01 | rutinitas pagi hari

13.4K 1.6K 50
                                    

Jika disuruh memilih dijam berapa Rosie merasa paling sibuk, maka Ia akan menjawab dengan pasti bahwa jam 5 sampai jam 8 pagi saat weekdays adalah waktu paling sibuk untuk seorang Rosie Anne Poetri. selain menjadi istri dari Bapak Jeffrey Jean Pradinata terhormat yang super manja, Rosie juga menjadi sosok bunda untuk si kembar banyak gaya yang gak kalah manja alias Jevano Liam Pradinata dan Jeremy Naren Pradinata.

Dihari senin ini, tepat jam 05.00 alarm yang disetting oleh otaknya membangunkan Rosie, dilanjut dengan membersihkan diri dengan mandi lalu memakai perawatan wajah atau sebutan kerennya skincare. dilanjut membangunkan suaminya dengan cara menepuk-nepuk pipinya sampai memberikan kecupan singkat pada bibir.

"hei, wake up."

"bangun sayang."

"hm?" Jeffrey berusaha membuka matanya walaupun akhirnya hanya sebelah yang terbuka, tersenyum melihat istrinya yang sudah wangi dan segar. "sini cium lagi."

"ih Jee... bangun ah nanti kamu telat loh kamu kan kalo siap siap suka lama, ayo mandi, bajunya udah aku siapin ya. aku mau bangunin dulu anak-anak."

Beranjak keluar kamar, sudah ada Bi Asih yang mulai bekerja membersihkan dan menyiapkan apa yang akan digunakan, ada juga Mang Adang yang sudah siap di kebun kecil samping rumah dengan selang air dan gunting rumput, dan ada Mang Asep yang sudah sibuk mengelap mobil yang sudah Ia cuci tadi.

Pergi ke lantai dua, Rosie melangkah menuju pintu hitam pekat dengan tulisan Jeno's room yang menggantung ditengahnya. saat membuka pintu kamar tersebut, telinga Rosie langsung menangkap alunan musik dengan genre balad bervolume kecil—kebiasaan Jeno sesaat sebelum tidur, dia selalu mendengarkan musik dan tidak akan berhenti jika sipemilik kamar belum bangun.

Kamar bernuansa hitam dan putih itu tersinari sedikit sinar matahari yang sudah terbit saat Rosie menyibak tirai jendela, membuat anak laki-laki yang sedang tidur itu mengerang.

"good morning Jevano, wake up!"

Meraih remot AC untuk mematikan alat elektronik tersebut, lalu menarik selimut tebal agar anaknya bangun.

"sepuluh menit lagi bun."

"no, no, ayo bangun."

"please, lima menit bun." mendengar kalimat negosiasi dari suara serak khas orang baru bangun itu Rosie menghela napas pelan dan mengedikkan bahunya. "pokoknya kalo bunda panggil dari bawah harus udah siap dan langsung kebawah, kalo engga nanti ayah yang nyusulin kesini."

Berpindah tempat ke kamar seberangnya, ada kamar dengan tulisan JERE's room tergantung  dipintunya. kamar bernuansa abu-abu itu memang sudah terbiasa dengan suhu dibawah rata-rata jika si pemilik kamar sedang tidur. Rosie sampai heran sendiri, padahal di Bandung daerah rumahnya termasuk kawasan sejuk, maksimal temperatur terendah yang selalu Rosie atur disetiap ruangan adalah 20 derajat celcius, itu saja akan membuat dirinya menggigil jika terlalu lama.

Sama dengan yang Ia lakukan saat dikamar Jeno, Rosie menyibak tirai terlebih dahulu lalu mematikan AC dan beranjak mendekati kasur, menarik selimut yang membungkus tubuh anaknya.

"morning Jeremy, wake up!"

"...."

"come on, Jere. liat jam, nanti kamu telat sekolah."

"hm... sekolah libur hari ini." alasan klasik Jeremy jika dibangunkan untuk sekolah. sudah biasa, Ia tahu Rosie tidak akan percaya tapi selalu alasan itu yang dipakai jika Ia malas bangun.

"no, no, Jere. pokoknya kalo kamu gak langsung turun pas bunda panggil, nanti ayah yang nyusulin." setelah menepuk pantat Jeremy, Rosie keluar dari kamar anaknya dan turun kebawah untuk menyiapkan sarapan.

The PradinataTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon