The Ugly Duckling (Bebek Buruk Rupa)

83 5 0
                                    


The Ugly Duckling.

Kurasa, semua orang pasti sudah tahu ceritanya, baik dari film, dari berbagai buku atau mendengar dari orang lain. Inti ceritanya adalah tentang itik buruk rupa yang diejek oleh semua hewan tapi kemudian dia 'berubah' menjadi angsa yang paling cantik. Kebanyakan orang mungkin berpikir ini adalah tentang fisik; jangan menilai seseorang dari fisiknya, jangan membeda-bedakan orang karena fisiknya atau yang lain semacamnya. Tapi, setelah membaca lebih teliti ceritanya, yang kubaca di FCIT dalam bahasa Inggris, menurutku banyak hal lain selain masalah fisik itu.

Perlu diketahui, 'The Ugly Duckling' ini adalah karya Hans Christian Andersen yang pertama kali diterbitkan pada 11 November 1843 dalam bahasa Jerman, di Denmark, dengan judul asli 'Den grimme aelling'. Andersen sendiri mengatakan bahwa dongeng ini merefleksikan kehidupannya sendiri yang sering diejek oleh anak-anak lain karena ingin bermain teater padahal secara fisik dia jangkung, jelek, berhidung besar dan kaki besar meski suaranya bagus. Dia juga menyebut 'The Ugly Duckling' ini sebagai otobiografinya.

Banyak spekulasi menunjukkan bahwa Andersen adalah anak tidak sah dari Pangeran Christian Frederik (Raja Christian VIII Denmark) yang baru mengetahui fakta tentang dirinya tersebut sebelum dia menulis cerita ini. Karena itulah Andersen adalah The Ugly Duckling dan perubahan dirinya menjadi angsa di akhir cerita adalah tentang dirinya yang adalah keturunan kerajaan rahasia. Tapi itu hanya spekulasi ya? Terlepas dari benar atau tidaknya spekulasi itu, 'The Ugly Duckling' tetap menarik untuk dibahas menurutku. Jadi, ayo kita mulai.

Poin pertama yang kutemukan dalam 'The Ugly Duckling' adalah 'Lihat dunia lebih luas' atau 'Dunia itu lebih besar daripada yang kau pikirkan'. Hal ini ditunjukkan oleh dua adegan dalam cerita, yaitu ketika anak-anak bebek melihat ladang pasca menetas dan ibu mereka berkata, "Do you think this is all the world?"

.... dan adegan lainnya adalah saat Itik Buruk Rupa 'terjebak' di sebuah gubuk kecil milik seorang petani yang petani itu sendiri dan kucing dan ayamnya menganggap gubuk mereka itu sebagai dunianya dan tidak tahu bahwa di luar sana ada banyak hal yang jauh lebih menyenangkan untuk dilakukan ketimbang hanya duduk di dalam rumah berlindung dari kelaparan dan kedinginan. Jujur, aku cukup terkesan oleh adegan yang kedua ini karena di era yang sudah banyak dipermudah ini pun masih banyak orang yang sengaja menutup mata dan memilih untuk tidak mau tahu saja daripada 'pergi ke luar' untuk melihat sendiri dan memeriksa yang mereka dengar dari orang lain. Padahal itu tidak sulit, sekali lagi, menurutku. Adegan itu sedikit menggambarkan kemalasan menurutku, dan ketidakpedulian terutama terhadap diri sendiri. Bagaimana kalau menurut kalian? Apa aku terlalu subjektif di sini?

Poin kedua adalah tentang penampilan tentu saja. Dongeng ini memberi tahu kita mengenai kenyataan bahwa 'penampilan akan menentukan statusmu dalam masyarakat dan bagaimana orang lain akan memperlakukanmu'. Ini terjadi dalam hampir keseluruhan isi cerita, tapi yang paling utama adalah dialog ini menurutku, ketika Ibu Bebek memperkenalkan dunia pada anak-anaknya untuk pertama kalinya dan melihat seekor bebek tua di luar sana,"See that you can bustle about, and bow your heads before the old Duck yonder. She's the grandest of all here; she's of Spanish blood—that's why she's so fat; and do you see? She has a red rag round her leg; that's something particularly fine, and the greatest distinction a duck can enjoy; it signifies that one does not want to lose her, and that's she's to be known by the animals and by men too."

Menurutku, dialog itu jelas-jelas menggambarkan 'situasi' sekarang dan mungkin juga dulu, ketika Andersen menulis dongeng ini, bahwa orang yang memiliki kuasa dan berpenampilan baik cenderung selalu mendapatkan penilaian yang lebih baik dibandingkan yang lain dan bahkan penilaiannya terhadap yang lain pun dapat menjadi 'penentu' yang sangat berpengaruh. Dan aku benci hal-hal semacam ini; penjilatan, pencitraan dan penyalahgunaan kekuasaan. Tapi kalau 'orang itu' memang kompeten dan bisa bersikap objektif, aku menghormati dan menyanjungnya.Dia luar biasa hebat. Respect!

Think & TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang