"akan kuingat namamu"

3.3K 424 87
                                    

Sombong, mulut pedas, menyebalkan. Tiga kata yang sangat mendeskripsikan seorang Futakuchi Kenji di mataku. Ah, iya namaku (surname) (name). Aku bukan orang yang suka bicara panjang, temanku juga tidak banyak. Sebagian waktuku dihabiskan dengan membaca novel di Perpustakaan.

Lupakan soal diriku. Kembali ke Futakuchi Kenji. Jujur saja, Futakuchi, maaf maksudku Futakuchi-san memang populer, apalagi dikalangan para gadis. Alasannya? Apalagi kalau bukan kapten klub voli yang 'tampan'. Saking tampannya, ia berani menolak puluhan gadis yang menembaknya didepan umum. Yah.. menurutku itu, sih tidak tahu diri.

Sebenarnya, aku tidak terlalu mengenalnya dan tidak mau berurusan dengannya. Tetapi, karena sebuah kejadian aku malah terlibat dengan lelaki tidak tahu diri ini.

Hari itu, adik kelasku yang bernama Sakazaki Airi datang padaku sambil mengatakan hal gila yang tidak akan pernah aku setujui. Oh, ngomong-ngomong aku memang dekat dengan Airi-chan sejak dia masuk di SMA ini.

"Ne, (name) senpai aku akan menembak Futakuchi senpai besok," ucapnya santai.

Aku melotot, "HAH? AIRI-CHAN, KAU SUDAH GILA YA?"

Airi malah tertawa. "Tidak apa-apa (name) senpai. Aku sudah tahu, kok risiko menembak Futakuchi senpai. Untuk saat ini, dia tahu perasaanku saja sudah cukup."

Aku menghembuskan napas pasrah. "Terserah kau saja, deh, Airi-chan. Kalau itu mau-mu aku hanya bisa mendoakan saja."

"Arigatou, (name)-senpai!"

Jujur, aku masih tidak setuju dengan keputusan gilanya itu. Sepertinya, besok aku akan mengikuti Airi-chan untuk berjaga-jaga.

"Emm.. tapi, Airi-chan, bagaimana bisa kau menyukai orang seperti Futakuchi-san, sih?" tanyaku.

Airi tertawa kecil, "Hmm bagaimana, ya? Menurutku dia orang yang menarik. Tampan, pintar voli, pokoknya kakkoi!"

Dalam hati rasanya aku ingin muntah saja. Si Futakuchi ini pakai pelet apa, sih sampai para gadis berbondong-bondong ingin jadi pacarnya? Harus kuakui dia memang tampan dan pinter voli, sih. Tapi, yang tampan dan pinter voli bukan cuma dia, kan?

Hmm.. contohnya saja Kita-san dari SMA Inarizaki. Aku sering melihatnya dalam wawancara dan surat kabar. Dia sangat sempurna untuk laki-laki seumurannya. Jika ada kesempatan, tentu aku ingin bertemu dan meminta tanda tangannya. Ini mah author yang pengen, guys.

***

Keesokan hari pada jam istirahat aku mulai mengikuti Airi-chan. Sungguh, aku khawatir padanya. Airi-chan ini adalah gadis yang gampang menangis ketika seseorang mengatakan sesuatu yang kasar. Aku hanya takut jika Futakuchi, koreksi Futakuchi-san si kapten voli yang tampan itu menolak Airi-chan dengan kata-kata kasar seperti apa yang ia lakukan pada gadis lain. Tapi, jikalau Airi-chan diterima aku akan sangat bersyukur.

Airi-chan tengah berjalan menuju Kantin, tempat dimana Futakuchi and the genk biasanya berkumpul. Meja Kantin nomor 29, kalau kata orang-orang itu meja terlarang dan hanya boleh ditempati Futakuchi & the genk saja. Aku selalu merasa kesal, meja itu, kan punya Kantin. Mentang-mentang populer jadi sok berkuasa, memangnya dia siapa?

"A-ano.. Futakuchi-senpai,"

Oke. Aku tidak sanggup melihat ini.

Futakuchi menaikkan alisnya, "Siapa?"

Baiklah, bagiku ini sudah seperti penolakan lembut.

"Namaku Sakazaki Airi X-3, bukankah kita pernah berkenalan sebelumnya, Futakuchi-senpai?" Gadis ini kenapa tidak mundur saja, sih? Aku jadi gemas sendiri.

