2 - 'Alvey mana?'

10.1K 1.1K 99
                                    

Cowok itu alias Alvey, seketika mengangkat kaki kirinya setelah tak sengaja terantuk pada sebuah batu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok itu alias Alvey, seketika mengangkat kaki kirinya setelah tak sengaja terantuk pada sebuah batu. Ia melihat jempolnya yang mulai mengeluarkan darah dari dalam kuku. Mulutnya komat-kamit, kesal pada Jingga.

Ketika selesai membeli cilok tadi, ia tak mendapati motor Jingga di tempat asalnya. Bisa disimpulkan jika cowok jangkung itu sudah meninggalkannya, dan entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa Jingga pulang duluan karena ada yang lebih penting ketimbang dirinya—yakni sang pacar.

Alvey menatap langit dengan matahari yang sudah di puncak, semakin terik. Sesekali ia menarik napas pelan. "Kira-kira bakal sampe ke rumah nggak ya?"

Alvey memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana jika ia ambruk di tengah jalan nanti? Pasalnya cuaca hari ini panas sekali dan itu tidak baik untuknya. Belum lagi sesak yang ia rasakan tadi malam masih terasa.

Sebenarnya ia bisa saja naik angkot, tetapi kendaraan umum itu sudah pasti turun di pertigaan. Bukan itu yang menjadi alasan utaam, yakni sakunya yang kosong meronta-ronta ingin diisi uang. Sayangnya juga, jarak pangkalan ojeg dari sana agak jauh.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Alvey memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. 

•••

"Iya, Sayang, ini aku udah nyampe kok, iya ... dadah juga. Assalamu'alaikum ...."

Jingga mematikan sambungannya dan segera menghampiri Tara yang sedang menggunting kuku di teras rumah.

"Wa'alaikumussalam, lama bener. Berangkat jam sebelas pulang jam setengah tiga. Mana boba gue udah gak dingin lagi, kesegarannya sudah hilang!" protes Tara setelah menerima pesanannya dari Jingga.

"Ya, sorry. Abis ada urusan penting dulu."

"Urusan apa, hah?"

"Vio minta jemput, yaudah langsung capcus, abis itu nge-date dulu bentaran, jalan-jalan ke mall."

"Kek yang punya duit aja. Beli apaan emang?"

"Boro-boro beli, liat-liat doang."

Tara mendecih pelan, lalu beberapa detik kemudian ia tersadar akan sesuatu. "Lah, bareng Alvey, dong? Bonceng tiga? Kasian njir, jadi nyamuk dia?"

"Ya kagak lah, Alvey udah gue suruh pulang duluan, soalnya tadi lagi jajan."

Tara berhenti menyeruput minumannya lantas menatap Jingga. Kemudian ia melihat ke sekeliling.

"Mana Alvey? Kagak ada anaknya. Belum pulang dia," jawab Tara membuat Jingga kaget bin deg-degan.

"Eh, yang bener? Gue udah kirim pesan kok lewat wa."

Alvey Diansa [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang