Ada masalah?" Angel menggeleng. "Enggak, gue nggak papa," jawab gadis itu.

Bima hanya mengangguk, lalu mereka berjalan bersama meninggalkan parkiran.

"Lo apa kabar?" tanya Bima berbasa-basi untuk mengisi tiap langkah mereka supaya tidak garing.

"Hm, gue baik. Seperti yang lo liat." Bima lagi-lagi mengangguk mendengar jawaban Angel. Lalu tak lama kemudian terdengar Angel yang terkekeh.

"Kenapa?"

"Lo aneh mah. Kita kan sekelas, tiap saat ketemu. Nggak usah ngerasa canggung gitu."

Terlihat Bima menggaruk tengkuknya sambil tersenyum. "Gue ngerasa lain aja gitu karna kita nggak terlalu dekat. Apalagi sejak Deran ... eumm, lo paham lah."

Angel perlahan mengangguk. "Ya, gue paham."

Suasana hati Angel mendadak semakin kacau saat Bima menyebut nama Deran. Ia teringat, sudah sebulan lamanya ia belum kembali mengunjungi makam mantan kekasihnya itu.

"Sampai kapan pun, Deran tetap dihati gue Bim."

Disisi lain, Mita dan dua temannya-- Cika dan Jeni menatap Angel yang berjalan berdua dengan Bima. Sebelum itu, mereka melihat Devan dan Cerly.

"Gue rasa Angel tadi pasti sengaja lama keluar mobil karna ngeliat Devan sama si Cey." Suara Jeni lebih dulu memecahkan keheningan antara ketiganya. Mita yang masih menatap Angel mengangguk setuju dengan tangan berlipat didada.

"Si polos keknya harus kita kasih pelajaran lagi deh," usul Cika geram.

Mita mengangguk. "Sepertinya drama di UKS semalam masih belum cukup."

"Makin ngelunjak njir, bikin gue muak aja," saut Jeni.

"Eh Mit, gimana?" tanya Cika menyikut lengan gadis itu.

Mita masih diam. Ia terlihat seperti berfikir keras. "Gue ada kepikiran buat Angel makin benci sama itu cewek. Tapi bukan hanya Angel, tapi juga sahabat-sahabat nya."

"Maksud lo, Tomi, Jerry sama Gleo?" Mita mengangguk.

"Si Gery saudara kembar Cey aja, keliatannya lebih milih Angel." seru Jeni memberitahu.

Mita kembali mengangguk seraya menyeringai. "Gimana kalau kita adu domba anak Angel's dan Tiger? "

***

Setelah bel istirahat berbunyi, Angel, Pujki, dan Shena pergi menuju kantin untuk mengisi kekosongan perut mereka.

"Gue es teh hangat sama bakso satu," kata Shena memberitahu pesanannya pada Pujki.

Pujki mengangguk lalu menatap Angel. "Lo apa Ngel?"

"Samain aja," ucap Angel tetap fokus pada hp nya. Pujki kembali mengangguk berlalu pergi menuju ibu kantin. Sepeninggalan Pujki, Shena menahan tawanya membuat Angel berkerut bingung.

"Kenapa lo?"

"Jangan bego kek Pujki juga deh Ngel," ucapnya kini sudah memecahkan tawa.

Angel masih kebingungan menatap aneh Shena. Sambil berfikir apa yang membuat gadis itu tertawa, teriakan menggelegar dari Pujki mengalihkan perhatiannya.

"SHENNNN, MANA ADA ES TEH HANGAT!! ES ES, HANGAT HANGAT!!!"

***

Saat ini kelas Cerly sedang jam olahraga. Namun gadis itu lebih memilih duduk diselasar koridor sambil melihat teman-temannya yang berlari mengelilingi lapangan untuk pemanasan. Mendengus kesal, gadis itu hanya duduk sendiri disini. Ia benar-benar kesepian.

