My Love is You (Ending Soon)

Bởi OchieTelekinetics

38.1K 2.1K 655

~Kevin Woo~ Laki-laki baik, ceria, sabar, penyayang, dan masih banyak lagi kesempurnaan yang ia miliki. Saya... Xem Thêm

Chapter 1~ Pertemuan yang Menjengkelkan
Chapter 2 ~ Terpesona
Chapter 3 ~ Kenyataan Hidup
Chapter 4 ~ What's Wrong?
Chapter 5 ~ He was in Pain
Chapter 6 ~ Pukulan Terberat
Chapter 7 ~ Comeback
Chapter 8 ~ Who is He?
Chapter 9 ~ I'm Beginning To Love Her
Chapter 10 ~ For you
Pemberitahuan
Chapter 11 ~ Jealous
I'm Sorry
Chapter 12 ~ Kebencian yang tiada akhir
Chapter 13 ~ Maaf Telah Membuatmu Terluka
Chapter 14 ~ Hate
Chapter 15 ~ Guilt
Busy
Chapter 16 ~ Mianhae
Chapter 17 ~ Bersaing
Chapter 18 ~ Kecewa
Chapter 19 ~ Meet My Mom
Chapter 20 ~ Luka
Chapter 21 ~ Broken Heart
Chapter 22 ~ Bertahanlah Untuk Hyung
Chapter 23 ~ The Power of Love
Chapter 24 ~ A Big Problem
Chapter 25 ~ Bermuka Dua
Chapter 26 ~ Happiness
Terpaksa
Chapter 27 ~ Sakit Namun Tidak Berdarah
Chapter 28 ~ Rintangan Awal
Chapter 29 ~ Ketakutan
Chapter 30 ~ Aku Percaya Padamu
Chapter 31 ~ Retak
Chapter 33 ~ Hilangnya kepercayaan
Chapter 34 ~ Cinta Kasih Ibu
Chapter 35 - Ketakutan Lagi
Chapter 36 ~ Tersadar
Chapter 37 - Selalu Bersama
Chapter 38 ~ Bad Insident
Chapter 39 ~ Kacau
Chapter 40 ~ Terungkap
Chapter 41 ~ Mencoba Berdamai

Chapter 32 ~ Pembuktian

179 16 18
Bởi OchieTelekinetics


#Haesung Hospital

"Mworago?! Kevin benar-benar pergi ke rumah Ochie?!" Minho mengangguk lesu. Bryan mengepalkan tangannya menahan marah. Setelah Kevin jatuh pingsan karena kelelahan menunggu Ochie, Minho secepat kilat membawa sahabatnya itu untuk kembali ke rumah sakit. Untung saja Jungsoo mengatakan kondisi Kevin tidak terlalu parah. Pria tampan namun imut itu hanya terlalu syok dengan semua yang terjadi dengan hubungannya dan Ochie.

"Mereka bertengkar karena masalah kemarin," jelas Minho sedih. Bryan terdiam mendengar penjelasan Minho. Ia sendiri tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini, "Hyung, jebal jangan pisahkan Kevin dan Ochie. Kasihan Kevin dia pasti terluka." mohon Minho dengan sangat. Ia genggam lengan kekar Bryan erat. Namun Bryan menggeleng kuat.

"Aniya. Mereka berdua memang sudah tidak bisa bersama lagi. Aku memutuskan jika Kevin tidak boleh bertemu dengan Ochie. Wanita itu memang membawa pengaruh buruk untuk Kevin." putus Bryan tegas. 

Kalau saja Luhan tidak licik ingin menghancurkan hubungan Ochie dan Kevin, semuanya tidak akan seperti ini. Luhan benar-benar sudah terbutakan oleh cinta sehingga membuat mata hati pemuda itu tertutup rapat. Apakah ini cara memperjuangkan orang yang ia cintai? Bryan pun sekarang sudah termakan oleh jebakan Luhan. Jadi sekarang Ochie harus cepat bertindak untuk membongkar kebusukan Luhan. Begitupula Minho yang tidak akan diam saja melihat sahabatnya tersakiti.

"Aku yakin Ochie itu dijebak, Hyung. Ochie adalah wanita yang sangat baik dan dia tidak mungkin melakukan perbuatan jahat seperti itu." jelas Minho berusaha membuka akal pikiran Bryan. Namun Bryan yang sudah terkena jebakan Luhan, menilai Minho berada dipihak Ochie. Padahal apa yang dikatakan Minho itu memang benar. Sayangnya kekhawatiran Bryan akan keselamatan Kevin jauh lebih besar. Sehingga membuatnya sulit berpikir jernih untuk saat ini.

