60

424 46 1
                                    

Baterai Lithium Ion yang Meraih Penghargaan Nobel Kimia 2019

Penghargaan Nobel Kimia 2019 telah diberikan pada tiga orang dari dua negara pada Hari Rabu 9 Oktober 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penghargaan Nobel Kimia 2019 telah diberikan pada tiga orang dari dua negara pada Hari Rabu 9 Oktober 2019. Tiga ini ilmuwan telah dianugerahi Hadiah Nobel Kimia untuk karya mereka dalam mengembangkan baterai lithium-ion.

------

Baterai Lithium-ionBaterai ion litium  atau disebut juga dengan baterai Li-ion atau LIB adalah salah satu baterai yang dapat diisi ulang (recharge battery)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baterai Lithium-ion
Baterai ion litium  atau disebut juga dengan baterai Li-ion atau LIB adalah salah satu baterai yang dapat diisi ulang (recharge battery). Di dalam baterai ini, ion litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang.

Dibandingkan dengan teknologi baterai biasa, baterai lithium ini mengisi daya lebih cepat, bertahan lebih lama, dan memiliki kepadatan daya lebih tinggi untuk kekuatan baterai lebih lama dalam kemasan yang lebih ringan.

Prinsip kerja baterai lithium-ion

Pada dasarnya prinsip kerja dari baterai litium ion berbeda dengan baterai Alkalin (seperti baterai remote tv). Perbedaan ini memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dalam pengembangan baterai.

Elektroda dalam baterai lithium ion terdiri atas grafit dan lithium kobalt oksida. Grafit memiliki kemampuan elektronik yang lebih lemah dari seng yang biasanya digunakan pada baterai Alkalin

Bagian lithium kobalt oksida pada baterai Li-Ion, mampu menarik elektron jauh lebih kuat daripada oksida mangan – yang memberi baterai kemampuan untuk menyimpan lebih banyak energi dalam jumlah ruang yang sama dibandingkan baterai alkalin.

Larutan memisahkan grafit dan litium kobalt oksida mengandung ion litium bermuatan positif, yang dengan mudah membentuk dan memutus ikatan kimia ketika baterai habis dan diisi ulang.

Reaksi-reaksi kimia itu dapat terjadi dua arah, tidak seperti pembentukan seng oksida, yang membuat elektron dan ion lithium mengalir bolak-balik dalam banyak siklus pengisian dan pengosongan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reaksi-reaksi kimia itu dapat terjadi dua arah, tidak seperti pembentukan seng oksida, yang membuat elektron dan ion lithium mengalir bolak-balik dalam banyak siklus pengisian dan pengosongan.

Tantangan pengembangan baterai

Proses pada baterai lithium ion tentunya tidak memberika efisiensi hingga 100%. Semua baterai akhirnya kehilangan kemampuannya untuk menyimpan energi . Meski begitu, senyawa kimia Li-ion telah cukup kuat untuk mendominasi teknologi baterai saat ini.

Tantangan utama dalam pengembangan baterai dan penyimpanan energi pada umumnya adalah kemampuan menyimpan energi, sehingga para ilmuan mencoba membangun baterai yang lebih baik lagi dalam hal efisiensi penyimpannya.

Meningkatkan kemampuan baterai membutuhkan keahlian ahli kimia dan fisikawan untuk melihat perubahan pada tingkat atomik, serta insinyur mekanik dan elektro yang dapat merancang dan merakit paket baterai yang memberi daya pada perangkat.

Referensi

Kembangkan baterai lithium 3 ilmuwan ini dapatkan nobel

Bagaimana cara kerja baterai lithium hidupkan ponsel kita

FAKTA KIMIAWhere stories live. Discover now