DIE NO MATTER WHAT (TAEJIN) pt.2

Start from the beginning
                                    

"Apakah mata ini yang menatapku dengan tatapan tajam. Hidung ini sempurna sekali. Astaga bibirnya, aku tidak percaya pernah di cium bibir seindah ini."

Seokjin terus bergumam kagum. Dia dengan beraninya mendekatkan dirinya kearah V dan tanpa ragu mencium bibir V. Seokjin melumat bibir V dengan lembut penuh perasaan. Memejamkan mata merasakan debaran dadanya yang menggila serasa ingin keluar dari tempatnya.

"Apa aku sudah gila. Berdosa sekali jika aku mengatakan mencintai pria ini. Aku akan di kutuk oleh leluhurku karena berakhir jatuh cinta dengan sesama lelaki. Tapi ini tidak sesederhana yang bisa di pikirkan. Perasaanku sangat nyata sampai aku ingin mati rasanya. Apa yang harus aku lakukan."

Seokjin takut, sangat takut akan perasaannya saat ini.

"Sebaiknya aku tidur dan tidak perlu memikirkan hal yang bodoh seperti ini."

Seokjin akhirnya memejamkan mata dan merapatkan tubuhnya pada V untuk mencari kehangatan. Dia tentu tidak sadar jika ada debaran lain selain hatinya yang bergemuruh hanya karena sebuah ciuman ringan yang seokjin lakukan.

Saat seokjin sudah terlelap, mata tajam itu terbuka. Sedikit meringis akibat luka-lukanya dia akhirnya menoleh ke arah sosok manis yang berbaring lelap di sampingnya. Dia mengelus pelan rambut coklat itu. Menatapnya dengan pandangan penuh arti.

Ini pertama kalinya ia merasa hatinya menghangat setelah terakhir saat umurnya 7 tahun. Ayahnya yang seorang mafia kejam dan sukses sudah mengharuskan V untuk melakukan pelatihan dari umur 7 tahun. Hidup V sudah di latih keras sejak saat itu. Sebagai satu-satunya pewaris, V di besarkan dengan perasaan dingin dan kejam agar dia tidak mudah di tumbangkan oleh musuh.

Selama ini dia hanya melarikan diri dari sosok di sampingnya. Pertama kali dia mengambil harga diri seokjin, dia merasakan sesuatu yang aneh. Tapi tubuh seokjin terlalu candu baginya sehingga dia hanya pulang untuk memuaskan hasratnya saja. Dia tidak berani dekat terlalu lama dan akhirnya dia akan di perlihatkan oleh tingkah manis pria cantik itu. Dia tidak bodoh untuk membiarkan hal yang paling ditakutinya terjadi.

"Kau menang seokjin. Aku akhirnya jatuh sekarang. Ciuman itu adalah yang paling aku hindari selama ini. Ciuman hangat penuh perasaan."

V memejamkan matanya merapatkan tubuhnya pada seokjin. Dia ingin memeluk seokjin tapi tangannya yang penuh luka sayatan terasa kaku jadi hanya menempelkan tubuhnya.

******************


Seokjin membuka mata. Ia bisa merasakan hangat tubuh seseorang di sampingnya. Itu berarti V Belum bangun. Menolehkan kepalanya menatap wajah tampan itu sebentar sebelum dengan berani dia mencuri kecupan pada bibir seksi itu.

Seokjin dengan perlahan memindahkan tangan yang memeluk pinggangnya erat dan langsung beranjak bangun.

"Sebaiknya apa yang harus aku masak? Aku tidak tahu selera V."

Perang dengan pikirannya sendiri, seokjin melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

*****************


Setelah semua hidangan selesai di buat, seokjin langsung pergi menuju kamar V, dia hanya membuat bubur dan sup  mengingat V harus makan makanan yang bisa cepat di cerna.

Seokjin membawakan makanan itu ke kamar V. V sendiri sudah di bersihkan oleh seokjin yang bersikeras kalo V belum bisa bergerak banyak padahal menurut V sendiri luka itu belum apa-apa. Perdebatan kecil pun tidak bisa di hindarkan apalagi seokjin tipe cerewet jika sudah mengomel. Hati V menghangatkan mendapatkan perlakuan kecil seperti itu. Baru kali ada yang berani memarahinya karena khawatir dengan keadaannya.

I AM UKE Where stories live. Discover now