✎៚┆ Tiga

4.1K 731 134
                                    

Denting bel rumah menggema pada ruang lenggang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Denting bel rumah menggema pada ruang lenggang. Melantunkan khasnya irama nada, yang begitu ketara pada indera sang pemilik bangunan.

Menyadari datangnya hal yang dinanti hati, gadis bermarga Fushiguro kini bergegas pergi menemui si pemencet bel. Mengintip sejenak dari lubang, sebelum akhirnya bertindak membukakan pintu lebar-lebar.

"Atas Fushiguro san?" ujar sang mertamu.

"Ya, benar."

Fushiguro yang baru saja tiba dari lantai atas buru-buru mengintip. Membatin sejenak, bertanya siapakah gerangan yang datang di pagi ini. Terlebih gadisnya sampai terkekeh, menanggapi beberapa kata yang samar pada telinga sang pemuda.

Bunyi pintu yang tertutup menjadi pertanda baginya untuk berhenti membatin ria. Langsung saja melompat, menghadang gadis yang kini menenteng sekotak besar kardus pemberian.

"Siapa?" tanya sang pemuda.

"Kurir sayang. Gak usah cemburu."

Fushiguro terpaku selagi manik meniti sosok gadisnya melenggang pergi dari hadapan. Kembali membatin. "Memangnya aku cemburu?"

Kepala lekas menoleh selepas indera menangkap sayup diri gadisnya mengaduh. Bukan karena sakit. Melainkan gadis itu salah meletakkan kotak besar pada meja ruang tengah yang penuh toples camilan.

"Harusnya kau singkirkan dulu."

Fushiguro menggeleng lemah meratapi setoples isi camilan keju tergeletak tak berdaya di lantai pualam. Menyegerakan diri mendekat. Untuk kemudian ikut membereskan barang-barang yang tergeletak sembarang di atas meja.

"Hehe." [Name] terkikik pelan.

"Haha hehe, ku cium kamu." Fushiguro berkata sarkas selagi menyumpal mulut istrinya dengan camilan.

"Hmph-- Megumi iseng banget."

"Apanya yang iseng. Serius ini."

Sang gadis terkekeh menanggapi kalimat suaminya.

Ruang kembali senyap ketika [Name] memutuskan untuk membuka kotak besar di atas meja. Begitu pula Fushiguro. Yang sedari tadi terdiam menyaksikan lentik jemari sang istri membuka perlahan rekat selotip kardusnya. Untuk kemudian berinisiatif membantu. Mengeluarkan satu per satu bungkusan yang tertata rapi di dalamnya.

"Apa ini?" sang pemuda bertanya selagi membolak balikkan sebungkus makaroni pedas.

"Makanan!"

"Iya dari siapa? Ku cium loh."

"Kiriman dari saudara jauh ku di Indonesia. Oh, yang kau pegang itu enak loh." sekelibat ide untuk menjahili sang suami langsung diutarakannya. Mati-matian menahan tawa, kala maniknya menangkap sosok Fushiguro sibuk mengguntingi ujung bungkusan.

"Warnanya merah sekali." Fushiguro berkomentar.

"Makan saja." sang gadis jahil mencuri beberapa buah makaroni, menawarkan sejenak kepada Fushiguro yang berdiri, lantas berakhir untuknya dimakan sendiri.

Nampak kini Fushiguro mulai percaya akan akting dari istrinya. Dan mulai mencomot sebuah makaroni. Untuk kemudian dimasukkannya perlahan dalam mulut.

"..."

"Bagaimana? Enak kan?!"

Ledak tawa [Name] menggema begitu diri mendapati raut wajah sang suami berubah. Masam. Seperti baru saja menenggak semangkuk cairan jus lemon yang disangkanya air putih.

"[Name] ambilkan aku minum."

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

"Ha? Apa? Umum?"

"Minum [Name]... minum-- uhuk!"

"Ga kedengeran. Apasih?!"

"Kucium kamu loh! Cepet---uhuk-uhuk-"

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

Husband ★ Fushiguro MegumiWhere stories live. Discover now