Gak Peka

232 9 6
                                    

Karma percaya bahwa dirinya adalah orang yang pintar. Menjadi murid no. 1 di masa sekolahnya meski tidak bisa dianggap sebagai murid "teladan". Dia adalah orang yang cukup sombong tentang kecerdasan dan kekuatannya saat SMP dulu. Sebenarnya sifat itu masih ada sampai sekarang, hanya saja sekarang dia tahu batasannya berkat Koro-sensei dan Nagisa (secara tidak langsung). Ya tetap saja itu tidak menutupi fakta bahwa dia memanglah mahluk yang cerdas.

Tetapi, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, harga dirinya sebagai 'Manusia yang Mengetahui Segala Hal' serasa terinjak padahal tidak diapa-apakan. Karma merasa bahwa dia adalah orang terbodoh di dunia. Kenapa? Siapa lagi kalau bukan gara-gara istrinya itu.

"Kamu kenapa, sih?!"

Assassination Classroom © Yuusei Matsui

.

.

.

.

"Karma~ Hei, Karma," Rio men pipi Karma yang sedang memainkan hpnya

"Oi, oi, sabar napa?" kata Karma dengan sedikit kesal.

Game over

"Haaahhh... Tuh 'kan kalah."

"Ha? Tapi game itu kan-" kata Rio terpotong dengan Karma yang tiba-tiba bangun dari sofa.

"Oke, waktunya kembali kerja. Tadi kamu mau bilang apa?" Karma meregangkan lengannya.

Rio yang sudah terlanjur sebal dengan sikapnya yang acuh tak acuh menggeleng kepalanya.

"Gak jadi. Tadinya mau ngajak makan keluar ternyata kamu sibuk. Jadi kamu makan sendiri aja ya nanti malam? Lagi pengen makan onigiri yang di pasar malam itu,"

"Onigiri itu gak cukup buat makan malam. Apalagi untuk orang kek kamu," Karma terkekeh sembari merapihkan kertas-kertasnya yang berserakan di meja.

Meski Karma berkata seperti itu, Rio tahu dia sebenarnya peduli kepadanya. Dia ingin Rio makan yang benar, tidak seperti masa SMP dulu.

"Ya, ya terserah kamu mau bilang apa. Itu kulkas udah diisi tadi pagi. Ntar masak sendiri aja, ya?"

"Hmm? Iya, iya," balas Karma, matanya masih terpaku pada kertasnya.

Rio menghela nafas dan mengambil tas dan kunci mobilnya.

"Oh ya, nanti aku ketemu Kaya-"

Saat Rio membalikan badannya, Karma tidak terlihat. Hanya terdengar suara pintu ruang kerja tertutup rapat.

"Ni anak cuek amet. Serah deh," kata Rio sebal.

"Aku pergi dulu," gumam Rio sebelum menutup pintu rumahnya.

---------------------------

Malam hari di Tokyo memang indah. Lampu-lampu dari papan iklan beserta hiasan-hiasan lainnya membuat kota ini berwarna. Pasar malam di Tokyo juga, meski agak berisik, adalah tempat yang enak untuk melepas beban kerjaan selama seminggu.

Seorang wanita bersurai coklat menghampiri Rio yang sedang bete itu.

"Eh, Rio! Maaf kerjaanku ternyata makan waktu lebih lama dari yang ku kira," kata wanita itu terengah-engah. Perlahan-lahan dia mengangkat kepalanya untuk melihat ekspresi temannya.

Karma x Rio Oneshots [ENG/IND]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora