Siapakah Pembunuhnya?

12 1 1
                                    

"Tetapi semua itu hanya rumor, Anna. Maka dari itu, aku dan Erika akan masuk ke dalam rumah tersebut dan membuat sebuah vlog untuk di upload di youtube dan membuktikan bahwa semua itu hanyalah omong kosong karena tidak ada hantu di rumah itu!" kata Amanda.

"Hah!? Kalian mau masuk ke dalam rumah tersebut?" tanyaku kaget.

"Betul sekali! Apa kamu mau ikut uji nyali bersama kami?" tanya Erika.

"Aduh.. tidak deh." jawabku menolak. Aku memang bukan penakut dan tidak percaya hantu. Tetapi, jika ditantang untuk masuk ke dalam rumah kosong seperti itu, siapapun pasti akan takut!

---

Usai pulang sekolah, aku pun segera bergegas untuk pulang. Sesampainya di rumah Ibu Laura, aku pun membuka pintu dan melihat Ibu Laura menenteng banyak keranjang makanan yang tercium wangi aroma roti yang khas dan membuat perutku keroncongan.

"Selamat siang, Ibu." sapaku.

"Siang, Anna. Ibu pergi dulu ke panti asuhan untuk mengantar roti ini. Kalau kamu mau, sudah Ibu siapkan di meja makan." katanya lalu pergi keluar.

Mendengar itu aku pun segera pergi menuju meja makan dan mencicipi roti tersebut. Enak sekali rotinya! Paduan lembutnya roti dengan isian cokelatnya yang banyak, membuatku menghabiskan sampai tiga roti. Setelah kenyang menyantap roti, aku pun segera menuju kamarku dan tertidur lelap hingga sore hari. Aku pun akhirnya menelpon mamaku dan berbicara padanya sambil menyantap makan malam. Tidak terasa, aku pun meneleponnya hingga larut malam. Aku pun pamit kepada Mama dan akhirnya memutuskan untuk tidur karena besok aku harus bangun pagi dan pergi ke sekolah. Aku pun berusaha untuk memejamkan mataku, tetapi tidak bisa! Biasanya dulu ketika aku tidak bisa tidur, Mama selalu menyediakan susu cokelat untukku. Ajaibnya setelah minum susu cokelat, mataku pasti mengantuk dan aku pun dapat tertidur. Aku pun ingat, bahwa ada sebuah mini market yang buka dua puluh empat jam di ujung jalan! Tetapi, karena hari sudah malam, aku pun berencana akan pergi secara diam-diam karena aku yakin pasti Ibu Laura tidak akan mengizinkanku untuk pergi larut malam. Aku pun memakai jaketku dan pergi keluar dengan mengendap-ngendap. Aku yakin bahwa aku tidak akan ketahuan karena sejak aku kecil aku sangat mahir dalam bermain petak umpet. Langkahku seperti langkah kucing yang pelan sehingga tidak menimbulkan suara sama sekali. Setelah berhasil keluar, aku pun segera berlari untuk pergi menuju mini market. Saat tengah berlari, tiba-tiba ada yang memanggil namaku,

"Anna!"

Aku pun menoleh, ternyata yang memanggilku adalah Amanda dan Erika.

"Amanda! Erika! Sedang apa kalian di luar malam-malam seperti ini?" tanyaku.

"Kami kan sudah bilang, kami ingin membuat vlog di dalam rumah tersebut untuk membuktikan bahwa rumah itu bukan rumah berhantu! Kamu sendiri sedang apa keluar malam-malam seperti ini?" tanya Amanda kembali.

"Ah aku ingin membeli minuman di mini market. Sudah ya, aku pergi!" kataku pamit. Tidak kusangka ternyata mereka benar-benar nekat untuk masuk ke dalam rumah tersebut! Bahkan ingin membuat video karena kulihat Erika sedang memegang sebuah kamera. Aku pun melanjutkan perjalananku dan pergi menuju mini market. Setelah membeli sekotak susu, aku pun meminumnya di tengah perjalanan kembali ke rumah. Suasana di malam hari ternyata seram sekali, kota ini terlihat seperti kota mati dan tidak berpenghuni karena tidak ada satupun orang yang ada di luar rumah. Karena ketakutan, aku pun tanpa sengaja menumpahkan minumanku ke jaketku. Karena basah, aku pun akhirnya membuka jaketku dan mengikatnya di pinggang. Sebenarnya aku malu jika hanya menggunakan kaos saja, karena kaosku bergambar teddy bear seperti baju anak TK! Kaos ini adalah hadiah dari Mama yang iseng mengerjaiku karena tau aku sudah tidak mau lagi dimanja, makanya kaos teddy bear ini hanya aku pakai untuk tidur. Saat langkahku semakin dekat di rumah Ibu Laura, aku melihat seseorang yang misterius berdiri di depan rumah mewah berhantu itu. Tidak jelas sosok tersebut adalah seorang lelaki atau wanita, tetapi jika dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi, sosok tersebut sepertinya adalah lelaki. Wajahnya pun tidak terlihat jelas karena tertutupi oleh syal, masker dan kacamata hitam. Seseorang tersebut pun menatapku tetapi tidak melakukan apapun dan berkata satu patah katapun. Aku pun mempercepat langkahku dan pergi menuju rumah Ibu Laura dan segera masuk ke dalam rumah. Lagi-lagi aku pun mengendap-ngendap masuk menuju kamarku dan menutup pintunya. Semuanya beres! Aku yakin Ibu Laura tidak akan mengetahui bahwa aku keluar rumah malam ini! Akhirnya karena badanku terasa letih, aku pun langsung menghempaskan tubuhku ke kasur. Karena aku melihat gorden kamarku belum tertutup, aku pun segera berdiri dan hendak menutupnya. Kulihat sekilas dari kejauhan ada sebuah api kecil yang menyala yang kulihat di jendela rumah mewah berhantu tersebut yang menandakan ada seseorang yang menyalakan lilin di rumah itu. Namun, karena hanya melihat sekilas, aku pun tidak mempedulikannya dan menganggap mungkin aku hanya salah lihat. Aku pun segera menaiki kasur dan memejamkan kedua mataku. Sambil mencoba tertidur, aku pun berpikir, Siapakah seseorang yang berdiri di depan rumah mewah berhantu tersebut? Apakah cahaya yang tadi aku lihat benar-benar tidak ada dan hanya halusinasiku karena ketakutan? Apakah cahaya itu adalah cahaya yang dibuat oleh Amanda dan Erika?

----

Paginya, aku pun segera pamit kepada Ibu Laura dan berangkat menuju ke sekolah dengan terburu-buru karena aku hampir terlambat. Aku pun akhirnya memutuskan untuk menggunakan sepedaku dan mengayuhnya dengan cepat. Saat aku sedang terburu-buru, kulihat banyak warga yang berkerumun di sekeliling danau dekat rumah. Tetapi, karena aku takut terlambat, aku pun kembali mengayuh dengan cepat dan melanjutkan perjalananku menuju ke sekolah. Sesampainya disana, aku melihat Amanda sudah sampai di kelas dan duduk di bangku dengan wajah yang pucat seakan-akan terlihat takut. Setelah aku dekati, tubuhnya pun terlihat gemetar ketakutan. Aku pun menoleh ke bangku sebelahnya, tetapi aku tidak melihat Erika. Aku pun memanggilnya dan bertanya,

"Hey, Amanda. Kemana Erika? dan bagaimana semalam?"

Amanda sempat sedikit terkejut lalu berkata dengan nada gemetar,

"Anna! Tolong jangan pernah kamu katakan kepada siapapun bahwa kamu melihat kami memasuki rumah tersebut! Kalau tidak, kamu akan menjadi korban selanjutnya..."

"Korban? Apa maksudmu?"

"Erika.. Erika telah..." Amanda pun terdiam sebentar. "Aku tidak percaya.. Aku tidak percaya bahwa di dalam rumah itu.. Padahal dia terlihat begitu baik..."  lanjutnya dengan terbata-bata.

"Ada apa di dalam rumah itu? Dia siapa?" tanyaku keheranan.

"Jangan pernah kamu mempercayai Ibu Laura! Bau khas rotinya itu aku tidak mungkin salah mengenalinya!" kata Amanda.

"Maksudmu apa sih? Aku tidak mengerti! Ada apa dengan Ibu Laura?" aku pun semakin heran.

"Anna, dengarkan aku baik-baik. Buktinya ada di dalam rekaman video di rumahku. Jangan katakan kepada siapapun soal ini, hanya kamu yang dapat aku percaya."

Sebelum aku sempat menjawabnya, datang seorang guru memasuki kelas dan berkata,

"Anak-anak, Ibu akan menyampaikan berita duka bahwa teman kita Erika ditemukan meninggal di danau. Mari kita doakan bersama-sama agar amal ibadahnya diterima oleh Tuhan."

Hah!? Erika telah... Tunggu.. Apa maksudnya semua ini!?

Setelah kami semua berdoa bersama, Ibu guru memanggil Amanda dan berkata,

"Amanda, karena kamu teman dekatnya, polisi ingin meminta keterangan darimu."

Lalu Amanda pun pergi keluar ruangan dan tidak pernah kembali ke kelas sampai usai sekolah.

Karena sekolah telah usai, aku pun segera pergi menuju ke rumah. Setelah membuka pintu, aku lihat Ibu Laura telah menungguku di depan pintu dan berwajah kesal.

"Apa yang kamu lakukan tadi malam? Mengapa kamu pergi keluar? Tidakkah kamu tau bahwa pergi malam sendirian itu berbahaya?"

Deg! Ternyata Ibu Laura mengetahuinya. Apa semalam ketahuan? Tetapi aneh, mengapa dia baru memarahiku siang ini? Padahal tadi pagi kami kan bertemu dan dia terlihat baik-baik saja? Apa karena tadi pagi aku terburu-buru berangkat ke sekolah?

Aku pun segera meminta maaf dan menjelaskan maksudku pergi keluar malam karena aku ingin membeli susu karena tidak bisa tidur. Ibu Laura pun menyuruhku untuk tidak keluar rumah lagi malam-malam mengingat mungkin ada banyak penjahat diluar sana. Aku pun bersyukur, bahwa ada Ibu Laura begitu perhatian terhadapku. Tetapi... Mengapa Amanda menyuruhku untuk jangan mempercayainya? Dan kenapa meninggalnya Erika disangkut pautkan kepada Ibu Laura? Aku pun tidak habis pikir dan memutuskan untuk menunggu dan bertanya lagi kepada Amanda besok.

---

Besoknya, seperti biasanya, aku pun pergi ke sekolah kembali. Setelah pamit dengan Ibu Laura, aku pun pergi keluar rumah dan menaiki sepedaku untuk pergi ke sekolah. Lagi-lagi kulihat danau tersebut dikerumuni banyak orang. Aneh sekali. Bukannya seharusnya orang menjadi semakin takut untuk datang  ke danau tersebut? Mengapa menjadi semakin ramai? Aku pun segera menghentikan sepedaku dan bertanya kepada salah satu warga,

"Kenapa menjadi ramai sekali, pak?"

"Ah.. kamu teman sekolahnya ya? Kasihan sekali... Kemarin baru saja ditemukan Erika disini. Sekarang temannya Amanda telah ditemukan meninggal di dalam danau."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Who Lives Next Door?Where stories live. Discover now