Chapter 8 : Unbelievable

6K 565 9
                                    

This chapter will be the longest chapter in my story called Step Brother. So, please leave your vote and coment.Because, I work hard for this. Thanks and happy reading xx

Hari sudah gelap. Dan tentu saja orang-orang di taman pun sudah berkurang mengingat sekarang sudah pukul 9 pm. Yang ada hanyalah beberapa pasangan kekasih yang sedang menikmati malam minggu yang bagiku sangat buruk. Sekarang aku sangat terpuruk. Memikirkan kemana aku akan pergi? Kembali ke rumah? Haha, lucu sekali. Mau ditaruh dimana nanti mukaku?  Lalu ke rumah Kian? Tidak. Itu namanya bukan melarikan diri. Lantas kemana?

Dan ada juga hal lain yang membuatku semakin terpuruk. Aku sedang dikelilingi beberapa pasangan kekasih yang dengan santainya bermesraan dihadapanku! Ayolah! Tidakkah mereka mengerti kalau aku baru saja mengalami bad day? Tidakkah mereka mengerti jika ada seorang yang tidak memiliki kekasih disini?

Tentang Mr.Motherfucker, aku tidak menangisinya. Sungguh. Aku hanya menangis karena dia mengataiku slut. Dan hei, itu belum berarti aku sudah memaafkan makhluk menyebalkan yang terus meminta untuk dikubur hidup-hidup. Seharusnya dia bersyukur kalau aku bukanlah seorang psycho.

Aku pun memutuskan untuk berdiri dan berjalan menuju Wal-Mart yang sebenarnya cukup jauh dari sini. Aku meronggoh kantung jeansku. Memeriksa apakah disana ada uang atau tidak. Dan aku menemukan 5 dolar! Tanpa dapat kutahan aku tersenyum lebar seperti orang gila. Dan aku tidak peduli orang-orang akan berpikiran aku gila atau apa.

Aku pun melangkahkan kakiku menuju Walmart yang mungkin akan memakan waktu kurang lebih 20 menit. Sekalian saja aku olahraga malam. Mungkin saja lebih sehat daripada olahraga dipagi hari.

Udara malam rasanya menusuk-nusuk kulitku. Menerobos kedalam tulang-tulangku dan berjalan-jalan menelusuri tubuhku melalui sel-sel yang ada didalam tubuhku.Menciptakan rasa dingin yang sangat. Aku menggosok-gosokkan telapak tanganku satu sama lain.  Berharap merasa lebih hangat. Walaupun sedikit.

Aku kembali teringat kalau sekarang minggu terakhir dari liburan musim panas. Dan pastinya, sebentar lagi aku akan kembali kembali ketempat mengerikan yang biasa orang sebut sekolah. Aku pun memilih duduk trotoar sembari memeluk diriku sendiri. Tidak. Ini bukan karena suhu yang membuatku sangat kedinginan seperti ini. Melainkan aku yang sepertinya akan sakit. Dan benar saja, detik berikutnya aku bersin.

Aku kembali berpikir apa yang akan terjadi besok hari? Maksudku, aku tidak tahu harus kemana. Aku tidak yakin uang 5 dolar tadi cukup. Dan yang paling parah adalah sepertinya aku sudah terserang pilek dan ini membuat tubuhku terasa sangat lemah.

Aku melirik kesekeliling. Dan tampak seorang pria dengan pakaian compang-camping berjalan seperti orang mabuk. Tidak. Aku sangat yakin dia tidak mabuk. Pria itu menggumamkan kata-kata yang sebenarnya aku sendiri tidak mengerti apa maksudnya. Terdengar dia bernyanyi dengan suara yang terbilang sangat keras dan nyaring. Dan sekarang aku mengerti. Dia orang gila.

Aku panik. Apa yang harus aku lakukan. Sungguh. Melihat orang gila difilm saja sudah cukup mengerikan. Apalagi berhadapan dengan yang aslinya? Tampak pria itu melihatku lalu tersenyum lebar.

“Oh Leila, finally! You come back, honey!” Teriaknya sembari berlari kearahku. Aku sangat takut. Tentu saja. Dengan tubuh yang lemas aku bangkit dan berlari menjauh dari orang gila itu.

Step Brother ; C.DWhere stories live. Discover now