BAB 2

2.8K 170 7
                                    

Sherina Arland menyesali keterbatasan dirinya dalam menciptakan lagu yang begitu payah. Pernah ia bertanya-tanya apakah benar ia putri kandung dari ayahnya Shane Arland salah satu komposer musik terbaik dunia, dan ibunya Sienna Arland pemain cello terbaik Julliard. Sejak kecil, sama seperti kedua orangtuanya Sherin telah mencurahkan penuh fokus hidupnya kepada musik namun kemampuannya tetap saja tak pernah sebaik apa yang menjadi prestasi musik kedua orangtuanya selama ini.

Maka disinilah Sherin berada. Ditengah manajemen Arlando Music, perusahaan produksi musik milik keluarganya. Berharap kehadirannya bisa sedikit saja berguna dan diakui oleh sang Ayah. Jika ia tidak bisa menciptakan lagu, maka mungkin Sherin bisa menemukan orang-orang yang bisa menciptakan lagu dengan indah, begitu pikir Sherin.

“ sudah sampai mana pekerjaanmu Sherin?” tanya Shane ketika dilihatnya putri semata wayangnya tampak berkutat begitu serius mendengarkan setiap demo rekaman yang dikirimkan oleh para musisi amatir kepada Arlando Music.

“ masih tahap seleksi.. Ayah tidak meragukan seleraku bukan dalam memilih lagu?”

“ Ayah jelas tidak mungkin meragukan kemampuan darah daging ayah sendiri. Baiklah silahkan lanjutkan pekerjaanmu” ucap sang ayah sambil mencium kening buah hatinya dengan penuh sayang, sebelum akhirnya menutup pintu ruang kerja tersebut dan pergi.

Sepeninggal sang ayah, Sherin kembali serius menyimak setiap demo lagu-lagu dengan jumlah tak sedikit yang dikirimkan kepada perusahaan keluarganya tersebut. Sejauh ini ia telah memisahkan beberapa lagu yang menurutnya masuk dalam kategori lumayan untuk di promosikan kepada sang ayah. Dan menyingkirakan yang menurutkan kurang bagus.

Sampai akhirnya perhatian Sherin kembali tertuju pada sebuah demo lagu yang sedang ia putar. Alunan nada yang dipilih oleh si pencipta lagu tersebut begitu berbeda dengan yang selama ini sering Sherin dengar. Dentingan tuts dalam piano yang terdengar disana terasa begitu dapat memainkan emosinya seketika itu juga. Sherin tiba-tiba merasa terpukau, takjub. Tapi juga begitu sedih. Ia dapat merasakan pukulan emosi yang ingin disampaikan oleh si pencipta lagu kepada dirinya yang sedang mendengarkan.

Seolah dunia sedang menertawakan tentang ketidakadilan yang menimpanya. Lagu ini terasa begitu menyentuh hati Sherin yang terdalam, sekaligus membuat emosi Sherin naik turun akan pemilihan liriknya. Dan yang terpenting bagaimana cara si pencipta lagu dalam menyanyikan lagu tersebut yang tanpa sadar membuat Sherin menitikkan airmata. Baru kali ini ia mendengar alunan nada yang sangat menyentuh bersatu dengan lirik dan suara yang begitu indah.

Pastilah pengirim demo lagu ini adalah sebuah band yang sudah memiliki jam panggung cukup tinggi. Dengan rasa penasaran, Sherin membuka biodata dari pengirim demo lagunya kali ini. Dan semakin takjub mendapati hanya ada satu nama bertindak sebagai pengirim, sekaligus pencipta lagu dan penyanyi dari apa yang di dengarnya barusan.

Edward Wood, nama pengirim lagu indah tersebut.

Sherin semakin membaca kebawah biodata dari si pengirim demo lagu, dan yang ia dapati hanyalah latar belakang tak mengenakkan dari seorang Edward Wood. Pria itu jelas bukan minimal musisi kelas menengah yang terbiasa menjadi pengisi acara pembuka adalam konser-konser besar atau penyanyi kelas atas. Pria itu hanyalah penyanyi jalanan yang membawakan lagu-lagu ciptaannya dari kafe ke kafe pada salah satu daerah kecil di Kota Los Angeles.

Hati Sherin bergemuruh, bakat sebesar ini kenapa harus ada pada pria yang menurutnya kampung dan tak pantas untuk mendapatkannya. Kenapa tak ada pada dirinya yang jelas sejak kecil telah berusaha begitu keras untuk bisa memiliki prestasi terbaik dalam bermusik yang tak juga dimilikinya.

Kekesalan yang bercampur rasa iri yang membuat Sherin tiba-tiba meremas kasar salinan biodata Edward dan melemparnya sembarang. Tercipta sebuah ide dalam benaknya. Pasti akan lebih indah jika lagu tersebut menjadi ciptaannya. Sedikit perubahan-perubahan kecil mungkin akan ia lakukan agar membuatnya menjadi berbeda dengan versi aslinya. Lalu Ayahnya pasti akan sangat bangga jika ia bisa menciptakan lagu dengan komposisi yang indah seperti itu.

The Singer Who Loves MeWhere stories live. Discover now