[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

63.8K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
38. Amarah yang menggebu
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

48. Untukmu ibu

953 128 18
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

Pagi menjelang siang, Nyonya Kim yang baru saja sampai di rumahnya dikejutkan dengan seseorang yang telah menjadi kepercayaan di perusahaan miliknya langsung menghubungi dirinya. Terdengar jelas jika kepercayaannya itu sedikit gugup ketika berbincang dengannya lewat telepon kantornya. Ini tidak seperti biasanya. Seseorang yang menjadi kepercayaannya itu biasanya tidak berkata segugup ini. Apa yang tengah terjadi ? Apakah perusahaan miliknya baik-baik saja ?

"Nyonya sebaiknya anda istirahat terlebih dahulu. Jangan terlalu memaksakan diri anda sendiri." ujar Ahjumma Han yang merasa khawatir kepada sang majikan. Majikannya itu baru saja sampai dirumah, namun harus dikejutkan dengan telepon dari perusahaan miliknya.

Setelah selesai menerima telepon tersebut, Nyonya Kim langsung tergesa menuju kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya. Tanpa sadar wanita cantik itu mengabaikan seseorang yang telah lama pekerjaan padanya. Seseorang yang telah menjaga sang anak sampai saat ini. Dan mungkin seseorang yang sangat berharga untuk Wonwoo. Ya. Hanya orang itulah yang selalu ada disaat Wonwoo senang ataupun duka. Mungkin tanpa wanita itu, Wonwoo tak akan seperti sekarang ini.

Ahjumma Han hanya menghembuskan napasnya kasar ketika perkataannya tak digubris oleh sang majikan. Rasanya percuma ia mengingatkan wanita cantik itu, karena pada akhirnya akan terabaikan. Dalam hatinya ia merasa cukup kecewa, tetapi ia harus mengubur dalam rasa kecewanya itu. Apa yang dilakukan wanita cantik itu memang wajar, wajar bersikap seperti itu. Mengingat bagaimana sibuknya ia yang harus menjaga Wonwoo sekaligus mengurus perusahaannya.

Ia begitu takjub dengan kesabaran wanita cantik itu. Tidak salah lagi jika sikap penyabar dari Wonwoo berasal dari ibunya. Selama ia menjaga Wonwoo, anak itu selalu saja bersabar dan menerima dengan lapang dada apa yang dilakukan oleh sang ibu terhadapnya. Meskipun ia harus menahan rasa sakit di tubuh juga hatinya. Sekarang buah dari kesabarannya terjawab, apa yang diinginkan sejak lama terjadi begitu saja. Ibunya sangat menyayanginya tanpa batas.

Tak berselang lama Nyonya Kim telah selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang cukup rapi. Tentu saja ia akan ke kantor miliknya untuk menyelesaikan sesuatu yang membuatnya sangat penasaran ini. Tadi sang kepercayaan tak juga mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi disana. Laki-laki yang lebih muda darinya itu hanya mengatakan ada dua orang yang tengah mencari dirinya. Dan dua orang itu sangat membuatnya penasaran.

"Ahjumma hari ini kau akan menjenguk Wonwoo kan ? Tolong jaga dia ya dan tunggu aku kembali." ucap Nyonya Kim kepada Ahjumma Han yang tengah berada didapur menyiapkan beberapa makanan yang hendak dibawanya ke Rumah sakit. Masih ingat dibenaknya jika keluarga angkat Wonwoo sering kali menjaganya di Rumah sakit dan ia tidak ingin mereka kekurangan makanan.

Ahjumma Han menghentikan aktifitasnya dan memilih untuk berhadapan dengan majikannya, "Ya benar, Nyonya. Ah sebaiknya anda mengisi perut anda terlebih dahulu atau perlu saya siapkan bekal untuk anda ?"

Nyonya Kim menggeleng dengan senyuman tipisnya. Semenjak Wonwoo kembali ke rumah ini, majikannya jadi sering tersenyum dan menyapa para pekerja dirumahnya. Tentu saja yang dilakukannya ini membuat mereka menjadi senang dan bekerja lebih santai, tidak ada rasa takut yang menghinggapi mereka. Kehadiran Wonwoo kali ini membawa perubahan pada sikap Nyonya Kim.

"Tak apa. Hanya sebentar dan ya aku akan berangkat sekarang. Jika terjadi sesuatu pada Wonwoo tolong hubungi aku secepatnya. Jangan membuatku takut, Ahjumma."

"Baiklah jika anda menolak. Hati-hati Nyonya." balas Ahjumma Han pada akhirnya.

Nyonya Kim segera berjalan menuju halaman rumahnya yang dimana terparkir mobil pribadi beserta sopir pribadinya. Wanita cantik itu langsung masuk kedalam mobil tanpa berkata sepatah katapun. Begitupula dengan sang sopir yang seolah mengerti dan paham tidak bertanya kemana majikannya akan pergi, pria paruhbaya itu langsung mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat yang sangat penting oleh sang majikan. Tentu saja perusahaan miliknya yang telah lama ia perjuangkan seorang diri.

Didalam mobil perasaan Nyonya Kim begitu campur aduk. Ia merasa khawatir dan takut dengan panggilan telepon dari orang kepercayaannya tadi. Begitupula dengan dirinya yang berat harus meninggalkan Wonwoo di Rumah sakit, meskipun ia sudah mempercayakan kepada ayah kandung dan keluarganya yang lain. Namun tetap saja ia merasa tidak ingin meninggalkannya. Seandainya ia tidak mendapat panggilan tersebut, mungkin ia akan kembali ke Rumah sakit dan menjaga sang anak. Tapi ia bisa apa ?

"Sajangnim." panggil seseorang. Nyonya Kim langsung menatap seseorang yang baru saja membuka pintu kantornya. Terlihat kegugupan di wajah tampannya yang sukses mencuri perhatian Nyonya Kim.

Tak mengindahkan panggilan tersebut, Nyonya Kim langsung menerobos masuk kedalam kantornya. Kedua matanya membelalak lebar ketika melihat dua orang yang selama ini tak lagi nenganggap dirinya anak berada tepat dihadapannya. Ia merasa seperti mimpi, sekaligus mengundang penuh curiga. Tidak biasanya mereka sudi mendatanginya dan bahkan ini pertemuan pertama setelah mereka mengusirnya dari rumah atas dirinya yang mengandung seorang anak diluar nikah.

Masih ingat dibenaknya bagaimana mereka berdua menginginkan dirinya untuk menggugurkan kandungannya dan mengatai dirinya sebagai aib keluarga. Tidak ada yang dapat merasakan betapa sakit hatinya ia kala itu. Bahkan ia berjuang sendiri tanpa seseorang yang membelanya. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung, nampaknya membencinya hanya kesalahan yang tidak ia perbuat. Disini ia hanya korban dan bahkan tidak menginginkan semua ini terjadi padanya.

"Appa...eomma... Apa yang kalian lakukan disini ?"


Ahjumma Han menemani Mingyu yang tengah menikmati makan siang darinya. Ia memang sengaja membawa beberapa bekal makan siang untuk diberikan kepada keluarga angkat Wonwoo. Memang tidak mewah, namun setidaknya bisa membuat mereka mengisi perutnya. Apalagi mengingat keluarga angkat Wonwoo yang berkecimpung ke dunia bisnis dan itu tidaklah mudah mengatur jadwal mereka, sehingga terkadang melupakan jadwal makan yang tidak teratur.

Keduanya tengah berada ditaman yang berdekatan dengan pohon yang dapat meneduhkannya. Mingyu tak begitu lahap, namun sukses mengisi perutnya. Apa yang dilakukannya ini membuat Ahjumma Han senang, setidaknya Mingyu mau memakan bekal bawannya. Begitupula dengan Seungcheol yang tengah membeli beberapa minuman untuk sang adik dan juga Ahjumma Han. Sejak tadi memang Seungcheol sangat berterima kasih kepadanya karena telah membawakan mereka bekal untuk makan siang, padahal mereka bisa membelinya nanti.

Namun jawaban Ahjumma Han sangat mengejutkannya. Wanita paruhbaya itu mengatakan jika dirinya tidak ingin mereka jatuh sakit akibat terlalu menahan rasa lapar dan tidak mengatur pola makan yang baik, memang tidak mudah menjaga Wonwoo tapi setidaknya mereka tak melupakan perutnya. Jika salah satu dari mereka jatuh sakit, besar kemungkinan Wonwoo akan sangat membencinya. Wonwoo adalah anak yang tidak suka melihat orang lain sakit, terlebih karenanya.