"Buktinya sudah jelas jika Ochie yang menukar obat Kevin. Apa kau masih mau membelanya?" Bryan menatap kecewa Minho. Pria itu semakin frustasi saja rasanya memikirkan masalah ini. Kenapa ketika Kevin menemukan kebahagiaannya selalu saja ada yang merusak.

"Kita tidak dapat berasumsi pendek hanya karena Ochie yang menyiapkan obat Kevin. Siapa yang tahu jika sebelumnya ada orang lain yang melakukan hal itu." pernyataan Minho membuat Bryan terdiam kembali dan berusaha mencerna dengan baik. 

"Hyung, jebal. Cobalah berpikir dengan tenang. Ochie tidak mungkin seperti itu. Kita juga belum melihat dari CCTV siapa pelakunya." mohon Minho lagi  dengan tatapan memelas. Bryan mulai bimbang. Ia menghela napas panjang kemudian menatap adiknya yang masih terbaring lemah. Pria tampan itu mulai memikirkan perkataan Hyunji dan Minho barusan. Perkataan mereka berdua ada benarnya. Kenapa ia terlalu mengedepankan emosi sampai lupa untuk berpikir tenang dan jernih dalam menyikapi masalah ini? ya Tuhan Bryan, kenapa kau jadi bodoh sekali.

"Apa aku sudah keterlaluan pada Ochie?" gumam Bryan mulai merenungi sikapnya pada Ochie. Ia tiba-tiba jadi merasa bersalah sudah menuduh Ochie seperti itu tanpa mencari bukti yang lebih jelas.  Seharusnya ia menggunakan logikanya dengan baik sehingga dapat menyimpulkan dengan baik pula. Efek terlalu panik melihat kondisi Kevin sampai membuatnya lupa untuk berpikir dengan tenang.

"Kita harus mencari bukti supaya kau percaya jika pelakunya bukan Ochie. Kita tidak bisa hanya melihat dari satu sisi saja," ujar Minho berusaha lebih meyakinkan Bryan lagi.

Bryan memijat pelipisnya karena pusing dengan masalah ini. Kenapa semua ini harus terjadi disaat Kevin mulai menemukan kebahagiaannya? Tidak adil rasanya jika Kevin harus merasakan sakit batin juga disaat fisiknya sedang sakit. "Aku akan coba memikirkannya. Lebih baik sekarang kita fokus pada Kevin dulu. Aku tidak ingin kondisinya drop lagi." putus Bryan sambil mengambil posisi duduk di sofa tepat di samping ranjang Kevin. Ruang rawat VIP tersebut entah mengapa mendadak terasa panas bagi Bryan yang pikirannya juga sedang panas.

Minho mengangguk paham. Ia menatap sedih raut wajah lelah Bryan. Sungguh, ia tidak akan melepaskan Luhan jika terbukti pria itu yang menyebabkan semua kekacauan ini. "Arraseo. Gomawo, hyung. Kau sudah mau mempertimbangkan lagi masalah ini." ucap Minho terharu. Bryan tersenyum tipis.

"Ochie-ya, aku akan menunggumu," igau Kevin di alam bawah sadarnya, "tolong jangan jauhi aku." perhatian Bryan dan Minho tertuju pada Kevin yang mengigau dengan suaranya yang parau. Minho tidak sanggup melihatnya. Kevin jelas sekali sangat menderita jauh dari Ochie. Begitu pula Ochie juga merasakan hal yang sama. Mereka berdua itu satu kesatuan dan tidak akan bisa dipisahkan.

"Hyung lihat sendiri kan? Kevin sangat membutuhkan Ochie." Bryan semakin merasa bersalah pada Kevin dan Ochie.

"Ochie-ya..."

"Kevin-ah, kau bisa mendengarku?" tanya Bryan begitu melihat sang adik membuka mata dan menatapnya sayu. Kevin meraih tangan Bryan dan menggenggamnya erat.

"Jangan salahkan Ochie, Hyung. Aku mohon percaya lah padanya." mohon Kevin yang membuat Bryan tidak dapat berkutik lagi. Sungguh ia sangat frustasi rasanya. Tidak tahu harus bagaimana lagi menyikapi masalah ini.

"Jangan pikirkan itu dulu. Kau harus banyak istirahat." nasihat Bryan lembut sambil mengelus rambut Kevin.

"Kau tenang saja. Aku berjanji akan membawa Ochie kembali padamu," ujar Minho menanggapi, "sekarang istirahatlah dulu. Kondisimu masih lemah."

"Aku mau menemui Jungsoo. Tolong kau jaga Kevin dulu." ujar Bryan sambil menepuk pundak Minho. Pria bermata bulat itu mengangguk mantap.    

"Tanpa kau suruh aku pasti akan menjaga Kevin." jawab Minho sambil tersenyum menenangkan Bryan supaya jangan terlalu mengkhawatirkan masalah ini. Bryan ikut tersenyum karena bangga dan salut dengan kesetiaan Minho selama menjadi sahabat sang adik. Minho tidak pernah menyerah apa pun kondisi Kevin. Pria itu juga selalu ada untuk Kevin dalam suka maupun duka.

"Kau memang sahabat terbaik Kevin,"  ujar Bryan tulus. Ia tidak dapat berkata-kata lagi saking terharunya dengan sikap Minho. Tanpa Minho mungkin ia juga tidak akan sanggup menghadapi masalah ini sendirian. 

"Karena Kevin juga sahabat terbaikku."

***

#Cafe Un.Forget Seoul

Ochie terduduk merenung dengan pikiran yang berkeliaran ke mana-mana. Termasuk  berkeliaran memikirkan kondisi Kevin. Ia sangat khawatir dengan kondisi kekasihnya itu karena kemarin ia sudah mengusir Kevin begitu saja tanpa memikirkan bagaimana akibatnya. Sungguh wanita itu merasa sangat jahat karena membiarkan Kevin  menderita sendirian. 

"Aish! Neo jeongmal paboya Ochie Shin! Bagaimana bisa kau mengusir Kevin begitu saja? Bukannya menyelesaikan masalah ini tapi kau justru menambah masalah." wanita itu mengusap wajahnya kasar karena merasa bodoh dan tidak berguna. Kenapa ia menjadi lembek dan putus asa seperti ini? Benar-benar tidak bisa dibiarkan. Ia harus tegas dalam menghadapi masalah seberat apa pun masalahnya.

"Geurae, neo jeongmal pabo." celetuk seseorang yang cukup membuat Ochie tersadarkan dari lamunannya. Mata cantik wanita itu sedikit membulat begitu melihat siapa yang datang.

"Minho-ya, niga wae---" Minho menatap Ochie lalu menghela napas panjang. Pria itu mengambil posisi duduk di depan Ochie.

"Aku tahu kau pasti ada di sini," ujar Minho sambil merapikan rambutnya.

Mata Ochie memicing heran. "Dari mana kau tahu?" tanya wanita itu penasaran. Setau Ochie hanya ia dan Kevin yang tau tempat favoritnya.

"Kevin yang mengatakan padaku kalau ini adalah cafe favoritmu. Jadi aku coba ke sini siapa tahu bertemu denganmu dan ternyata kau memang ada di sini." jawab Minho sambil membolak-balik buku daftar menu.

"Aku tidak menyangka ternyata Kevin masih ingat cafe favoritku." ujar Ochie tiba-tiba. Hal itu membuat Minho menatap Ochie prihatin.

"Tentu saja dia ingat. Kau tidak lupa bukan jika Kevin sangat mencintaimu melebihi dirinya sendiri?"

"Aku sudah banyak salah pada Kevin." gumam Ochie sedih. Ia merasa telah menjadi kekasih yang buruk untuk Kevin, "aku memang bukan kekasih yang baik." sesal wanita itu pada dirinya sendiri.

Minho menjadi tidak tega melihat wajah cantik Ochie yang murung. Kalau Kevin tau wanitanya sedih, ia pasti juga akan menyalahkan diri sendiri. "Kau jangan putus asa, Ochie Shin. Aku percaya jika kau tidak bersalah." Hibur Minho menyemangati. Ochie menggeleng lesu.

"Aniya. Semua ini memang salahku. Jika aku tidak menawarkan diri untuk menyiapkan obat Kevin, kondisi Kevin pasti tidak akan memburuk." gadis itu benar-benar merasa bersalah. Minho jadi tidak tega melihat kekasih sahabatnya itu. 

"Berhenti menyalahkan diri sendiri. Itu bukan salahmu." Ochie justru menangis mendengar ucapan Minho yang berusaha menghiburnya, "sekarang aku ingin bertanya, apa kau tidak mencurigai Luhan?" 