Karna penyakit gagal jantung yang ia derita, Cerly tidak bisa ikut pelajaran olahraga yang pastinya akan membuat jantungnya kelelahan.

"Cey bosan." Gadis itu menunduk melihat kakinya sendiri. Hingga sekarang ia mengangkat kepalanya melihat ke kanan tepat dimana kelas anak Tiger, 12 IPA 5.

Gadis itu dan anak Tiger berbeda kelas. Jarak antara kelas mereka hanya dibatasi oleh satu kelas yaitu kelas 12 IPA 4. Itu artinya Cerly berada dikelas 12 IPA 3.

Senyum Cerly mengembang saat ia lihat beberapa murid kelas 12 IPA 5 ada yang keluar. Itu berarti saat ini kelas anak Tiger sedang jamkos. Mengeluarkan ponselnya, Cerly mengirimkan pesan ke salah satu anak Tiger.

Me: Cey lagi jam olahraga nih,
tapi sendirian. Bisa temanin Cey?

Cukup lama gadis itu menunggu hingga akhirnya pesannya dibaca. Bertekuk bibir, Cerly bingung kenapa setelah 3 menit tidak ada balasan?

Ia kembali melihat kearah kelas IPA 5, disana terlihat Devan yang keluar kelas dengan gaya cool nya. Kedua tangan ia masuki ke dalam saku jaket kebesaran anak Tiger. Cerly dengan senyuman melambai pada Devan.

Terlihat Devan tersenyum menghampirinya. Duduk disebelah gadis itu, Devan mengacak-acak rambut Cerly karna gemas. "Sendirian aja neng, sini Abang temenin."

"Iya, temenin Cey ya." Devan mengangguk.

"Kenapa sih kamu suka nggak bales pesannya Cey? Kan ngeselin." Omel gadis itu. Mengingat kejadian tadi pagi saat pesannya hanya di read dan kini juga.

"Mendingan mana, dibaca doang tapi langsung dilaksanakan. Atau dibalas bilang iya, tapi berakhir bohong?" Devan mengangkat sebelah alisnya bertanya.

Cerly terlihat berfikir dengan jari mengetuk dagunya. "Hm, dibaca tapi langsung dilaksanakan," jawabnya.

"Smart girl."

"Tapikan lebih bagusan dibalas dan dilaksanakan. Jatuhnya kalau cuman di read kayak nggak dikasih kepastian." Balas gadis itu.

Devan mengangguk tanpa membalas. Melihat Devan yang hanya diam, Cerly ikut diam menatap teman-temannya yang sedang berolahraga.

"Cey pengen deh bisa bareng mereka disana. Kapan ya Van, Cey bisa kayak temen-temen yang lain?" lirih gadis itu begitu sedih. Devan yang paham Cerly pun lantas pengusap punggung Cerly.

"Cey pasti sembuh dan bisa kayak mereka. Cey harus semangat, yakin sama diri sendiri kalau Cey bisa sembuh."

"Cey nyusahin nggak Van? Secara Cey kan penyakitan, pasti nyusahin banget." Tanpa sadar ia sudah menjatuhkan air matanya membuat Devan semakin merasa harus ada disamping gadis itu.

"Cey nggak nyusahin kok. Jangan ngomong gitu lagi ya." Devan menarik gadis itu kedalam pelukannya. Ia mengusap kepala Cerly berusaha menenangkan.

"Cey-" Gadis itu sesegukan membuat Devan semakin mengeratkan pelukannya. "Cey jangan nangis, disini ada gue yang kapan pun Cey butuh bantuan, gue selalu ada."

"Jangan tinggalin Cey ya?" Devan mengangguk membuat gadis itu tersenyum.

"Iya aku nggak akan ninggalin Cey kok." Itu suara Aldo yang membuat Devan langsung melepas pelukannya pada Cerly. Disana sudah ada Gery, Kenan, dan Satya juga tengah menatap pada mereka.