"Ahjumma terima kasih atas makanannya." ujar Mingyu membuyarkan lamunan Ahjumma Han. Mingyu menutup kembali wadah bekal makan siangnya yang masih terlihat cukup banyak, entahlah napsu makannya sedang tak baik.

Ahjumma Han merasa sedih ketika Mingyu tak menghabiskan makan siangnya, "Apa tidak enak ? Mengapa tidak dihabiskan, Mingyu-ya ?"

"Aku kenyang." bohongnya dengan senyuman penuh kebodohan. Tentu saja ia berbohong, karena beberapa hari ini napsu makannya sedang buruk.

Ditaman, Ahjumma Han tengah membujuk Mingyu untuk kembali melanjutkan makan siangnya. Meskipun Mingyu terus saja menolaknya dan membuat wanita paruhbaya itu tak menyerah. Jujur saja ia tidak ingib mereka jatuh sakit hanya terlalu nengkhawatirkan Wonwoo. Ia yakin seandainya Wonwoo bangun dari komanya, remaja bermata rubah itu akan sangat marah kepadanya. Wonwoo tidak suka ada orang yang sakit karena dirinya.

Berbeda dengan suasana di Ruang rawat tempat Wonwoo dirawat, Tuan dan Nyonya Kim dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak dikenalnya. Orang itu berjenis kelamin laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya. Pakaian yang dikenakannya sangat rapi, layaknya seseorang yang cukup berpengaruh. Entah siapa yang memberitahu orang itu bahwa Wonwoo dirawat di Rumah sakit ini, pastinya mengundang banyak tanya. Keduanya nampak mencurigai seseorang itu.

"Saya wali kelas Wonwoo sewaktu di SMP." imbuhnya dan membuat keduanya langsung paham.

Wali kelas Wonwoo sewaktu Sekolah Menengah Pertama, bukankah itu sudah cukup lama ? Apa yang membuatnya harus kemari dan bahkan Wonwoo sedang tak sadarkan diri. Lihatlah bahkan wajah laki-laki itu nampak terkejut melihat kondisi Wonwoo yang dipasangi oleh berbagai alat. Begitupula dengan area mulut yang dimasukan alat untuk memudahkan oksigen masuk. Sungguh mengenaskan dan membuat siapa saja akan merasa terpukul melihatnya.

Sadar jika kedua orang yang berada tepat dihadapannya kebingungan, orang itu langsung mengeluarkan beberapa berkas didalam tas yang dibawanya. Berkas yang entah apa itu. Tentunya membuat keduanya berharap tidak ada hal yang serius. Mereka menginginkan hal yang baik, apalagi selama ini Wonwoo dikenal sebagai anak yany baik. Mungkin sebelum insiden dimana sahabatbya mengakhiri hidupnya.

Tuan Kim sangat penasaran dari mana laki-laki itu tahu bahwa Wonwoo dirawat disini. Sehingga, "Maaf anda tahu darimana jika Wonwoo masuk rumah sakit ? Kami hanya tidak ingin orang asing mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada anak kami." ujar Tuan Kim tetap mencoba berpikir positif. Ia tidak ingin salah menuduh orang dan bisa saja orang itu tidak enak dengan perkataannya itu.

Laki-laki itu tersenyum tipis atas pertanyaan dari Tuan Kim, "Saya sempat datang ke rumahnya, namun pelayan disana mengatakan jika orang yang bersangkutan tidak berada dirumah dan memberitahu saya jika Wonwoo dirawat di Rumah sakit ini. Maaf atas kelancangan saya dan tidak tahu jika Wonwoo mengalami hal ini." balasnya dan penuh rasa sesal.

"___dan saya mengantarkan beberapa berkas mengenai keberhasilan Wonwoo disekolah. Wonwoo telah banyak mengikuti olimpiade dan ini adalah penghargaan yang dititipkan kepada saya. Wonwoo adalah anak yang begitu baik dan juga pintar, sayangnya ia tidak mau menerima penghargaan ini dan lebih memilih menitipkannya kepada saya. Mohon diterima Tuan dan Nyonya." tambahnya lagi sembari memberikan beberapa lembar sertifikat begitupula dengan medali. Ya. Wonwoo sering mengikuti olimpiade dibidang akademik dan penghargaan itu saksinya. Siapa yang tidak bangga terhadapnya ?

Lihatlah bahkan Nyonya Kim yang hanya sebatas ibu angkatnya begitu terharu melihat banyaknya penghargaan yang Wonwoo dapatkan. Selama ini Wonwoo diam-diam mengikuti olimpade dan hasilnya baru ia berikan kepada orang tuanya sekarang. Mengapa Wonwoo harus melakukan semua ini ? Padahal bisa saja ibu kandungnya akan sangat senang dengan keberhasilan yang diraihnya, kan ? Apa mungkin Wonwoo tidak ingin memberikannya kepada orang tuanya ?

"Lee Jihoon ini siapa ? Mengapa ada bersama berkas Wonwoo ?" tanya Nyonya Kim begitu penasaran dengan nama seseorang yang tidak dikenalnya.

"Sahabat Wonwoo. Keduanya selalu bersama dan mengikuti olimpiade yang berbeda bidang. Jihoon sangat menyukai musik dan Wonwoo lebih menyukai sains. Keduanya selalu berjuang bersama dan bahkan terlihat seperti anak kembar. Maaf, apakah anda ibu Wonwoo ?" jelasnya dan membuat Nyonya Kim paham. Pantas saja Wonwoo terlihat begitu kehilangan sosok sahabatnya, jika keduanya sering berjuang bersama.

"Aku ibunya." jawab seseorang yang berada di ujung pintu. Nampak wanita cantik itu baru saja kembali dari urusannya.

Ketiganya nampak terkejut dengan kedatangan seseorang itu. Pasalnya tidak ada tanda-tanda wanita cantik itu akan kembali secepat ini. Padahal Ahjumma Han mengatakan jika majikannya itu pergi ke kantor cukup lama, "Apa yang terjadi ?" tanyanya sembari mendekat kearah ketiganya.

Lee Il Hwa atau Nyonya Kim bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah sang sahabat. Tak lupa juga ia menyerahkan beberapa berkas kepadanya. Begitupun juga Nyonya Kim menerimanya dengan perasaan campur aduk, "Ini adalah penghargaan yang Wonwoo dapatkan selama sekolah di SMP bersama sahabatnya, Lee Jihoon." jelasnya dan membuat hati Nyonya Kim terasa sakit mendengarnya.

Jadi selama ini Wonwoo diam-diam mengikuti olimpiade di sekolahnya ? Inilah alasan anak itu terkadang pulang terlambat hanya untuk mempersiapkan olimpiade ini ? Mengapa Wonwoo tidak mengatakannya dengan jujur. Justru ia hanya memarahi dan menyiksanya ketika pulang terlambat. Apa setakut ini Wonwoo padanya ? Dan sekarang orang lain yang menyerahkan semua ini padanya, bukan dirinya sendiri.

Air matanya tak lagi bisa dibendung. Dadanya begitu sesak. Ia memeluk beberapa berkas yang diberikan sahabatnya kepadanya. Ia menangis tersedu-sedu dengan apa yang telah Wonwoo berikan padanya. Selama ini Wonwoo ingin membuat dirinya bangga terhadapnya, lalu apa yang ia berikan padanya ? Ia hanya memberikan rasa sakit yang tiada tara padanya. Anak yang begitu malang ini justru membuatnya harus menahan rasa bersalah yang tiada batasannya.

"Maafkan eomma, sayang. Maaf eomma hanya membuatmu terluka tanpa tahu apa yang sedang kau persiapkan pada saat itu." isak menyakitkan itu membuat Nyonya Kim hanya bisa memeluk sahabatnya dan ia ikut menangis menerima kenyataan ini.

#13012021

Wonwoonya lucu, jadi ingin terus siksa dia di FF ini (canda) 🤣

Sekarang perasaanku lagi hancur.
Orang yang kemarin aku temuin ternyata positif covid 😭

Continue Reading

You'll Also Like

67.5K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
6.6K 713 12
Mingyu x Seokmin ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kisah perjuangan seorang Kim Mingyu. Sang lucky guy untuk mengatasi satu-satunya kesialan dalam hid...
1M 85.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...