"Kenapa kau tiba-tiba membahas Luhan?" mendengar nama Luhan, Ochie balik bertanya. Ia menangkap raut wajah curiga Minho.

"Entah kenapa aku yakin dia yang sudah menukar obat Kevin. Jadi aku ingin mencari bukti untuk memastikannya." jawab Minho terdengar sangat yakin. 

"Maksudmu Luhan adalah dalang di balik masalah ini?" Minho mengangguk mantap namun Ochie menggeleng tidak percaya, "untuk apa dia melakukannya?" tanyanya bingung. Apa benar Luhan senekad itu sampai main-main dengan nyawa orang? Rasanya otak Ochie benar-benar tidak bisa digunakan untuk berpikir jernih saat ini.

"Kau lupa jika Luhan itu membenci Kevin? Dia cinta mati padamu dan besar kemungkinan dia ingin mencelakai Kevin dengan cara menjebakmu. Tujuannya sudah pasti untuk memisahkan kalian berdua." penjelasan Minho yang panjang lebar masih membuat Ochie tidak dapat memahaminya. Terlalu sulit untuk dicerna oleh otaknya yang saat ini sedang kacau.

Ochie menggeleng pelan. "Astaga, mana mungkin. Kau jangan  bercanda, Choi Minho. Luhan tidak sejahat itu." sanggahnya tidak percaya. Luhan memang suka memaksa dan kekanak-kanakkan. 

"Selama ini, siapa orang yang paling tidak suka dengan hubunganmu dan Kevin?" Minho bertanya untuk mengingatkan. 

Ochie berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju. "Kau ada benarnya. Memang belakangan ini sebenarnya aku sedikit curiga disaat dia merelakanku begitu saja untuk Kevin. Itu sama sekali bukan tipe Luhan." ungkap Ochie mulai bisa berpikir jernih. Minho jadi semakin yakin dengan kecurigaannya.

"Kita harus mencari buktinya. Di rumah Kevin ada CCTV, kita bisa melihatnya dari situ. Aku juga akan mencari bukti-bukti yang lain." intruksi Minho sudah seperti detektif saja.

"Apa kau benar-benar yakin kalau Luhan pelakunya?" Ochie menatap Minho ragu. Namun wanita itu juga menaruh curiga dengan gerak gerik Luhan yang sedikit aneh belakangan ini. Sangat tidak dapat dipungkiri juga jika ia tidak ingin kehilangan Kevin begitu saja. Ochie sekarang tahu memang bukan dirinya yang menukar obat Kevin, namun ia juga ragu jika Luhan yang setega itu melakukannya. Kenapa semua menjadi rumit seperti ini?

"Kita bongkar semua kebusukan Luhan. Supaya kau dan Kevin bisa bahagia selamanya dan tidak ada lagi yang mengganggu hubungan kalian." pernyataan Minho membuat Ochie terharu bercampur sedih. Ia sangat bersyukur mengenal Minho yang selalu mendukung hubungannya dengan Kevin. Entah apa yang terjadi jika Minho tidak menyadarkannya jika Luhan memang telah berubah. Pria itu tidak sebaik yang ia pikirkan dan telah berubah menjadi sosok yang tidak pernah ia kenal. Cinta telah membutakan hati dan pikiran laki-laki itu. 

"Gomawo Minho-ya. Kau sudah mau bersusah payah membantuku." ucap Ochie dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku melakukan semua ini demi Kevin juga. Kevin itu sahabat terbaikku. Apa pun akan aku lakukan untuknya."

"Kevin beruntung memiliki sahabat sebaik dirimu." ungkap Ochie tulus bercampur terharu.

Minho tersenyum karena tersentuh dengan pujian Ochie. "Kevin juga beruntung memiliki pacar sebaik dirimu." balasnya tidak kalah tulus.

Ochie tersenyum haru dengan mata yang masih berkaca-kaca. Padahal ia tidak merasa sebaik itu karena sudah menyakiti perasaan Kevin dengan sikap bodohnya kemarin. "Neo arra? Rasanya aku hampir putus asa karena masalah ini. Aku sempat berpikir jika hubunganku dan Kevin akan berakhir menyedihkan. "

"Kau tidak boleh menyerah untuk memperjuangkan Kevin. Seberat apa pun rintangan yang datang, aku yakin kalian bisa menghadapinya. Jangan lupakan perkataanku ini. Arraseo?" Minho terus menyemangati Ochie semampunya. Ia tidak ingin hubungan asmara sahabat baiknya kandas dengan cara menyakitkan seperti ini. Ochie juga sumber kebahagiaan dan semangat Kevin. Itulah kenapa Ochie harus bisa menjadi milik Kevin apa pun yang terjadi.

