ARSENALA

By fikranurrahmah

12K 9.4K 7.5K

Kisah berawal dari Nala, cewek bloon yang mengira Arsen hendak bunuh diri. Tapi dengan insiden itu, Arsen ya... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21

Bab 9

511 441 230
By fikranurrahmah

Malam harinya Nala baru saja selesai sholat Isya dan melepas mukenanya tiba-tiba sebuah notifikasi muncul di layar handphone nya.

"Kak Arsen?" tanya Nala kepada dirinya sendiri.

Arsen Megantara : Kaki lo udah baikan?

Nala Andra Wijaya : Udah Kak, tadi juga udah diurut.

Arsen Megantara : Bagus kalau gitu.
Arsen Megantara : Sekarang ngapain?

Nala heran, kenapa tiba-tiba Arsen menanyakan ia sedang apa, menurut Nala dia benar-benar cowok yang aneh.

Nala Andra Wijaya : Nggak ngapa-ngapain kok.

Arsen Megantara : Keluar sekarang.

Nala tak membalas pesan itu lagi melainkan memilih menghubungi cowok itu. Tak lama Arsen pun mengangkatnya.

"Halo Kak."

"Kenapa?"

"Maksud Kak Arsen, aku disuruh keluar kemana?"

"Depan rumah lo."

"Kakak di depan?"

"Iya."

Lagi-lagi Nala dibuat heran dengan sikap Arsen. Tadi pagi-pagi sekali cowok itu menjemputnya, sekarang malam-malam begini ia sudah ada di depan rumahnya. Entah apa yang ingin Arsen lakukan malam-malam begini di rumah Nala dan hal aneh apa lagi yang akan dilakukan oleh cowok itu.

"Ngapain?"

"Belajar."

"Kan bisa besok."

"Gue maunya sekarang!"

Entah apa yang Arsen rasakan saat ini tapi di dalam hatinya, ia ingin terus bersama Nala.

"Tunggu bentar."

Nala langsung mematikan teleponnya dan mengambil buku-buku yang akan ia pelajari. Nala buru-buru turun dari tangga dan berlari kecil keluar rumah beruntung kakinya sudah mulai membaik.

Nala sekarang sudah berada di dalam mobil Arsen. Ia nampak ngos-ngosan akibat berlari.

"Nggak disuruh masuk nih?" tanya Arsen tiba-tiba.

"Ngapin?" tanya Nala balik.

"Belajar lah."

"Ayah sama Bunda nggak ada, lagi keluar kota."

"Tau kok."

Nala heran, kenapa Arsen bisa tahu kalau orang tuanya tidak ada di rumah.

"Tau dari mana?" tanya Nala.

"Bunda yang kasih tau," jawab Arsen santai.

"Bunda? Sejak kapan manggil Bunda?"

"Sejak ... habis telponan."

"Kok bisa?" heran Nala.

"Bisalah. Waktu gue jemput lo tadi pagi, Bunda ngasih gue nomor teleponnya."

"Terus?"

"Barusan, Bunda nelpon gue terus bilang kalau dia sekarang ada di luar kota."

"Terus sekarang kalau tau Bunda sama Ayah nggak ada kenapa kesini?"

"Justru itu, gue kesini disuruh Bunda lo buat jagain lo selama dia nggak ada."

Arsen berkata jujur. Tapi dalam hatinya terbersit rasa bisa disebut, senang.

Lagi-lagi Nala kaget dibuat terheran-heran dengan sikap orang tuanya. Dan Arsen juga, kenapa ia mau-mau aja menjaganya? Kan Arsen pernah bilang kalau dirinya itu selalu membuatnya susah.

"Berarti lagi-lagi aku buat Kak Arsen susah," lirih Nala.

"Maksud lo?"

"Kan, Kak Arsen pernah bilang gitu ke aku."

"Emang iya?"

"Aku minta maaf. Harusnya Kak Arsen nggak ada disini nemenin aku."

"Lo ngusir gue?"

"Nggak kok, nggak ngusir."

Terjadi keheningan. Mereka sama-sama terdiam. Arsen merasa bersalah sudah membuat Nala berpikir kalau ia merasa disusahkan olehnya.

"Kita mau belajar apa?" tanya Nala memecahkan keheningan.

"Matematika aja, terakhir sampai dimana?" tanya Arsen.

Nala pun membuka bukunya dan memperlihatkannya kepada Arsen. Nala belajar dengan serius karena kalau ia main-main, Arsen bisa marah lagi kepadanya.

****

Pagi-pagi Nala sudah mencari-cari keberadaan sopirnya karena ia sudah terlambat ke sekolah akibat menunggu Arsen yang katanya ingin menjemputnya tapi tak kunjung datang.

"Mbok, Mbok lihat Pak Joko nggak?" tanya Nala kepada pembantunya.

"Loh kan, Pak Joko ikut sama Tuan dan Nyonya ke luar kota," ucap Mbok Sumi asisten rumah tangga Nala.

"Oh iya aku lupa," ucap Nala sambil menepuk jidatnya.

"Kalau gitu aku berangkat ya Assalamualaikum," pamit Nala.

"Iya Non Wa'alaikumussalam," jawab Mbok Sumi.

Nala terpaksa Naik taksi online karena untuk mengendarai mobilnya sendiri ia belum cukup mahir.

Sesampainya di sekolah, gerbangnya sudah ditutup. Ia terlambat lagi. Tapi kali ini bukan salahnya, melainkan salah sang ketos terhormat.

"Mbak Nala, terlambat lagi?" tanya Pak Mamat selaku satpam sekolah.

"Iya Pak tolong bukain dong," ucap Nala memohon.

Akhirnya Pak Mamat membukakan gerbangnya dan Nala akhirnya bisa masuk.

"Makasih ya Pak," ucap Nala.

"Sama-sama Mbak," jawab Pak Mamat.

Nala berlari menuju kelasnya tapi guru yang mengajar sudah ada di dalam. Ia lebih memilih untuk menunggu di luar karena masuk juga percuma pasti disuruh keluar juga atau dihukum.

Kaki Nala mulai sakit lagi akibat berlari. Ia nampak ngos-ngosan dan memilih duduk memegang kakinya di depan kelasnya.

"Ngapain kamu di luar?"

Suara itu membuat Nala kaget dan langsung berdiri dari duduknya.

Mati gue, ucapnya dalam hati.

"Eh Bapak. Itu Pak anu emm ...," ucap Nala terbata-bata.

"Terlambat ya?" tebak Pak Handoko selaku Kepala Sekolah.

"I...ya Pak," ucap Nala pada akhirnya.

"Ikut ke ruangan saya," perintah Pak Handoko.

Nala pun menuruti perintah Pak Handoko dan mengekori Pak Handoko di belakangnya. Di jalan menuju ruangan Pak Handoko, mereka bertemu dengan Arsen dan kawan-kawannya.

"Kenapa jam segini kalian masih berkeliaran?" tanya Pak Handoko.

"Itu Pak, guru cuma nyuruh kerja tugas doang" ucap Cahya.

"Terus kenapa kalian nggak kerja tugasnya?" tanya Pak Handoko.

"Ini baru mau ambil soalnya Pak di kantor," jawab Cahya.

"Ya sudah sana!" usir Pak Handoko.

"Tunggu Pak, kok Bidadari bisa ada di belakang Bapak?" tanya Cahya.

"Bidadari apa maksud kamu? Orang ini Nala kok," ucap Pak Handoko.

"Maksudnya itu Pak," ucap Cahya sambil cengengesan.

"Nala terlambat, ia harus ikut ke ruangan saya," ucap Pak Handoko.

Setelah melihat Arsen di belakang Cahya, Pak Handoko baru mengingat sesuatu.

"Arsen,"

"Iya Pak?"

"Kata Ibu Rita dan Pak Surya, kamu ditugasin buat ngajarin Nala, kan?" tanya Pak Handoko.

"Iya Pak."

"Kenapa Nala bisa terlambat lagi seperti ini? Kamu selaku ketua osis harusnya mengajarkan Nala aturan-aturan yang ada di sekolah ini dong!" omel Pak Handoko.

"Nala, sekarang kamu ikut Arsen!" perintah Pak Handoko kepada Nala.

"Iya Pak," jawab Nala.

"Dan Arsen, kamu harus bisa mengajari Nala."

"Iya Pak."

"Jangan iya-iya aja, kamu harus yang bener ngajarinnya!"

"Iya Pak."

"Eh Bidadari sana ikut Arsen," canda Pak Handoko tapi dengan muka serius.

"Pak, ini kan Nala bukan Bidadari," ucap Cahya.

"Kan kamu sendiri yang bilang Bidadari," ucap Pak Handoko.

"Iya sih Pak."

"Sudah saya mau ke ruangan saya dulu."

Sepeninggal Pak Handoko, Nala bingung harus bagaimana karena Arsen terus menatapnya dengan sorot mata yang susah ditebak.

"Sen kalo gitu gue sama Cahya ngambil soalnya dulu, kalo soal ngerjain biar gue aja. Lo ngajarin Nala aja," ucap Reno.

"Oke," ucap Arsen tapi tetap menatap Nala.

"Cahya, ayo!" ajak Reno.

"Daaah Bidadari," ucap Cahya sambil melambaikan tangannya sembari tersenyum dan Nala juga hanya membalas senyuman Cahya.

****

"Lo nggak baca buku yang gue beli ya?" tanya Arsen.

Mereka sekarang sudah berada di taman sekolah tepatnya di bawah pohon.

"Buku yang mana?"

"Cara belajar disiplin!"

"Baca kok."

"Terus kenapa telat lagi?"

"Aku telat itu gara-gara Kak Arsen!" ucap Nala nyolot.

Arsen kaget mendengar suara Nala seperti bentakan.

"Maksud lo?" tanya Arsen heren.

"Kak Arsen kan bilang nggak usah di antar jemput lagi sama supir. Terus Kak Arsen juga bilang, selama Bunda masih di luar kota Kak Arsen bakalan jagain aku!" ucap Nala emosi.

"Gue tadi berangkat sama Reina."

"Jadi Kak Arsen lebih mentingin Kak Reina dari pada nepatin janji sama aku?"

"Ya iyalah, kan Reina-"

"Lagi dekat sama kak Arsen? Iya? Aku tau Kak, tapi seenggaknya ngomong kalau nggak jadi jemput. Jadinya kan, aku nggak telat kayak gini!" ucap Nala benar-benar emosi.

Arsen bingung kenapa Nala tiba-tiba bicara seperti itu? Dan maksudnya ia dekat dengan Reina? Pacaran gitu?.

"Semoga Kak Arsen bahagia sama Kak Reina," ucapnya dan berlalu pergi meninggalkan Arsen yang penuh dengan kebingungan.

Nala sadar bahwa hubungannya dengan Arsen selama ini hanya karena Arsen ada tugas untuk mengajarinya. Tapi Nala harus berusaha sendiri supaya ia disiplin dan dapat mengerti setiap pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

Dan Nala juga sadar, Reina lebih pantas dengan Arsen. Secara Reina itu pintar tidak seperti dirinya. Ia juga harus menjauhi Arsen karena takut nanti Reina salah paham. Reina orang baik, Nala tidak mau sampai menghianati gadis seperti Reina.

Kejadian tadi masih membuat Arsen bingung ia langsung menghubungi Reina agar menemuinya di taman sekolah.

"Ada apa sih Sen, kok sampai ketemuan disini?" tanya Reina yang sudah tiba di taman.

"Kok Nala bisa berpikir kalau kita berdua deket?" tanya Arsen to the point.

"Deket gimana maksud lo?" tanya Reina bingung.

"Dia tadi bilang semoga kita berdua bahagia, itu maksudnya apa?"

"Maksudnya kita bahagia? Pacaran gitu?"

"Taulah," balas Arsen dengan nada malas.

"Kok lo nggak rela kalau Nala berpikir kalau kita pacaran atau lo punya pacar?" tanya Reina sambil tersenyum.

"Ya nggak rela lah, lo sepupu gue bego!"

"Alesan, lo pasti ada maksud lain kan?" tanya Reina mulai menggoda Arsen.

"Maksud lo apaan sih?"

"Lo suka ya sama Nala?" goda Reina lagi.

"Apaan sih nggak jelas!"

Arsen mulai kesal dengan ucapan Reina yang terus menggodanya. Apakah benar ia suka sama gadis bloon seperti Nala? Ia juga tidak bisa menebak perasaannya. Tapi yang jelas, ia benar-benar tidak rela kalau Nala jauh darinya, Apalagi sekarang Nala berpikir ia punya pacar, otomatis Nala akan menjaga jarak dengannya.

****

"Nala, kok lo bengong sih dari tadi?" tanya Rena.

Nala, Rena dan Andika sekarang berjalan di koridor menuju parkiran.

Sedari tadi Nala memang kebanyakan melamun, kejadian tadi pagi masih terngiang di pikirannya. Nala juga heran sama dirinya sendiri, kenapa ia bersikap seperti itu kepada Arsen. Seperti seseorang yang sedang cemburu mengetahui gebetannya sudah punya pacar. Atau jangan-jangan ia sudah mulai suka sama Arsen?

"NAL," ucap Rena dan Andika berbarengan.

