[S1] The Beginning Of Our Des...

By SUN1396

64.3K 6K 1.3K

[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang... More

Prolog
1. Jeon Wonwoo
2. Kim Mingyu
3. Teman ?
4. Kau tidak akan mengerti
5. Tak terduga
6. Batas kesabaran
7. Sandaran
8. Kejujuran
9. Keputusan
10. Lee Jihoon Pt.1
11. Lee Jihoon Pt.2
12. Perpisahan yang sesungguhnya
13. Karena aku rumahmu
14. Keinginan yang sederhana
15. Pertemuan kembali
16. Sang pengecut
17. Tak lagi sama
18. Kebohongan
19. Ungkapan tak biasa
21. Bayi beruang kesayangan
22. Kebaikan berujung kehancuran
23. Maaf yang tak tersampaikan
24. Kesepakatan
25. Benarkah itu kau ?
26. Penuh harap
27. Undangan makan malam
28. Menusuk dari belakang
29. Membunuhku dengan perlahan
30. Sebuah pengakuan
31. Antara dua pilihan
32. Beban baru
33. Sampai kapan ?
34. Dibutakan oleh cinta
35. Selembar kertas
36. Aku kembali...
37. Hilangnya harga diri seseorang
39. Kembali berkorban
42. Tak akan menyesal
43. Mulut dapat berbohong, sedangkan hati...
45. Dejavu
47. Pemilik mata rubah yang kami rindukan
48. Untukmu ibu
49. Ijinkan aku berada disampingmu
Epilog
📢 Pengumuman
📢 Info
🎉 It's PO Day

38. Amarah yang menggebu

823 124 45
By SUN1396

Happy Reading

.

.

.

Terima kasih atas respon yang semakin baik 😭

.

.

.

Wonwoo tengah berada diruang kerja sang ayah. Ini adalah pertama kalinya Wonwoo memasuki ruang pribadi sang ayah yang berada di lantai bawah rumahnya. Tidak ada yang boleh memasuki ruangan tersebut selain istri dan juga anaknya, itupun jika mereka masuk harus mendapat ijin dari sang pemilik ruangan. Dan kali ini atas permintaan sang pemilik ruangan membuat Wonwoo mau tak mau harus menemuinya.

Awalnya Wonwoo ragu. Ragu akan titahan sang ayah kepadanya. Wonwoo benar-benar takut jika sang ayah akan melakukan hal diluar dugaannya. Ya semacam penyiksaan yang sering kali ia dapatkan dari sang ibu, walaupun Wonwoo yakin jika sang ayah tak akan bisa melakukan perbuatan seperti itu. Ayahnya terlalu penyayang. Meskipun seperti itu, Wonwoo harus bisa mempersiapkan diri untuk kedepannya. Siapa tahu jika ayahnya ini sama seperti ibunya, tidak dapat menahan emosinya dan melampiaskan emosinya itu terhadapnya.

Wonwoo diam terpaku ditempatnya setelah menutup pintu ruang kerja sang ayah dengan rapat. Ia sengaja melakukan itu agar tidak ada yang mendengar pembicaraannya nanti. Ingin rasanya Wonwoo mengunci pintu itu, namun ia sadar apa yang dilakukannya akan mengundang begitu banyak pertanyaan dari orang-orang yang hendak masuk kedalam ruangan ini. Karena Wonwoo sadar jika ayahnya sering kali meminta dibuatkan kopi atau teh seperti kebanyakan orang tua.

Tuan Kim yang semenjak tadi sebelum kedatangan Wonwoo sudah menempati kursi kerjanya, ia tersenyum hangat dengan kedatangan Wonwoo. Wonwoo memanglah anak yang sangat penurut. Sekalinya ia menyuruhnya untuk kemari, anak itu langsung mendatanginya tanpa bertanya dan tak ada keraguan. Itulah mengapa ia sangat menyukai Wonwoo sejak awal pertemuannya. Namun, sekarang ia agak sedikit berbeda terhadap Wonwoo. Entahlah. Mungkin karean masalah ini, masalah siapa yang menentukan ayah kandung Wonwoo.

Perlahan Wonwoo semakin mendekati sang ayah dengan ragu dan penuh hati-hati. Ia tidak ingin membuat kesalahan. Saat ini Wonwoo hanya ingin menjadi anak yang baik dan tak lagi menyusahkan banyak orang. Setidaknya itulah keinginan terakhirnya, "Ada apa memanggilku, appa ?" tanya Wonwoo sepelan mungkin.