"Kalian ganggu!" Kesal gadis itu mengusap pipinya yang basah. Devan hanya terkekeh begitupun teman-temannya.

Berbeda Gery yang hanya diam menatap bergantian Cerly dan Devan, lantas mendongak keatas tepat dimana letak kelas 12 IPA 1. Bernafas lega, sepertinya kelas Angel sedang ada guru. Namun matanya entah mengapa melihat kearah tangga dan mendapati Angel memegang setumpuk buku ditangannya.

"Shit! " umpat Gery ternyata Angel melihat semuanya. Dengan cepat cowo itu mengejar Angel.

Angel lima menit berdiri diujung tangga akan naik ke kelasnya saat melihat Devan bersama Cerly. Dan mereka ... pelukan. Oke, hatinya cukup sakit dan dia ingin menangis. Saat melihat Gery yang sadar akan kehadiran dirinya, sebelum beranjak pergi, Angel tersenyum miris dan lari menaiki tangga dengan cepat.

Anak Tiger termasuk Cerly menatap kepergian Gery yang terlihat panik.

"Kenapa tuh anak?" bingung Satya.

"Ada Angel," jawab Kenan santai sambil berlipat tangan.

Devan kaget saat Kenan bilang ada Angel. Itu artinya Angel melihat dia dan Cerly? Kalau iya, gadis itu pasti akan sakit hati padanya jika benar mereka memiliki hubungan khusus.

"Kenapa kalau ada Angel?" tanya Cerly membuat anak Tiger menatap padanya.

"Cey polos banget deh, heran. Pen sentil ginjalnya." Geram Aldo lalu terkekeh.

***

"Angel?!"

Mau tak mau Angel menghentikan langkahnya saat tau ternyata Gery benar-benar mengejarnya. Mengusap air matanya, Angel berbalik badan menatap Gery.

"Kenapa Ger?"

"Lo liat semuanya?" tanya Gery menghampiri Angel lalu mengambil setumpuk buku dari tangan gadis itu dan meletakkan nya dibawah.

Angel mengangguk sambil tersenyum. "Gue liat semuanya dan gue rasa gue cukup sakit hati. Tapi lo tenang aja, gue nggak papa." Angel kembali tersenyum membuat Gery mengepalkan kedua tangannya.

Bugh!

Gery meninju tembok untuk menyalurkan amarahnya. Saat itu isakan kecil dari mulut Angel langsung lolos begitu saja.

Menatap Angel, Gery menghembuskan nafas kasar lalu menarik Angel kedalam pelukannya.

"Jangan senyum kayak tadi. Senyum fake lo nyakitin hati gue Ngel." Gery mengusap punggung dan kepala Angel dengan sayangnya.

Angel hanya diam tak membalas ucapan Gery. Tangannya kini mulai terangkat membalas pelukan cowo itu. Dan perlahan Angel melingkarkan tangannya di pinggang Gery.

"Lo sakit, gue ikutan sakit." Gery mengecup singkat puncak kepala Angel.

***

Pulang sekolah ini, atas paksaan dari Gery, Angel pergi bersama cowo itu entah kemana. Mereka lebih memilih menggunakan mobil Angel dari pada motor Gery.

"Entar cewe lo marah gue nggak mau tanggung jawab ya." kata Angel membuat Gery yang sedang menyetir tertawa.

"Nggak akan mungkin Pujki marah. Gue udah bilang sama dia tadi."

Angel memutar bola matanya malas. "Cewe itu pandai drama. Mungkin mulutnya bilang nggak, tapi hatinya pasti beda lagi."

"Serius Ngel, Pujki nggak akan marah. Kalau pun dia marah, gampang. Palingan cuman sebentar. Secarakan dia aja bulol."

"Bucin tolol," balas Angel terkekeh membuat Gery lagi-lagi tertawa.