"Eh kenapa?" tanya Nala.

"Lo kenapa sih? Ada masalah?" tanya Andika.

"Nggak kok nggak ada," jawab Nala berbohong.

"Ya udah, nih buat lo tadi Rena udah dapet."

Andika memberikan paper bag kepada Nala oleh-oleh yang dibawa oleh orang tuanya dari luar negeri.

"Wah ini beneran buat gue?" ucap Nala senang.

"Iya itu buat lo, sama kok yang punya Rena."

"Sampaikan ke bonyok lo makasih dari gue."

"Iya."

"Eh itu Kak Reno. Gue duluan ya," ucap Rena sambil berlari saat melihat Reno.

"Iya hati-hati," ucap Nala dan Andika berbarengan.

Sesampainya di parkiran Nala terus berjalan tapi ditahan oleh Andika.

"Eh Nal, lo pulang bareng siapa?"

"Nggak tau."

"Gue anter pulang aja yuk, nggak apa-apa kan, naik motor?"

"Nggak usah deh makasih. Bukannya gue nggak mau naik motor ya, jangan salah paham. Gue cuma nggak mau repotin lo doang."

"Apaan sih sama temen juga nggak ada kata repotlah," ucap Andika.

"Tapi kalau lo nggak mau ya nggak apa-apa. Gue juga kasian sama lo pakai rok naik motor, nggak bagus dilihatnya apa lagi rok lo pendek. Besok-besok gue bawain mobil deh buat lo," lanjut Andika sambil tertawa.

Nala juga hanya tertawa melihat tingkah Andika. Ia bersyukur punya teman seperti Rena dan Andika, mereka semua baik dan perhatian.

Selepas Andika melajukan motornya meninggalkan Nala, seseorang tanpa permisi menyambar tangannya dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Nala sekarang sudah berada di dalam mobil tanpa ba bi bu mobil itu melaju meninggalkan area sekolah.

"Kak Arsen apa-apaan sih?"

Seseorang yang tadi menyeretnya tanpa permisi itu adalah Arsen si ketos belagu. Arsen tidak menjawab pertanyaan Nala, ia tetap saja fokus ke depan.

"Kak Arsen mau bawa aku kemana?"

Masih tidak ada jawaban.

"Kasian Kak Reina siapa yang anterin dia pulang?"

Mendengar itu Arsen menepikan mobilnya dan menatap Nala dengan lekat. Nala kaget dengan sikap Arsen yang kapan saja bisa berubah.

"Reina pulang bareng Maya, lagian dia itu udah gede bisa pulang sendiri!"

"Kak Arsen ngomongnya kok kayak gitu?"

"Terus gue harus ngomong apa lagi?"

"Ya Kakak sebagai pacar ya harus perhatian dong."

"Gue sama Reina nggak pacaran!" ucap Arsen penuh emosi.

Nala langsung menciut dengan suara Arsen yang meninggi. Arsen yang menyadari itu langsung mengatur nafasnya.

"Reina sepupu gue Nal," ucap Arsen melemah.

Sontak Nala langsung melihat ke arah Arsen, ia kaget mendengar itu. Karena tak pernah ada gosip kalau Arsen dan Reina itu sepupuan.

Pantas saja Reina lebih penting darinya karena Reina sepupu Arsen, sementara ia hanya teman biasa. Itu hal yang wajar.

"Kok aku baru tau?" tanya Nala memberanikan diri.

"Kan, lo nggak pernah nanya."

"Kok nggak pernah jelasin?"

"Tadi mau jelasin, tapi lo udah marah duluan."

"Siapa yang marah?"

"Ello lah."

"Nggak kok, nggak marah."

"Yakin nggak marah?"

"Iya."

"Nggak kesel?"

"Iya."

"Pasti cemburu."

"Iya. Eh maksudnya nggak cemburu," ucap Nala menahan malu.

Malu, Nala sangat malu dengan tingkahnya sendiri. Bisa-bisanya ia tertipu dengan pertanyaan yang dilontarkan Arsen.

Tapi dibalik rasa malu tersebut, entah kenapa Nala seperti bahagia mendengar kenyataan itu dari mulut Arsen langsung. Apakah ia benar-benar cemburu kalau Arsen memiliki pacar atau perempuan lain?

****

Di mobil lain, Rena baru mengetahui sesuatu yang selama ini disembunyikan kakaknya.

"Jadi Kak Reno sama Kak Reina pacaran?" tanya Rena dengan ekspresi kaget.