Tuan Kim menyuruh Wonwoo untuk duduk disofa dengan dirinya yang berpindah tempat duduk. Tak berselang lama mereka duduk saling bersampingan. Sengaja. Agar pembicaraan ini tak terlalu nyaring dan terdengar ke luar ruangan. Apalagi pembicaraan ini sangat serius dan ya menentukan masa depan Wonwoo dan juga Tuan Kim. Meskipun Wonwoo tahu apa yang akan ayahnya itu bicarakan.

Perlahan Tuan Kim mengeluarkan sebuah amplop yang sudah diketahui oleh Wonwoo dari jauh-jauh hari. Tentu saja amplop itu berisi hasil dari test DNA yang ia lakukan bersama sang ayah. Tidak salah lagi. Mengapa ayahnya baru mengambilnya ? Padahal hasil tersebut sudah keluar sejak jauh-jauh hari, padahal Seungcheol telah mengetahuinya sebelum sang ayah. Betapa gesitnya bukan seseorang bernama Kim Seungcheol ?

Wonwoo menatap sang ayah dengan pandangan sendu, "Aku sudah tahu hasilnya. Dan ya aku memang anak appa. Anak kandungmu lebih tepatnya." ujar Wonwoo membuat Tuan Kim terkejut dibuatnya.

Tubuh Tuan Kim seketika itu langsung menegang. Jantungnya berdetak sangat cepat dari sebelumnya. Tak hanya itu, bahkan kedua tangannya mendingin. Ia benar-benar sangat takut. Lebih takut daripada saat dirinya mendapat vonis dokter. Vonis dokter yang mengharuskan dirinya mendapat donor ginjal. Padahal saat itu ia harus bertahan demi hidup juga matinya.

"Darimana kau tahu, Wonwoo-ya ?"

Wonwoo tersenyum sangat tipis seolah ia baik-baik saja dan tanpa beban. Padahal kenyataannya ia begitu takut dan tidak ingin membahas hal ini. Semua ini membuatnya terbebani. Ia seolah kehilangan jati dirinya dan merasa menjadi mayat hidup. Apalagi melihat sang ibu yang ternyata adalah teman ibu angkatnya. Mereka cukup dekat pada saat itu, sebelum berpisah karena sekolah mereka yang tak sama. Wonwoo benar-benar ingin menyerah. Bebannya terlalu berat untuk ia pikul seorang diri.

"Seungcheol hyung yang memberitahuku. Bahkan dia mendatangiku sampai memukulku hanya karena aku adalah anak kandungmu, appa. Padahal aku tidak meminta kepada Tuhan untuk menjadi anakmu. Tapi mengapa hidupku seperti ini ?" jelas Wonwoo dan sukses membuat Tuan Kim terdiam seribu bahasa.

Seungcheol ? Jadi selama ini anak sulungnya itu diam-diam mengikutinya dan juga menyelidiki rahasia ini ? Pantas saja akhir-akhir ini sikapnya sangat berbeda dari biasanya. Seungcheol yang biasanya bersikap hangat kepada sang ayah, justru ia seolah tidak menghormati sang ayah. Seungcheol melihat sang ayah seperti musuh. Musuh yang sulit untuk dikalahkan. Sekarang Tuan Kim tahu penyebab anak sulungnya bersikap seperti itu, karena test DNA.

Wonwoo menarik napas cukup dalam dan membuangnya dengan perlahan. Saat ini Wonwoo tengah menahan amarah dan juga air matanya untuk tidak menetes dihadapan sang ayah. Ia hanya ingin menjadi anak yang kuat dan tidak terlihat rapuh. Walaupun kenyataannya ia begitu rapuh, "___sekarang aku akan bertanya padamu, appa. Apakah kau akan menerima kehadiranku ini ? Apa kau akan menerimaku sebagai anakmu, anak kandungmu ? Setelah melihat hasil tersebut, appa tidak akan membuangku kan ?"

"Wonwoo-ya.."

"Tolong jangan membuatku kembali berharap pada hal yang tak pasti. Sekali saja aku ingin ada seseorang yang menganggap keberadaanku ini. Ini keinginan terakhirku, appa." lagi Wonwoo berujar dengan penuh harap.

PRANK

Suara barang yang dihancurkan menggema disalah satu kamar. Kamar yang biasanya selalu rapi dan bersih itu sekarang telah berganti seperti kapal pecah. Barang-barang berserakan diatas lantai dan beberapa yang pecah. Sang pemilik kamar tak ragu untuk menghancurkan apapun yang berada didalam kamarnya ini. Pikirannya tak dapat dikendalikan. Ia begitu hancur berkeping-keping. Mengapa sesulit ini ? Tidakkah ia mendapatkan apa yang seharusnya ia miliki ?

Pelaku penghancuran itu tak lain adalah Wonwoo. Wonwoo yang seolah telah kehilangan segalanya, kehilangan jati dirinya dan kehilangan kepercayaan terhadap orang-orang. Wonwoo terus saja menghancurkan barang yang tersisa tak peduli jika kakinya akan terluka akibat menginjak pecahan barang tersebut. Saat ini Wonwoo hanya ingin melampiaskan segala amarah yang ditahannya. Ia sudah cukup bersabar dan sekang adalah puncak dari kesabarannya. Ia tak lagi bisa bersabar menanggapi mereka yang tak mengharapkannya.

Air mata telah membasahi kedua pipinya. Wajahnya telah pucat seiring dengan air matanya yang tak dapat dibendung. Hatinya begitu sakit setelah luka baru ia dapatkan dari seorang Kim Seungcheol. Seungcheol lagi dan lagi membuatnya terluka bukan secara fisik, melainkan batin. Wonwoo kembali mendapat luka batin yang sekian kalinya.

Flashback

"Bisakah appa mengakuiku sebagai anak ? Tolong appa." Wonwoo berujar dengan nada memohon. Terlihat jelas jika Wonwoo benar-benar mengharapkan sang ayah untuk nengakuinya, padahal usahanya tidak akan membuahkan hasil.

Wonwoo lihat sang ayah hanya diam seolah tak tertarik dengan permohonannya ini. Tanpa sadar Wonwoo menyunggingkan sebuah senyuman, senyuman yang tanpa sadar ia berikan kepada dirinya sendiri atas permohonan bodohnya. Seharusnya Wonwoo sadar jika sang ayah tak akan mudah mengakuinya sebagai anak, meskipun dari hasil tersebut mengatakan jika dirinya adalah anak kandungnya. Ayah dan ibunya memang sama-sama tak mengharapkan kehadirannya. Mereka berdua sangat egois. Tahu begini seharusnya ia mati lebih awal.

"Jadi benar jika appa memiliki anak dari wanita lain selain eomma ?" suara itu membuat Wonwoo dan Tuan Kim terkejut setengah mati. Sejak kapan Seungcheol berada diruangan ini ? Bahkan sejak tadi keduanya tak mendengar suara pintu yang dibuka.

Wonwoo bangkit dari duduknya dengan terkejut. Kedua matanya tak hentinya menatap kearah Seungcheol yang berjalan mendekatinya. Begitupun dengan Tuan Kim yang tidak percaya akan Seungcheol. Baru saja Wonwoo membicarakannya, tiba-tiba saja sang anak sulung telah berada dekat dengannya. Apalagi melihat sikapnya yang tak bisa dikatakan ramah. Seungcheol seolah tengah menahan amarahnya.

"Seungcheol-ah dengarkan dulu appa, nak. Appa bisa jelaskan semuanya padamu." ucap Tuan Kim melerai sang anak sulung. Bukan apa-apa, ia takut jika Seungcheol menyerang Wonwoo. Apalagi anaknya itu jika sudah marah tidak dapat ditahan dan malah semakin menjadi.

"Tidak ada yang perlu appa jelaskan. Aku sudah tahu semuanya. Semua rahasia appa dan anak haram ini disembunyikan dari kami."

"Cukup ! Berhenti mengataiku anak haram !" sakit. Rasanya sakit sekali setiap Seungcheol mengatakan kalimat yang menyebutkan dirinya adalah anak haram. Padahal sudah ia jelaskan jika kehadirannya ini bukanlah keinginannya. Tidak ada seorang anak yang terlahir dari hasil hubungan gelap orang tuanya. Setiap anak menginginkan kelahiran yang sempurna. Dan Wonwoo hanya harus mengulum kepahitan hidupnya seorang diri.

Dan Tuan Kim nampaknya takut dengan sang anak sulung. Apalagi ketika Seungcheol mengatai Wonwoo anak haram, Tuan Kim tidak tertarik dan memilih diam. Padahal ia tahu jika perkataan Seungcheol sangat kasar dan melukai perasaan Wonwoo. Seharusnya ia menegur Seungcheol seperti biasa, tapi sekarang nyalinya seolah menghilang. Menghilang terkubur sangat dalam.

"___bodohnya appa percaya saja dengan hasil tersebut. Bisa saja anak ini diam-diam pergi ke Rumah sakit dan mengganti hasilnya, kan ? Tentunya agar appa percaya padanya."

Wonwoo menggeleng cepat, "Aku tidak melakukan itu. Tolong percaya padaku, appa. Aku anak kandungmu ! Harus dengan cara seperti apa lagi aku harus membuktikannya ? Apa aku harus mati dihadapanmu ? Jawab pertanyaanku !" sekarang Wonwoo tak lagi memohon. Ia sudah cukup bosan untuk memohon kepada orang-orang yang tak berperasaan.

"Lakukanlah seperti yang kau katakan, Jeon Wonwoo." lagi dan lagi Seungcheol yang berucap. Wonwoo kesal. Mengapa sang ayah terus diam dan tak mengatakan apapun ? Apakah ia senang melihat dirinya dihancurkan oleh Seungcheol seperti ini ?

Flashback End

Tok.

Tok.

Tok.

Ketukan pintu itu membuat bunyi berisik. Wonwoo tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya itu dengan brutal, siapa lagi jika bukan Seungcheol. Kakaknya itu nampak tak bosan untuk menjatuhkan dirinya semakin dalam. Bukan hanya Seungcheol, bahkan sesekali terdengar suara Mingyu juga sang ibu angkat. Mereka bertiga berada didepan kamarnya, tanpa sang ayah.

Wonwoo tersenyum kecut dengan apa yang telah ia lakukan. Kamarnya begitu berantakan dan tak lagi serapi sebelumnya. Setidaknya ia melampiaskan kemarahannya kepada barang-barang tersebut dan membuat perasaannya sedikit lebih baik. Namun ketika pintu tersebut terbuka, ia yakin perasaannya akan bertambah hancur. Tentunya Seungcheol tak akan peduli kepadanya.

"Untuk apa kalian kesini ?" ujar Wonwoo dengan tatapan yang begitu tajam. Wonwoo tak seramah sebelumnya. Wonwoo kali ini seolah diambil alih oleh dendam dan amarah. Lihatkah sorot matanya yang tidak memperlihatkan bahwa dirinya adalah Wonwoo, Kim Wonwoo atau Jeon Wonwoo.

Pintu itu memang berhasil didobrak oleh Mingyu dan mereka begitu terkejut dengan kondisi kamar Wonwoo yang sangat berantakan. Untuk pertama kalinya mereka melihat Wonwoo yang seperti ini. Wonwoo yang kalem dan tenang seolah pergi entah kemana. Dan mereka sangat takut dengan sorot mata yang begitu tajam tersebut. Sorot mata yang begitu tajam dan kelam.

"Wonwoo-ya apa yang kau lakukan ? Kau tak apa kan ?" satu yang ada dibenak Wonwoo, mengapa Mingyu begitu peduli padanya ? Wonwoo tidak ingin melihat perubahan Mingyu ketika tahu jika dirinya adalah anak kandung ayahnya juga. Ia takut Mingyu juga membencinya seperti Seungcheol.

"Jangan dekati aku, eomma." lirih Wonwoo sembari berjalan mundur. Bahkan ketika telapak kakinya terkena pecahan gelaspun Wonwoo tak merasa sakit. Rasa sakit itu seolah tertutupi oleh rasa sakit pada hatinya.

Terlihat jelas diwajah Nyonya Kim jika wanita cantik itu begitu khawatir terhadapnya. Ada raut kesedihan yang terpancar diwajah cantiknya, membuat Wonwoo menyesal telah membuat wajah cantik itu ternodai oleh kekhawatiran terhadapnya. Ketika Wonwoo melihat Seungcheol, amarah yang sebelumnya sedikit berkurang dan sekarang bertambah semakin menjadi. Napasnya semakin cepat dengan kedua tangan yang terkepal erat.

"Sayang lihat eomma. Tenanglah hem dan ceritakan apa yang telah membuatmu seperti ini. Jangan memendamnya seorang diri. Ada eomma, Mingyu dan juga Seungcheol yang akan mendengarkanmu." ucap Nyonya Kim sembari mengelus kedua pipi Wonwoo agar anak itu menatap kearahnya.

"Aku tidak mau Seungcheol hyung. Justru dialah yang telah membuatku seperti ini."

#01012021

Selamat tahun baru....
Wah postingan pertama di tahun 2021 ini, semoga ditahun 2021 menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tentunya dapat memberikan karya yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Oh iya disini seharusnya Seungcheol yang ngamuk, tapi aku ganti ajalah ya biar rahasianya gak terbongkar dengan cepat 🤣
Kalo terbongkar cepat kesannya gak seru nanti
Hihihihi

Oh iya setelah FF ini selesai pengennya bikin FF genre apa nih ? Masih genre seperti inikah tapi dengan cerita yang berbeda ? Ayo ayo ayo ditunggu loh....

Silahkan mampir ya di akunnya Yeojaxss
Ceritanya gak kalah mengandung bawang sama cabe ko 🤭

Continue Reading

You'll Also Like

59.6K 5.8K 70
✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian saling jatuh cinta." ✎﹏﹏﹏﹏ "Zhen akan memberi...
158K 11.8K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
YES, DADDY! By

Fanfiction

311K 1.9K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
28.3K 2K 24
[ halaman khusus untuk Heeseung x Sunoo ] ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