chapter 12

82.4K 4.4K 313
                                    

Hari ini,hari yang melelahkan untuk Lucy. Ia harus ikut dengan Kaiden ke Los Angeles. Kaiden tak mau meninggalkan gadis itu sendirian di rumah. Apalagi waktunya 4 hari di Los Angeles.

Sekarang,mereka baru saja sampai di salah satu hotel bintang lima yang sudah Kaiden booking sejak lama.

"Selamat datang tuan" Ucap seorang resepsionis. Kaiden membalas nya dengan anggukan. Sementara Lucy berjinjit agar bisa meraih meja resepsionis. Ia memandangi pajangan-pajangan di meja itu.

"Mohon tanda tangan disini,tuan" Ucap wanita itu menyerahkan sebuah pena dan kertas. Kaiden pun menandatangi nya.

"Bagus" Puji Lucy sambil menatap pajangan berbentuk kelinci kecil di meja itu

"Kamar anda berada di nomor 101 di lantai tiga. Ini kunci nya" Ucap wanita itu. Kaiden pun menerima nya
"Terima kasih" Ucapnya lalu pergi dan Lucy mengekori nya

"Eh permisi gadis kecil?" Ucap wanita itu yang baru menyadari kehadiran Lucy. Lucy pun kembali lagi lalu berjinjit.

"Ya?" Ucap Lucy

"Kamu datang bersama tuan Kaiden?" Tanya nya dan Lucy mengangguk antusias
"Kami membutuhkan data mu. Kamu membawa tanda pengenal mu?" Tanya nya. Lucy menggeleng.

"Tanda pengenal ku tertinggal" Ia nyengir

"Ooh tak apa. Aku akan isikan disini" Wanita itu meraih kertas dan pena nya.

"Setiap orang yang datang bersama tuan Kaiden harus di minta data nya. Ini penting. Karena kami harus tau siapa saja yang bersama tuan Kaiden" Jelas nya

"Ooh begitu ya" Ucap Lucy

"Ya,data mu dan tuan Kaiden akan aman di pihak hotel" Ucap wanita itu lagi

Kaiden menoleh ke kanan dan kiri,ia tak mendapati Lucy di sebelah nya. Ia menoleh ke belakang dan ternyata Lucy masih di resepsionis

"Ooh mengisi data" Batin nya yang sudah mengerti. Ia pun menghampiri Lucy disana

"Baiklah siapa nama mu?" Tanya wanita itu
"Lucy Gabriella" Jawab Lucy dan wanita itu menuliskan nya di kertas itu

"Asal mu?"

"Chicago" Jawab Lucy lagi

"Tanggal lahir mu?" Tanya wanita itu setelah nya
"1 January 2002" Jawab Lucy yang menyaksikan wanita itu menulis
"Umur dan tempat lahir mu?"
"Aku masih 17. Aku akan 18 sebentar lagi hehehe. Tempat lahir ku juga Chicago" Ucap Lucy

"Status mu? Kamu ini siapa nya tuan Kaiden?" Tanya nya lagi
"Kata Kai sih,aku pacar nya" Ucap Lucy. Wanita itu angguk-angguk dan menulis lagi disana

"1 January?" Batin Kaiden yang merasa tanggal itu tak asing.

"Baiklah cantik. Kamu sudah boleh masuk" Ucap wanita itu tersenyum
"Terima kasih ya" Lucy tersenyum manis lalu menghampiri Kaiden yang sedari tadi menunggu nya

"Ayo!" Ucap nya menyadarkan lamunan Kaiden.
"Eh iya,ayo" Kaiden pun menggandeng tangan nya menuju lift

"Kai,disini ada ice cream ga?" Tanya Lucy saat mereka melewati restaurant hotel
"Ada kok" Balas Kaiden
"Besok,aku mau ice cream ya?" Pinta Lucy
"Iya iya" Kaiden tertawa gemas dan mengecup puncak kepala gadis itu

🐻

Gemuruh hujan membuat Lucy terbangun dari tidur nya. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul tiga pagi. Ia menoleh ke Kaiden yang tertidur pulas di sebelah nya. Ia pun semakin menarik selimut dan memeluk tubuh shirtless Kaiden.

Ia tak bisa tidur lagi. Tapi saat ia memeluk Kaiden,ia akan merasa nyaman dan tertidur. Lucy menempatkan kepala nya di dada bidang Kaiden. Kaiden pun memeluknya.

Lucy bisa mendengar detak jantung pria ini. Menghirup aroma parfum Kaiden yang ia sukai. Ia juga memainkan jari nya di perut kotak-kotak Kaiden.

"Ella.." Kaiden mengigau saat tertidur dan mengeratkan pelukan nya pada Lucy. Ia lanjut tidur lagi. Lucy langsung menoleh.
"Ella?" Batin Lucy berusaha tak salah dengar.

"Siapa itu" Batin nya lagi

"Tak boleh pikir yang aneh-aneh" Ia berusaha menghilangkan pikiran negative nya.

"Tapi Ella siapa?" Batin nya lagi. Ia masih kepikiran. Perlahan ia menyingkirkan tangan Kaiden dari pinggang nya lalu sedikit menjauh. Ia pun membelakangi Kaiden. Dengan pikiran yang masih memikirkan hal yang sama

"Siapa Ella?"

🐻

Kaiden keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pingganya. Serta handuk kecil yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Di lihat nya Lucy tengah mengeringkan rambut nya mengenakan hair dryer.

Mata Kaiden terfokus ke sebuah benda yang tak asing. Ia meraih cincin emas bermotif mawar itu.

"I..Ini bukan nya cincin Ella yang hilang?" Batin nya

"Lucy" Panggilnya. Lucy menoleh dan mematikan hair dryer nya.

"Ya?"

"Kenapa cincin ini bisa ada disini?" Tanya Kaiden. Lucy menghampirinya
"Aku yang memakainya,Kai" Jawab Lucy dan Kaiden terdiam
"Kenapa? Bukan nya kamu yang membelikan  cincin itu untukku?" Tanya Lucy kebingungan

"Darimana kamu mendapatkan nya?" Tanya Kaiden
"Laci meja rias di kamar" Jawab Lucy

"Astaga,ternyata selama ini cincin nya tak hilang" Batin Kaiden lega
"Umm..memang nya kenapa? Aku tak boleh pakai ya?" Tanya Lucy menatapnya

"Ini cincin untukmu. Khusus untukmu. Aku memesan nya dari  pengrajin perhiasan saat aku ke Sweden kemarin. Hanya kamu yang mempunyai cincin ini di dunia. Dan hanya kamu yang boleh memakainya"

Kaiden mengingat perkataan nya pada Ella saat ia memberikan cincin itu padanya lima tahun yang lalu.

"Kai?"

Kaiden tersadar saat Lucy berdiri di hadapan nya sambil melambaikan tangannya di hadapan wajah Kaiden.

"Kenapa dengan cincin itu?" Tanya Lucy
"Um...ini-"
"Tak apa" Lucy segera memotong omongan Kaiden

"Aku tak akan memakainya lagi" Lucy tersenyum tipis sambil menatap mata Kaiden.

Tbc...

hiii. maaf ya double up nya agak lama hehehe.
vote and comment ya! thank youuu❤️
-author

A Gangster For A Babygirl [18+]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang