9. Threat.

4.9K 971 410
                                    

Ya nurun, semuanya menurun, kenapa? Book ini mau pendek aja ceritanya? Aku sih ok aja:)

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Taehyun menatap kearah banyak orang yang berjalan disekitarnya.

Sebenarnya Taehyun gak mau ikut dan datang kesini, tapi bundanya nanti curiga kenapa dia tidak mau ikut, lagipula keluarganya itu kenapa kenal sih sama keluarganya Suyun.

Ya, mereka ada di rumah keluarga Suyun saat ini, Beomgyu sedang berada dengan keluarganya, berbeda dengan dirinya yang memang mau dengan orang tuanya aja.

Padahal Beomgyu mengajaknya tadi, tapi dia menempel ke bundanya terus.

"Padahal anak kelasmu baru saja meninggal kenapa kamu tampak biasa saja?" tanya Taera sambil menatap kearah anaknya yang sedang duduk sambil memperhatikan orang-orang itu.

Taehyun emangnya harus berekspresi seperti apa? Sedih gitu? Apa dia harus pura-pura sedih seperti apa yang sedang dilakukan oleh teman Suyun saat ini? Mereka sedang melakukannya sekarang.

Menangis karena Suyun sudah meninggal, kalau mereka emang menyesal seharusnya bisa saja mereka mengambil pisau tersebut dan langsung mengajak Suyun pergi ke rumah sakit, mungkin dia akan selamat.

"Emang bunda mau aku berekspresi seperti apa?" tanya Taehyun sambil menatap kearah bundanya yang cuma menghela nafasnya lalu mengusap kepalanya itu.

Berbeda dengan ayahnya yang cuma menggeleng-gelengkan kepalanya, matanya kembali menatap kearah suaminya yang sedang berbicara dengan beberapa orang-orang yang dia kenal atau keluarga Beomgyu yang kenal, mungkin?

"Kemana istrimu?" tanya mereka ke Beomgyu yang malah berada dengan orang tuanya itu.

Beomgyu menoleh kebelakang dan menatap kearah Taehyun yang sedang memperhatikannya juga, Taehyun segera menoleh kearah lain membuat Beomgyu tersenyum.

"Dia lagi rindu bundanya, jadi dia dari tadi menempel ke bundanya," jawab Beomgyu sambi tersenyum kecil, mereka cuma mengangguk-anggukan kepalanya.

Sampai dimana Gyuri akhirnya datang menghampiri Taehyun yang masih duduk itu.

"Hai sayang, mama kira kamu kenapa duduk begini saja," sapa mertuanya itu membuat Taehyun segera menoleh dan langsung berdiri namun langsung disuruh duduk lagi.

Taehyun kelihatan sekali sedang mau bermalas-malasan saja.

"Pipimu memerah lucu, jaga baik-baik janinmu, ok? Dia masih sangat muda disini," pinta mamanya itu sambil mengusap perutnya.

Kepala Taehyun cuma mengangguk kecil dengan muka menunduk karena malu itu.

Kandungannya masih sangat muda, baru berumur 1 bulan lebih, muda bukan? Masih sangat rentan sekali dan Suyun sialan itu mau membunuh kandungannya agar dia gila? Untung saja dia sudah mati beberapa hari yang lalu.

Dia senang kok, walaupun dia mual melihat darah-darahnya tapi dia senang saja melihat Suyun yang mati dengan dirinya yang melihat sendiri.

"Suyun itu pasti sangat menganggumukan? Dia dulu juga menganggu mama agar bisa menjodohkan dirinya dengan Beomgyu, padahal saat itu dia masih kelas 10," cerita mama mertuanya itu membuat Taehyun tampak tertarik.

Suyun memang sudah gila dari dulu ternyata, emang gak salah, orang tuanya Suyun saja gak ada yang tampak terlalu sedih.

Karena memang penyakit mental Suyun pasti akan kambuh sendiri, anaknya selalu menolak untuk pemeriksaan dan bahkan meminum obatnya, jadi wajar jika kambuh.

Berbeda dengan adik Suyun yang tampak tersenyum itu, akhirnya kakaknya itu tidak menyusahkan dirinya dan mempermalukan keluarganya lagi.

"Intinya dia berkata dia akan tetap menjadi pewaris, makanya dia kuliah, padahal orang tuanya melarang," jelas Gyuri membuat Taehyun menganggukkan kepalanya.

Never Ending -beomtae✔Where stories live. Discover now