✎៚┆Empat

5.3K 698 352
                                    

Gemerlap bintang tengah tertumpah ruah di angkasa

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Gemerlap bintang tengah tertumpah ruah di angkasa. Mengisi gelapnya cakrawala, juga menemani pucat temaram rembulan yang menggantung pada langit cerah malam.

Mempesona manik samudra yang tengah menatap. Selagi berkhayal, diri dihendaki mencuri satu gemintang terindah untuk diberi kepada gadis tercintanya.

Gadis dalam dekapan.

Yang mengeratkan pelukan pada lengan.

"Megumi tidak kedinginan?" sang istri berucap selagi menggulir pandang ke arahnya. Melepas tatap cakrawala, yang baginya kalah indah dengan lensa biru samudra suaminya.

"Nggak. Kalau kamu kedinginan masuk aja gapapa." Fushiguro mengecup singkat dahinya.

Sang gadis menggeleng, "Aku ke dalem dulu ya, ngambil jaket." untuk kemudian berdiri dari posisi. Berhenti sejenak sebelum melangkah masuk. Seakan menyempatkan diri untuk memandang samudra candu di manik sang suami.

"Kamu mau nitip sesuatu?"

"Bawain itu dong, kotak hitam di bawah kasur."

"Siap, suami." lantas melenggang pergi dari hadapan.

Fushiguro terpaku memandang pesona langit malam dari balkon rumah. Mengusir sejenak kutukan yang masuk pada pandang. Dengan menatap khidmat lembayung yang tergantung kokoh di atas sana.

Entah rasa apa yang berhasil memicu kenang terputar liar di kepala. Tentang pertemuan mereka. Bagaimana ia mengagumi dalam senyap. Dan berlabuh pada sepotong memori kala ia melamar sang gadis pujaan.

Baginya, keindahan langit malam ini kalah indah dengan sorot manik embunnya kala itu.

"Syukur Itadori suka sama yang lain."

"Kamu gumamin apa?"

Lamun terusik. Kini diri melonjak kaget seusai lensa menangkap sebuah benda hitam tertodong tepat di depan wajah. Untuk sejenak pikir buruknya terhempas. Selepas diri menunduk dan mendapati benda hitam itu sedang didekap oleh sang istri tercinta.

"Kamu kalah tinggi ternyata sama gitarku."

Sang gadis berjinjit selagi mencubit, "Heh udah berani ngejek ternyata."

Fushiguro terkikik pelan selagi mengambil alih gitar dalam dekapan istrinya. Untuk selepasnya kembali duduk di bangku rotan. Memangku gitar klasik yang nampak sama sekali tak termakan usia.

"Ah-- ini masih bagus kan [Name]."

"Benar! Aku ingat kamu membelinya selepas menjemput Nobara di stasiun."

"Wa, Ingatan mu bagus juga."

[Name] mulai menduduki bangku kosong di sebelah sang pemuda. Bertanya, "Mau apa kamu dengan gitar itu?"

Tanya tak dibalas kata. Hanya tungging senyuman yang terlontar selepas kalimat terucap dari gadisnya. Dengan pandang yang tak pernah lepas dari cakrawala ia memetik senar gitarnya. Mencipta harmoni nada merdu, yang berpadu syahdu dengan desir anggun dedaunan.

Aku tidak bisa bilang
aku mencintaimu
Suaraku bahkan tak sanggup
mengatur nadanya
Karena emosiku pasti
akan membuncah

Petik senar gitar terhenti. Manik samudra kini bergulir, berdalih memandang diri istrinya yang terpaku mendapati indah harmoni terlantun dari petik dan suara sang suami.

"Kau tau liriknya kan?" Fushiguro menyelip sejenak poni (h/c) pada daun telinga sang gadis. Menggodanya. Untuk ikut bernyanyi menyambung lirik selanjutnya.

Diluar dugaan, sang gadis malah menangguk senang menanggapi tanya. Berujar sombong, "Jangan terpesona dengan suaraku loh." untuk kemudian mengambil alih gitar dari pangkuan sang suami.

Memainkannya.

Selagi menyanyikan bait selanjutnya.

Terang seperti bintang-bintang...
Menyinari seperti bulan...

Fushiguro mendadak kagum, lantas rasa tidak ingin kalah mulai membuncah dalam hatinya. Terbukti, kala ia ikut membuka suara. Sejenak menyeimbangkan nada dengan suara tinggi gadisnya, untuk kemudian ikut menyanyikan bait terakhir lagu mereka.

Saya akan berada di sini
Terus bersinar hanya kepada dirimu
Selamanya...

Mereka berdua mengakhiri lirik dengan saling berbalas pandang. Satu berhias kurva manis. Sedang yang satu hanya tersenyum tipis menanggapi.

Gemas.

Menatap wajah cantik istrinya yang jauh lebih candu ditatap dari rembulan pucat. Untuk kemudian mendekatkan diri. Dan berakhir dengan menarik paksa atensi sang gadis untuk menatapnya.

"Aku mencintaimu."

Kedua bibir ranum bertemu dalam sepersekian detik. Tak memberi jeda angin lalu. Dengan mendobrak paksa pertahanan diri dari gadisnya. Meluncurkan ciuman dalam. Hingga tersentuh setiap inci dari rongga mulut sang istri.

Ciuman terhenti selepas [Name] menyadari akan bahaya jika hal ini tetap dilanjutkan. Memaksa tubuhnya untuk menjauh. Selagi meracau kata dalam semburat rona malu.

"B-b-b-berikan aku n-napas Megumi kun."

Pemuda itu terkikik menanggapi.

"Apa yang kau tertawakan?!"

Dekap hangat kini membungkus manis tubuhnya. Diselingi kecup lembut pada pucuk kepala. Untuk membuai dirinya pada intens perhatian dari setiap sentuhan kulit sang suami.

"Ga ada. Cuma kamu gemesin banget dari tadi."

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

"Udah ish kasian gitarnya jadi nyamuk."

"Ga mau. Sini peluk lagi."

"Megumi udah dongg."

"Kalau udahan sekarang berarti nanti lanjutnya di kasur."

"E-eh??!"

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Jul 02, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Husband ★ Fushiguro MegumiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt