Oneshot 3; Arashayama Dasie

21 4 9
                                    

( a oneshot by JardenaKazuha )

"Kembali lagi dengan Berita Tokyo hari ini, berita yang pastinya menayangkan hal yang unik dan terbaru dari kota kita tercinta ini, Tokyo. Berita hari ini masih sama dengan kemarin, sebanyak lima ratus orang hari ini terjangkit vir-,"

Suara dari televisi yang menyala seketika menghilang, di matikan oleh seseorang yang sudah merasa jenuh mendengar beritanya.

"Kenapa di matikan, Mom?" Suara gadis yang terlihat baru saja keluar dari kamarnya menanyakan kepada Ibunya yang baru saja mematikan televisi. "Membosankan."

Gadis tersebut tertawa melihat tingkah Sang Ibu, "Mom, kak Kelsie belum pulang?"

Ibu dari gadis itu menggeleng pelan, "Entahlah, kakakmu itu kalau sudah bekerja tidak mengingat waktu. Ibu sampai bingung bagaimana cara agar dia bisa sering kembali ke rumah tanpa membawa pekerjaannya."

Gadis yang sedaritadi memperhatikan pahlawannya mendekat kearah pahlawan tersebut, dia mengusap pelan pundak Sang Ibu.

"Biarkan saja, Mom. Kak Kelsie bekerja untuk kita semua, harusnya Mommy mendukung Kak Kelsie. Btw, Mommy sudah menghubungi kak Kelsie?"
Ibu dari gadis tersebut menjawab dengan nada gemetarnya, menahan rindu kepada anaknya yang tak kunjung pulang. "Belum,"

"Nouries sudah selesai mengerjakan tugasnya, Nak?" Ibu dari Nouries bertanya kepada Sang anak yang sedari tadi sudah menyenderkan kepala ke bahu Sang Ibu.

"Sudah Mom, Mommy tenang saja Nouries itu pintar Mom. Semua tugas selesai dalam satu menit," cengir Nouries yang masih menatap kepala Sang Ibu.

Ibu Nouries mengusap pelan rambut Nouries, "Bagus, ini namanya anak Mommy."

"Mom, kita telepon Kak Kelsie yuk," ajak Nouries kepada Ibunya untuk menelepon Sang Kakak, Ibu Nouries hanya menganggukkan kepala saja.

Nouries segera mengambil ponsel di saku celananya, kemudian mulai menghubungi Sang Kakak.

"Halo?"

Terdengar suara wanita yang sangat mereka rindukan, di susul seperti suara benda yang terjatuh dari meja. "Halo, Kelsie."

"Oh, hai Mom. Ada apa Mommy sampai meneleponku?"

Terlihat Ibu dari Kelsie dan Nouries mengeluarkan setetes air mata mendengar suara anaknya. Nouries yang merasa terenyuh mengalihkan topik agar suara serak Ibunya tak terdengar oleh Kakaknya.

"Hai Kak, apa kabar? Kapan pulang ke rumah Kak." Setelah Nouries mengucapkan kalimat sapaannya terdengar suara seorang pria di tempat Kakaknya sana.

"Astaga apa yang kamu lakukan Kelsie? Cairanku yang berada di Erlenmeyermu tumpah semua ke lantai."

"Maaf-maaf, nanti akan aku buatkan cairan semirip mungkin dengan yang tumpah tadi."

"Harus, aku tunggu setengah jam lagi cairanku sudah harus selesai."

"Iya-iya."

Air mata yang tadi hanya satu tetes keluar sekarang berpuluh-puluh tetes air mata mengalir begitu saja dari kelopak mata Sang Ibu.

"Mom, Mommy gak usah nangis ya. Nanti aku bilang ke Kak Kelsie untuk menyuruhnya pulang ke rumah." Nouries mengusap pelan pipi Sang Ibu dan pergi menjauh dari Sang Ibunda.

"Halo Kak." sapa Nouries yang masih saja menengok ke arah Ibunya.

"Halo, Nouries. Ada apa?" sapa Sang Kakak dari seberang sana.

"Kak, Kak Kelsie kapan pulang? Mommy sedaritadi selalu memikirkan Kak Kelsie,"

Terdengar helaan napas dari seberang sana, "Gak tau, memangnya ada apa? Ibu menyuruhmu untuk meminta uang kepadaku lagi?"

Some Places With Why Don't We [ANTALOGI ONESHOT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora