Bagian 3

17 5 0
                                    

Saat mereka sampai di gudang tersebut mata Elisa langsung melotot ke salah satu almari pakaian di pojok ruangan. Elisa terkejut ada sosok besar yang duduk diatas almari itu dengan tatapan mata tajam yang menyorot ke beberapa sahabatnya.

"Wahh mantap banget nih." Kata Rena.

"Ren, lu lihat sosok yang duduk di alamari pakaian itu enggak?" Tanya Elisa kepada Rendi.

"Iya, Sa. Sosok besar itu kan." Jawab Rendi. "Ehh tapi bentar deh gue tadi liat anak kecil lari-lari dari arah gudang ini ke ruang tengah." Ungkapnya dengan menunjukan arah lari anak kecil itu.

Seketika Rendi dan Elisa sedang membicarakan sosok besar yang ada di almari itu. Zidan yang tidak sengaja melihat kearah jendela gudang itu langsung tertuju matanya kearah pohon besar yang berada disamping kanan rumah.

"Gyuss, lihat itu kok kayak ada yang aneh, ya?!!" Ujar Zidan yang menunjukan Pohon besar di luar Rumah kosong itu dari jendela.

"Iya ada yang aneh banget deh dari pohon besar itu, gue liatnya ada sesuatu hal tapi apa ya?!" Jawab Rena.

"Itu bukannya Tante kuntilanak yang tadi itu, ya?" Tanya lagi Elisa.

"Ehh iya itu kan sosok perempuan yang tadi." Jawab Rendi. "Herannya gue sosok itu ngapain diatas pohon itu?" Tanyanya dengan keheranan.

"Iya juga sih, tapi yang gue lihat itu sosok yang tadi, pertanyaan gue sekarang anak kecil yang sama dia tadi kemana?" Tanya juga Elisa.

"Kalo gue sih anak kecilnya masih main di belakang rumah ini." Jawab Rena dengan tebak menebak.

"Bentar deh, gyuss. Gue tadi juga lihat sosok anak kecil juga kan tapi beda sih sama yang sosok perempuan itu." Kata Rendi.

Tidak lama mereka bercengkrama sosok anak kecil yang tadi berlari-larian dari gudang ke ruang tengah muncul, persis berdiri dibelakang badan Rendi. Rendi yang melihatnya pun sangat terkejut sampai hampir membuat Rena jatuh pingsan gara-gara teriakan Rendi yang kenceng abis seperti ban meledak.

"Haha" Teriak Rendi dengan sangat kencang sekali.

"Ren, lu kenapa?" Tanya Zidan dengan panik.

Elisa pun mendekati Rendi

"Ren, lu kaget sama sosok anak kecil itu?!!! Tanya Elisa.

"Iya, Sa. Gue kaget banget tiba-tiba itu anak nongol dibelakang gue, gue kaget juga enggak karena hal itu juga sih." Ujarnya.

Dengan tiba-tiba Rena mengalami sesak nafas dan hampir saja pingsan di gudang itu.

"Hushushushushushushushus" Nafas Rena tersengal sengan.

"Ren, lu kambuh lagi sesak nafasnya?!!" Tanya Elisa dengan panik melebihi kapasitas lautan nusantara.

"Iya, Sa. Gue kaget baget pas Rendi tiba-tiba teriak dan nafas gue enggak terkontrol jadi gini." Ujarnya dengan jujur.

"Sorry, Ren. Tadi gue kaget banget sama sosok Anek kecil itu." Kata Rendi sembari meminta maaf.

Elisa langsung mengeluarkan air mineral dari tasnya dan langsung juga ia berikan kepada Rena agar bisa sedikit tenang. Rendi yang mulai mencari gerak gerik sosok anak kecil itu pun akhirnya ketemu dengan komunikasi antara dirinya dengan sosok kecil mungil itu. Rendi sempat tak sadarkan diri satu jam dalam ruangan tersebut, Elisa, Rena, dan Zidan tidak merasa terkejut karena itu adalah hak biasa yang terjadi kepada Rendi jika sedang berkomunikasi oleh makhluk halus. Rendi pun akhirnya bangun dari ketidaksadaran ia menanggapi sosok halus di dalam tubuhnya, Rendi menangis setelah ia sadar lalu Elisa memeluk dirinya untuk membuatnya tenang.

Ren, kenapa?" Tanya Elisa.

Rendi masih saja diam, sedangkan Rena dan Zidan kebingungan mereka mau berbicara apa karena hari yang sudah mulai larut dan menunjukan pukul setengah dua dini hari.

"Iya, jadi gini sosok anak kecil tadi itu sumpah kasian banget." Katanya dengan tidak menahan tangis haru. "Gue enggak pernah dan belum pernah menemukan sosok sesedih anak tadi, anak kecil itu kasian banget dia dibuang sama orang tuanya karena dianggap sebagai beban bagi keluarganya dan dibunuh, dibuang di rumah kosong ini. Tapi yang bikin gue terharu anak itu sama sekali enggak dendam sama kedua orang tuanya, ia sempet nanya sama gue kalo orang tuaku dimana, aku rindu ayah sama ibu kata dia ke gue tadi." Ungkap Rendi.

"Orang tuanya apa enggak mikir banget? Kasian banget astaghfirullah!!! Tanya Rena.

Seketika semua terdiam dan merenung tanpa ada yang bersuara lagi kecuali Rena. Zidan yang agak sudah mulai kelelahan akhirnya pun meminta kepada sahabat-sahabat untuk kembali pulang dan istirahat untuk melanjutkan misi ini besok siang.

"Iya juga sih orang tuanya emang enggak mikir apa, anak kan anugerah dari sang pencipta kenapa di sia-siakan sih." Ucap Elisa dengan menarik nafas. "Gue mikirinya gini, kalo emang enggak mau punya anak yaudah ngapain, sekarang punya ehh malah digituin kasian banget lah." Ungkap Elisa lagi.

"Bener banget sih, Sa. Tapi kita doain aja lah semoga anak itu bisa tenang lah." Ujar Rendi.

"Gyuss, dah mulai pagi nih yuk Istirahat pulang dulu baru besok kita lanjut lagi. Kalo bisa selesaikan dulu yang misi ini, Ren." Kata Zidan.

yaitu komunikasi dengan sosok anak kecil itu dan akhirnya tepat jam dua kurang sepuluh mereka beranjak keluar dari rumah kosong itu dan berjalan menuju rumah Rendi yang saat itu sudah ditunggu oleh ibunda Rendi di depan ruang tamu sampai ketiduran.

"Ya Allah Tante." Kata Rena.

"Tan, Tante." Panggil Elisa kepada ibunda Rendi.

"Iya, astaghfirullah sampai kaget kalian dah pulang." Ujar ibunda Rendi kepada kita. "Ya sudah sekarang kalian istirahat dahulu ya, besok pagi kita bahas, kalian pasti capek?!" Ujar ibundanya Rendi lagi.

"Baik Bu." Jawab serempak mereka berempat.

Tidak lama dari memasuki rumah Rendi mereka bersih-bersih dan lanjut dengan istirahat sampai pagi, dan mereka pun berencana besok siang akan menyelesaikan misi mereka secara berkala dan bertahan dengan keenam sahabatnya yang lengkap.

RUANG MISTERI KELABUWhere stories live. Discover now