"Oh, aku ingat."

Oke, dia ingat. Tapi, ini tidak menjamin kalau Airi-chan akan diterima olehnya nanti.

"Emm.. etto.. Futakuchi-senpai, ma-maukah kau jadi pacarku?" Tidak. Aku tidak sanggup mendengar jawaban si Futakuchi itu.

Ngomong-ngomong, mendengar kalimat tersebut, para murid yang ada di Kantin langsung menjadikan Airi-chan sebagai tontonan. Apa-apaan mereka? Orang lagi nembak cowok doang di liatin, kepo sekali.

Oke si Futakuchi memasang smirk-nya yang sangat kubenci. Aku merasakan firasat buruk tentang hal ini.

"Hmm.. Sakazaki Airi, ya? Apa kau punya kaca di rumahmu? Bukankah seharusnya kau berkaca dulu sebelum menanyakan hal itu padaku?" ucap Futakuchi dengan nada menantang.

Kusso Futakuchi! Menurutku, dialah yang seharusnya mengaca. Memangnya dia setampan itu? Sehebat itu? Sepopuler itu? Cih, amit-amit.

Airi-chan tersenyum tipis. Tapi, matanya tidak bisa berbohong. Ia ingin menangis detik itu juga tapi, hal itu hanya akan lebih mempermalukannya.

"Souka.. Tak apa, terimakasih atas waktunya, Futakuchi-senpai."

Sedetik kemudian, Airi-chan langsung berlari pergi meninggalkan Kantin yang masih ramai oleh para siswa.

Baiklah, aku tidak bisa menerimanya. Tidak cuma sekali ini, Futakuchi bahkan sudah melakukan penolakan menyakitkan berulang kali, membuat perempuan yang menembak merasa malu. Gada akhlak.

Aku beranjak keluar dari persembunyianku menuju ke meja Futakuchi and the genk. Lihat saja akan kuberi kau pelajaran, Futakuchi sialan!

Bughhh

Aku meninju wajah sok tampannya itu dengan keras. Ingin kulakukan terus agar tidak ada lagi wajah 'tampan' yang bisa ia banggakan.

Koganegawa, adik kelasku yang juga merupakan anggota klub voli langsung berdiri menutupi pandanganku.

"S-senpai, apa yang kau lakukan?" tanyanya histeris.

Aku membuang wajah, "Aku hanya ingin memberi pelajaran ke Futakuchi sialan itu."

"HAHHH?!"

Hampir seisi Kantin menjerit akibat perkataan frontalku. Apa? Memangnya ada yang salah? Si brengsek ini memang perlu diberi pelajaran, kan? Ah, ngomong-ngomong aku mengikuti les bela diri tiap seminggu sekali. Makannya, mudah saja memukul Futakuchi tepat di wajahnya.

Futakuchi membasuh darah di ujung bibirnya dengan tangan lalu menatapku dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Hmm.. Siapa namamu? Berani juga ya, padahal kita tidak saling kenal," ucapnya dengan senyum sinis.

Aku menyipitkan mataku jijik tanpa menjawab pertanyaannya.

"A-apa kah kau (surname) (name)-senpai?"

"Sakunami, kah?"

"Ha'i," Dia adik kelas, namanya Sakunami Kosuke. Saat awal masuk sekolah, dia sempat tersesat mencari kelas dan aku-lah yang membantunya.

"Oh, dia kenalanmu?" tanya Futakuchi ke Sakunami.

"Memangnya kenapa?" balasku sewot.

Futakuchi menatapku sambil menampilan smirk-nya, "(surname) (name), ya? Akan kuingat namamu."

Dari sini semuanya dimulai ...

⭒ ☆ ━━━━━━━━━━━━━━━ ☆ ⭒
-TBC-
Halo! Ohayou , konnichiwa , konbanwa!
Welcome to ff baruku wkwk. Ini bukan ff cerpen kaya work aku yang lain, ya. Cerita kali ini bakal panjang dan bersambung. Semoga kalian suka sama ff kali ini! Doain juga semoga aku bisa konsisten update 3 hari sekali, hehe. Jangan lupa vommentnya, ya!
⭒ ☆ ━━━━━━━━━━━━━━━ ☆ ⭒

Badboy | | Futakuchi Kenji X ReadersWhere stories live. Discover now