Prolog

63 8 0
                                    

Pukul 09.30 p.m KST terlihat gadis muda dengan pakaian formal yang lusuh sedang berlari mencari tempat berteduh dari derasnya hujan. Kakinya melangkah tanpa arah hingga tak sadar ia sudah berada di teras sebuah toko antik.

Teras toko antik yang terlihat singup dengan hanya memiliki satu sumber penerangan yang sesekali mati-nyala. Gadis itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar sambil memeluk dirinya sendiri karena udara dingin hujan yang menyerpanya. Matanya melihat keadaan jalanan didepannya dimana terlihat orang-orang yang berjalan memakai payung, dan ada juga yang berbagi payung dengan pasangan mereka.

Gadis itu menghela nafasnya sedikit kasar. Tangannya semakin keras mengusap lengannya sendiri seolah usapannya bisa menepis rasa untuk mengasihani dirinya sendiri.

Drrt drrt

“Yeona, dimana kau?”

Aku sedang berteduh. Kenapa, nek?”

Ah begitu. Aku kira kau lembur lagi. Aku sudah memasak sup rumput laut kesukaanmu. Cepatlah pulang

Senyuman gadis itu—Yeona seketika muncul. Ya, ia pikir tidak seharusnya tadi ia mengasihani diri sendiri ketika ada seseorang yang masih peduli padanya.

“Iya. Aku akan segera pulang. Aku tutup dulu ya disini ada petir”

Ya baiklah-baiklah. Cepat tutup telponnya

Yeona tersenyum lebar. Kemudian ia segera memutuskan sambungan telpon.

Ketika ia hendak memasukkan handphone, pandangannya tidak sengaja menangkap sebuah mp3 yang terlihat sedikit rusuh, namun juga tidak begitu buruk. Entah bagaimana bisa ia tertarik pada benda itu, tapi yang pasti tanpa pikir panjang Yeona langsung mengambilnya.

“Masih bagus. Kenapa dibuang?” gumamnya.

“Oh? Udah reda?” lanjutnya lalu mengadahkan tangan keluar. Mengecek apakah benar hujannya mulai reda. Ketika merasa sudah reda Yeona pun segera meninggalkan tempat itu.

Tanpa ia ketahui bahwa tepat dirinya meninggalkan tempatnya berteduh tadi, toko tersebut tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita.

☎️☎️☎️

“Aku pulang” teriak Yeona ketika ia sudah memasuki rumah.

“Eoh Yeona-ya cepat keringkan pakaianmu lalu makan. Tidak usah mandi, airnya dingin.” Yeona tersenyum melihat betapa ceriwisnya nenek yang sudah ia anggap seperti nenek kadungnya itu.

“Iya, nek” Kemudian ia masuk ke kamarnya dan mengganti baju nya dengan cepat.

“Tumben nenek membuat sup rumput laut?” tanya Yeona setelah keluar dari kamarnya.

“Hanya ingin. Kenapa? Ada masalah?”

“Ah tidak. Tidak ada masalah”

“Yasudah ayo cepat makan nanti dingin” Yeona pun mengambil sendoknya dan langsung melahap mangkuknya sampai habis.

Omong-omong, ia sudah habis dua mangkuk.

“Tadi kau berteduh dimana?” tanya nenek.

“Di depan toko antik”

“Toko antik?” neneknya mengeryit heran. Seingatnya didekat rumah mereka tidak ada toko antik.

“Iya, toko antik yang berada tiga blok setelah warung corndog bu Han” raut seketika langsung menegang mendengar penuturan Yeona.

“K-kau, apa kau menemukan sesuatu?”

“Ya?”

“Apa kau menemukan sesuatu di dekat toko itu?” Yeona menatap nenek Kang itu heran.

“Tidak, kenapa?” Yeona memilih berbohong karena merasa ada yang tidak beres dari nenek Kang. Ketika ia mengatakan ‘tidak’ wanita tua langsyng menghela nafas lega yang justru membuat Yeona semakin heran.

“Yasudah kembali lah ke kamar”

“Aku cuci kan piringnya dulu”

“Tidak usah, aku saja. Kau ke kamar lah” Yeona menatap nenek Kang sejenak sebelum akhirnya wanita itu menatapnya yakin. Yeona pun menghela nafasnya pelan dan berjalan memasuki kamarnya.

Yeona langsung mendudukan dirinya ditas kasur dengan badan yang ia sandarkan pada dinding. Sejenak ia hanya diam sambil menatap kosong ke depan hingga tak lama kemudian ia teringat tentang mp3 yang ia temukan.

Yeona langsung bangkit dari duduknya dan menuji dimana tasnya berada. Mencari-cari mp3 di dalam tas lusuhnya hingga akhirnya ia menemukannya.

Sebelum menghidupkannya, Yeona memilih untuk membersihkan mp3 tersebut. Setelah merasa sudah bersih, ia segera memasang earphonenya, lalu menekan tombol play.

Pada detik-detik pertama tidak ada yang aneh dari instrumen yang Yeona dengarkan. Tapi setelah satu menit berlalu, warna instrument itu mulai berlahan berubah. Berubah menjadi sesuatu yang tak dapat dijelaskan, namun berhasil membuat Yeona merasakan hal yang aneh.

Ia merasa tekanan pada kepalanya dan secara tidak sadar terdapat bayang-bayang aneh yang muncul dalam pikirannya. Bayang-bayang tak jelas bagai memori lama yang telah usang itu terus menerus berdatangan. Hingga akhirnya keanehan itu berhenti ketika Yeona melihat sebuah penglihatan masa lalunya dengan seorang lelaki bangsawan asing pada zaman dinasti goryeo.

🍁WILL BE BACK🍁

Jung Yeona

Jung Yeona

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Will Be Back Where stories live. Discover now