BM 1

18.2K 1.4K 18
                                    

Halaman belakang kediaman keluarga Widyadharma disulap menjadi venue wedding outdoor dengan dekorasi sederhana bernuansa warna putih. Karpet merah terbentang di tengah dekorasi, diapit sederet kursi yang bejajar rapi di tempati oleh kerabat terdekat dari kedua belah mempelai.

Hanya acara ijab qobul sederhana di hadiri dua keluarga besar Airlangga dan Widyadharma. Tidak ada rekan bisnis ataupun awak media. Pelaksanaan pernikahan yang serba tertutup dan begitu rahasia ini khusus permintaan dari kedua mempelai. Itu mengingatkannya akan hari dimana mereka bertemu di restoran.

"Apa? Tunggu—" Valeria benar-benar tidak menyangka lelaki di hadapannya ini bisa langsung menarik kesimpulan semacam itu.

"Apa lagi? Apa Anda tidak menginginkan perjodohan ini? Jika tidak menginginkannya, kenapa juga datang ke sini?"

Apa? Valeria tertegun dengan kalimat panjang lelaki ini. Nada kesal dalam kalimat itu membuat kening Valeria berkerut.

"Bukan, begitu. Sebenarnya—"

"Kalau bukan. Baguslah." Tiba-tiba Yuda berdiri mengagetkan Valeria. "Saya permisi. Saya akan segera menghubungi Kakek Anda dan membicarakan soal pernikahan. Senang bertemu dengan Anda. Mohon bantuannya!" lirih Yuda pelan kemudian berbalik melangkah.

"Astaga! Ini—" Valeria menyambar tasnya dan bergegas menyusul Yuda yang ternyata sudah menghilang. Dia mengedarkan pandangan, menemukan lelaki itu sudah mencapai tempat parkir menuju mobil.

"Tunggu!" teriak Valeria akhirnya menghentikan gerakan Yuda yang hendak masuk ke dalam mobil.

Valeria berhasil menyusul dan meletakkan tangannya di pundak Yuda. Napasnya ngos-ngosan karena barusan berlari. Yuda langsung menoleh menatap tangan Valeria yang berada di pundaknya.

"Kenapa Anda berbicara dengan cepat? Saya—" Valeria mengambil napas panjang, menghembuskannya pelan dan menegakkan tubuhnya seketika – tangannya bahkan masih berada di pundak Yuda.

"Kita sudah selesai bicara dan sudah mengambil keputusan. Apa ada lagi hal yang perlu dibicarakan?" ucap Yuda dengan cepat kemudian menyingkirkan tangan Valeria dari pundaknya.

Kepala Valeria rasanya berputar-putar ucapan Yuda yang begitu cepat. "Hanya Anda yang berbicara, saya bahkan belum mengatakan apapun Anda sudah mengambil keputusan."

Yuda mendengus pada akhirnya, bersedekap menyandarkan tubuhnya pada badan mobil dan menunggu. "Saya tidak memiliki banyak waktu. Saya harus kembali ke rumah sakit. Jadwal operasi say—"

"Ya."

Yuda tertegun sejenak. Valeria yang sudah mengatur napasnya menatap Yuda lekat-lekat. "Jawaban saya, ya. Ya. Menerima pernikahan ini."

Sudut bibir Yuda terangkat sedikit. "Baiklah. Kita sudah sepakat. Sampai berjumpa minggu depan." Dengan cepat Yuda masuk ke dalam mobilnya.

"Hei!" seru Valeria frustrasi saat mobil Yuda sudah melaju dengan cepat meninggalkan pelataran parkir restoran. "Lelaki menyebalkan..."

***

"Sah!"

Valeria ditarik dari kilas kejadian seminggu yang lalu kembali ke masa sekarang. Dia mengerjap beberapa kali dan menyadari dimana dia sekarang.

"Silahkan tanda tangani surat – suratnya."

Ya. Sekarang ini hari pernikahannya. Dia sudah sah menjadi istri dari Yuda Airlangga. Generasi ketiga dari Airlangga group. Calon pewaris dari perusahaan besar itu. Semua ini seperti mimpi bagi Valeria. Seakan baru kemarin mereka bertemu di restoran. Kenapa waktu tidak bisa diajak kompromi?

Business Marriage #3 [ TAMAT ]Where stories live. Discover now