"Iya," jawab Reno.

"Kapan?" tanya Rena lagi.

"Udah lama," jawab Reno lagi.

"Kok Kakak nggak ngasih tau aku?"

"Ya ngapain sih lo harus tau?"

"Aku kan adiknya Kak Reno."

Tak ada jawaban mereka saling diam. Semua bermula pada saat Rena melihat Reina duduk di depan, tepatnya di samping Reno. Rena kaget kenapa tiba-tiba seorang Reina bisa nebeng dengan cowok dingin seperti Reno.

"Eemm Ren jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya?" ucap Reina kepada Rena.

"Kok nggak boleh?" tanya Rena heran.

"Ya nggak usah, ini cuma kita bertiga doang yang tau," ucap Reina.

"Kak Arsen sama Kak Cahya?" tanya Rena.

Reina hanya menggelengkan kepalanya yang semakin membuat Rena bingung karena Arsen dan Cahya sebagai sahabat dekatnya pun tak diberi tau.

"Aku baru ingat, bukannya Kak Reina pacaran sama Kak Arsen?" tanya Rena memastikan.

Kaget, Reno menoleh kenapa ada gosip seperti itu.

"Siapa yang bilang?" tanya Reno.

"Nala, dia tadi curhat sama aku."

"Nala salah paham. Gue sama Arsen nggak pacaran tapi kita sepupuan," terang Reina.

"HAH?"

Rena kaget, dua kenyataan sudah terungkap di waktu yang bersamaan.

"Iya, nggak banyak yang tau kalau gue sama Arsen itu sepupuan."

"Berarti Nala beneran salah paham dong," ucap Rena.

"Kayaknya Arsen suka sama Nala," ucap Reno tiba-tiba.

"Iya aku juga berpikir seperti itu," ucap Reina kepada Reno.

"Kalau Nala?" tanya Rena.

"Lo kan temennya masa nggak tau," ucap Reno.

"Ya emang nggak tau," balas Rena.

"Gue punya ide supaya Arsen bisa jujur sama perasaannya sendiri. Soalnya dia itu gengsian banget jadi orang. Apalagi setau gue Nala adalah perempuan pertama yang dekat dengan dia," ungkap Reina.

"Serius Kak?" tanya Rena.

Reina hanya mengangguk.

"Enak banget jadi Nala, udah Kak Arsen ganteng dan hatinya belum pernah ada yang menghiasi," ucap Rena sok puitis.

"Bahasa lo nggak banget," ejek Reno.

"Ih emang gitu kok," balas Rena ketus.

"Udah nggak usah berantem," lerai Reina.

"Rencana Kakak apa?" tanya Rena kemudian.

"Gimana kalau kita cariin Nala cowok," usul Reina.

"Buat apa?" tanya Rena.

"Buat Arsen cemburu. Ini pura-pura doang sih tapi Nala nggak boleh tau."

"Siapa cowoknya?"

Reina berpikir sebentar sambil menepuk-nepukkan telunjuknya di dagu. "Gimana kalau Reno?" usul Reina.

Reno sontak menoleh ke arah Reina dan memperlihatkan muka kagetnya.

"Kamu gila ya? Kok aku sih yang dijadiin korban?" protes Reno.

"Ih biarin aja Kak, demi teman harus rela berkorban dong," ucap Rena.

"Kenapa harus aku sih Rein?" tanya Reno mulai melemahkan suaranya.

"Kan nggak ada yang tau hubungan kita, jadi kamu bisa deketin Nala dan lihat reaksi Arsen."

"Udah Kak, mau aja."

"Iya deh iya demi teman."

Reno hanya bisa pasrah sedangkan kedua gadis itu hanya tersenyum senang.

***

TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA MAKASIH.😘

Maaf  kalo ada yang typo.🙈

Nantikan Bab selanjutnya.😊

Ig : fikra_nurrahmah

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.7M 90.9K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
42.9K 2.9K 27
Proses revisi yg typo... "cewek aneh!" "cowok sinting!" "cewek cupu!" "cowok brengsek!" "ya saya bersedia," Lanjut di You And Me S2
540 247 14
ON-GOING 📍 ⚠️ Cerita ini hanya imajinasi sang penulis, diharapkan jangan mengcopy cerita sang penulis ⚠️ "maybe its the last time but i just want yo...
20.7K 431 18
Menceritakan seorang gadis yang tulus mencintai seorang pria, yang berujung menyakitkan dan mematahkan hati gadis itu sendiri. Gadis itu adalah gadis...