Rafan lagi jalan ke kantin, tapi pas lewat ruang kepala sekolah, langkahnya tiba-tiba berhenti.
Gue berjalan mundur, dan mencoba mencari tahu apa yang sedang dibicarakan di dalam. "Intinya Rafan bakal ikut saya! Hak asuh ada ditangan saya. Pak, saya mohon, saya minta semua data Rafan untuk mengurus perpindahan sekolahnya!"
Deg.
kaget, kesal, marah, bingung, semua terlintas dibenak Rafan. Mama dan Papanya sedang bertengkar didalam ruang kepala sekolah, disaksikan dengan beberapa guru. Sial.
berbulan bulan gue nutupin soal kehancuran hidup dirumah, apa itu gacukup?
Gina
"Iya, saya akan mengurus semuanya, kamu tenang aja." Ucap Gina, mama Rafan saat menelepon.
Lusa, rencananya Gina akan membawa Rafan pergi dari Bandung ke Yogyakarta, untuk membawa Rafan tinggal dengan keluarga barunya.
Sekarang dia akan mengurus semua berkas Rafan untuk perpindahan sekolahnya.
Rafan
Kembali berjalan, dia sudah malas untuk menyaksikan perdebatan itu. Pandangannya kosong, mau gimanapun keributan tadi akan terus melanda pikirannya, 'berkas untuk pindah sekolah' kata itu terus menghantuinya. Sampai-
"Sal? Lu kok disini? Tadi gamasuk kelas?"
Salsa hanya menggeleng.
Dingin, dia berbeda.
Gue duduk di depannya, sambil liatin dia makan, mukanya tetap cantik, tapi feelnya.. sudah berbeda.
"Sal, lu kenapa? Gue pengen cerita sal.."
Salsa tidak menjawab, bahkan tidak melihat kearah Rafan. Dia sibuk makan.
"Sal? kok diam? Lu lagi marah ya sama gue? Gue salah apa?"
"Gaada. Udah pergi sana." satu detik.. dua detik.. tiga detik..
"Oke fine Sal."
Rafan bangkit dan pergi dari hadapan Salsa. Berjalan dengan cepat dan dengan tangan seperti ingin menonjok orang.
Dia buka pintu kelas dengan kencang dan mengambil tas, lalu pergi.
Kalana yang tadinya tidur, terbangun kaget akibat suara pintu. "Stress ya lo, gada adab. Buka pintu yang bener woyyyy butuh tutorial lo?" Teriak Kalana dari dalam kelas, rese batinnya.
Rafan pergi ke tempat parkir dan melajukan motornya, 3 satpam sudah mencoba menghadangnya tapi dia tetap lolos.
Kalana
"Sekolah disini ga rame, temen temennya pada gila" Ucapnya kepada teman barunya,
Naqi, Naqila Anastasya, teman baru yang duduk di depannya, barusan kenalan karena ga sengaja saling nginjek sepatu.
"Eh tapi ya lo kalo sekolah disini dari dulu, gue yakin lo bakal jadi inceran satu sekolah! Inceran si Kodok juga!!"
"Hah? kodok?" Jawab Kalana bingung
"Iya kodok! itu si Rafan!! Anak basket yang populer itu, masa sih gakenal? Satu sekolah bahkan Satu kota kali kenal sama dia, tenar ga main followersnya aja ratusan ribu!! Pokoknya kalau lo bisa deket sama dia lo beruntung banget sih La.."
"Beruntung kenapa?"
"Ga sembarang cewe bisa deket sama dia. Dari dulu sampe sekarang temen ceweknya cuma Salsa, Salsabila Priscila, anak modern dance, tenar juga. Pokoknya mereka kemana mana bareng deh, gue gapernah liat Rafan bareng cewek lain selama 3 taun ini selain sama dia"
Kalana terdiam, mau nanya lebih lanjut tapi gak jadi, Rafan gapenting.
Kata orang, dejavu itu hanya perasaan semata
tapi bagi Kalana, semua momen yang bersangkutan dengan Rafan—sudah pernah dia rasakan di masa lalu.
Tapi entah kapan dan dimana.
Dan dengan siapa.
tinggalin vote dan comment nya ya temen temen! Makasih udah dukung:))
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Ethious •[ON GOING]•
Подростковая литература10 tahun hidup dituntut dewasa oleh orang tua, dipaksa kuat oleh keadaan. kadang, ada pikiran bahwa hidup itu egois, semua susah untuk didapatkan, tapi semua itu akan hilang dalam sekejap, dalam satu waktu yang entah kapan akan terjadi. -Kebahagia...
![Ethious •[ON GOING]•](https://img.wattpad.com/cover/248394098-64-k774715.jpg)