(1) Masa Lalu

43.1K 877 6
                                    

(17+)

Aku mematut diriku di depan cermin besar dikamarku, dengan balutan kebaya putih yg simple namun elegant dan dengan polesan make-up ala pengantin. Ya hari ini adalah hari pernikahan ku, aku tidak menyangka akan secepat ini menikah dengan seseorang yg baru 2 minggu ini aku kenal karna sebuah perjodohan orangtua ku mengingat usia ku sebenarnya masih 22 tahun, aku fikir masih cukup muda untuk melajang dan belum terfikirkan untuk menikah karna trauma masa lalu yg kelam membuatku sedikit ngeri untuk berumah tangga,namun keinginan orangtua ku yg terus memaksa ku untuk segera menikah tidak dapat aku tolak, Bunda terlihat sangat bahagia setelah aku menyetujui pernikahan ini bahkan hingga pagi ini senyum itu tidak pernah hilang dari bibirnya. Oh Tuhan betapa durhakanya aku jika tidak menuruti keinginan mulia bunda, namun aku juga tidak bisa membayangkan jika bunda mengetahui masa lalu ku yg kelam, apakah mungkin bunda masih akan tetap tersenyum seperti ini. Ya aku Memiliki sebuah rahasia masa lalu yg tidak diketahui oleh siapa pun termasuk orang tua ku. Namun aku sedikit lega ketika aku mengungkapkan nya pada calon suamiku, dan dia dengan besar hati mau menerima kekurangan ku ini. Sungguh mulia hati nya, dan sejak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mengabdikan seluruh sisa hidupku pada calon suamiku ini. Aku merasa sangat beruntung mendapatkan calon suami yg berhati mulia seperti ini, calon suami yg tampan, sholeh dan mapan mau menerima wanita seperti ku yg tidak memiliki wajah cantik bahkan kelakuan ku pun tak bisa di bilang wanita baik-baik. Masa lalu itu terus menghantui ingatan ku, setiap malam aku selalu memimpikan itu hingga kadang aku ingin sekali lupa ingatan agar tidak memikirkan masa lalu itu lagi.

flashback

Hari ini adalah ujian nasional SMA, setelah melewati masa tenang selama tiga hari akhirnya seluruh murid kelas tiga menghadapi UN. pagi-pagi sekali aku sudah berangkat ke sekolah, pasti pada nanya kenapa aku bisa bangun pagi dan gak telat ke sekolah, yaiyalah hari ini kan ujian penentuan dimana aku bisa lulus atau gak dari SMA kalau aku sampai telat gimana nasib masa depan ku ini, entahlah kenapa aku menjadi bijak seperti ini akhir-akhir ini mungkin karna bertambahnya umur juga kali ya jadi aku juga bisa makin dewasa menghadapi hidup ini. Saat aku memasuki kelas yg akan digunakan untuk ujian kenapa tidak ada satupun manusia disini, apa mungkin belum pada berangkat tapi tadi malam aku janjian sama tika untuk datang pagi-pagi atau jangan-jangan aku yg kepagian berangkat sekolahnya, ku lihat jam tangan yg kupakai pemberian dari bima dengan motif kepala shincan (kartun ke sukaan author hihii) di tengah jarum jam, 06:30 aku rasa tepat waktu tapi kemana mereka.

"Dorrr" sebuah teriakan menganggetkan ku, astaga!

"Prill.. lama banget lo datangnya?" Ucap tika orang yg ngebuat sport jantung pagi-pagi gini. Ku tatap tika dengan pandangan horor, karna sudah mengagetkan ku pagi-pagi gini. Ku lihat wajah tika berubah jadi seringaian mungkin dia merasa tidak enak padaku.

"Maaf hehee." Ucapnya bersalah

"Bisa gak sih lo tuh sehari aja jangan buat gue sport jantung, kayaknya lo ini bahagia banget ya kalo gue mati karna serangan jantung yg di akibatkan sama lo!" Ucapku kesal

"Yailah lebay banget sih lo prill gitu aja ngambek, cepat tua lho kalo ambekan gitu." Sungutnya.

"Ini kemana yg lain?" Tanyaku  mengalihkan pembicaraan.

"Ada tuh lagi pada ngambil nomor ujian di kantor. Lo udah ngambil belum?"

"Belum lah yaudah yuk ke kantor." Ajak ku pada tika. Kami pun segera melangkahkan kaki menuju kantor untuk mengambil nomor.

*****

Satu minggu telah berlalu sejak ujian nasional dan ujian-ujian lain nya yg harus kita hadapi. Hari ini adalah pengumuman kelulusan, setelah ini aku akan kuliah menempuh pendidikan yg lebih tinggi lagi yaitu Universitas.

Sekenario TuhanWhere stories live. Discover now