"Jeongmal gomawo. Maafkan aku karena kemarin sudah mengambil sikap yang bodoh."

"Gwaenchana. Selama ada aku, tidak ada satu orang pun yang bisa mengusik apalagi merusak hubungan kalian. Termasuk Luhan." tegas Minho meyakinkan Ochie jika ada dirinya yang selalu ada untuk mereka berdua. Jadi Kevin dan Ochie tidak perlu takut.

"Minho-ya, aku ingin bertemu Kevin."

$$$

^Mirae Group^

"Rencanamu untuk merusak hubungan Ochie dan Kevin benar-benar  berhasil?" Tn. Lu bertanya lagi saking tidak percayanya. Luhan mengangguk bangga.

"Geutchi, Appa. Rencanaku berjalan mulus sesuai harapan. Hubungan Ochie dan Kevin tidak lama lagi akan segera berakhir." ungkap Luhan pada Ayahnya. Tn. Lu membulatkan mata sedikit terkejut namun merasa senang. Ia memang tidak salah mengajarkan pada putranya cara bermain yang pintar. Target tepat sasaran dan berhasil masuk ke perangkap. 

"Kau serius?" Luhan mengangguk senang, "woah uri adeul memang hebat. Tapi bagaimana bisa kau melakukannya semudah itu?"

"Tidak ada yang sulit jika putra Appa ini yang menyusun rencananya. Jadi saat itu Kakak Kevin lah yang mudah sekali ditipu oleh jebakanku. Ketika Kakak Kevin mendapat telepon dari orang suruhanku, Ochie seketika menawarkan diri untuk menyiapkan obat Kevin. Tapi sebelum itu aku sudah menukar obat Kevin disaat semua orang sedang sibuk. And then, aku tidak menyangka hasilnya akan terlihat secepat ini." jelas Luhan dengan bangganya.

"Ternyata hyungnya Kevin itu mudah sekali dijebak. Bagus lah dengan begitu semakin cepat juga Ochie kembali ke pelukanmu."

Luhan masih terlihat gelisah meskipun rencananya sudah berhasil. "Tapi sebenarnya tidak semudah itu, Appa." 

"Apanya yang tidak mudah? Bukankah rencanamu sudah berhasil?" Tn.Lu menatap putranya itu bingung. Luhan balas menatap Ayahnya dengan raut yang serius.

"Rencanaku memang berhasil, tapi hanya setengahnya saja. Ini semua karena Kevin masih tetap keukeh memperjuangkan hubungannya dengan Ochie. Bahkan kemarin saja Ochie sampai mengusirku demi namja penyakitan itu." jelas Luhan dengan nada kesal sambil melipat tangannya di dada. Tn. Lu tersenyum menyeringai mendengar penjelasan putranya itu. Rupanya Kevin tidak selembek yang ia kira selama ini.

"Dia laki-laki yang berpendirian kuat juga ternyata. Kau harus bergerak lebih cepat. Appa rasa dia tidak semudah itu untuk dikalahkan." Luhan menatap sang Ayah lekat kemudian mengangguk setuju.

"Aku sudah menyiapkan rencana lain jika rencana ini masih tidak berhasil," ujar Luhan bersamaan dengan senyum miringnya. 

Tn.Lu juga tersenyum menyeringai. Puas dengan kerja putra semata wayangnya itu. "Kau memang putraku, Lu Han."

Luhan tersenyum bangga penuh kemenangan. "Siapa dulu Ayahnya."

Tanpa Tn.Lu dan Luhan sadari, seseorang mendengar semua percakapan mereka. Orang tersebut mengepalkan tangannya kuat sampai memerah begitu mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Rahangnya pun mengeras ingin meluapkan apa yang ia rasakan sekarang.


Coba tebak siapa yang dengerin obrolan Luhan dana Ayahnya? Penasaran nggak nih?
Tunggu dipart selanjutnya ya😆
See you gais😘

                                                     TTD


OchieTelekinetics

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

185K 9K 30
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
291K 22.5K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
35.9K 3.5K 40
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
71K 14.5K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...