Dua puluh menit perjalanan, Gery menghentikan mobil tepat didepan MC Donals yang berada tepat dipinggir jalan. Gery memarkirkan mobil kemudian keluar lebih dulu berniat membukakan pintu untuk Angel.

"Lo pikir gue cewek apaan pake segala dibukain?" tanya Angel geli sendiri melihat Gery.

"Biar sweet gitu bos," balas Gery terkekeh.

Mereka berdua pun berjalan memasuki tempat makan cepat saji itu. Angel memilih duduk didekat kaca jalan sambil menunggu Gery yang memesan makanan mereka.

Angel tersenyum tipis melihat Gery yang berdiri tampan menunggu antriannya. Gadis itu bersyukur, setidaknya dengan Gery yang mengajak keluar seperti ini membuat suasana hatinya sedikit lebih baik. Walaupun tetap ia tidak bisa melupakan kejadian disekolah tadi, Angel menghargai usaha Gery yang ingin menghiburnya.

Dari arah pintu masuk, Angel melotot saat melihat Devan dan Cerly. Mereka disini juga? Angel benar-benar dibuat kesal. Ia jadi bete.

Terus menatap Devan, Angel baru sadar mereka saling berpegangan tangan. Lagi-lagi Angel dibuat semakin bete. "Berduaan mulu, nggak sekalian jadian aja?!" Sinis Angel saat Devan dan Cerly berjalan kearahnya.

Devan terhenti tak kembali melanjutkan langkahnya. "Kita cari tempat lain aja Cey," kata Devan menarik Cerly balik.

Angel memutar bola matanya malas. Lalu ia berdecih melihat kepergian dua orang itu.

"Parasit!"

"Siapa yang parasit?" Gery datang menghampiri Angel sembari meletak nampan berisi beberapa pesanan random nya. Tangannya menusukkan sedotan keminuman milik Angel lalu meletakkannya dihadapan gadis itu. Melakukan hal yang sama pada minumannya, Gery duduk dihadapan Angel sambil menyeruput minumannya.

"Siapa yang parasit, hm?" ulang Gery lagi.

Angel lebih memilih menggeleng. Ia tak ingin memberitahu Gery hingga nanti malah akan membuat Gery merasa bersalah.

Mencomot paha ayamnya, Angel mulai makan. Ia berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan Gery.

"Makan Ger!" Suruh Angel disela-sela mengunyah nya. Gery hanya terkekeh dan mengangguk.

"Gue nggak bodoh dan gue tau lo lagi bete." Kata Gery sambil menyeka sudut bibirnya yang terkena saus. Angel hanya diam menatap Gery, hingga kini ia dibuat melotot atas kelakuan cowo itu.

"Lo habis ngapain?" tanya Angel yang melihat Gery dengan santainya memasukkan sisa saus dibibir Angel kedalam mulutnya.

"Seperti yang lo liat," balasnya tanpa merasa aneh sedikit pun. "Manis ya, kek lo." Kekeh Gery setelah mengecap beberapa kali saus di mulutnya.

TBC

Mampus lah yang oleng ke Gery. Baper nggak tuh.

Tim siapa? Angel x Gery

Atau, Angel x Devan?

Follow ig Bang Gery dong @gryfernndo_

@biana.angels
@devanalarik_
@crlyannta

Author nih @rahmaliya._ and @angelsecret.ofc

AKU UPDATE SETIAP TARGET TERPENUHI. BAB KALI INI LEBIH RAME DARI BAB SEMALAM? LANGSUNG NEXT BAB 7!!!🔥😍

Continue Reading

You'll Also Like

561K 85.3K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
14.4K 266 27
Cerita tentang setiaan,percintaan,persahabatan dan perjuangan.
712K 62.6K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...
98K 12K 39
[PART LENGKAP!] Zara Aletha Meira. Perempuan dengan segala kelebihan yang ia punya. Ia cantik, ceria, pintar, bahkan famous disekolahnya. Tidak heran...