Maka untuk menutupi pemikiran seperti itu, myrtha mengumpulkan wanita bernasib sama dan akhirnya menjadi ratu bagi arwah-arwah yang mati dalam pengkhianatan.

Termasuk Giselle.

***

Seseorang pernah bertanya padaku.

"Apa yang kau rasakan saat memerankan peran Giselle dalam Theater Ballet, Ms. Cecilia?"

Dan kau tahu apa yang aku jawab?

"Rasanya seperti anda menjadi Ironman👌🏻anjim banget."

Hei? Aku mengatakan itu bukan tanpa sebab! Aku sangat-sangat-sangat tidak setuju dengan ending dari kisah ini! Masa, Giselle yang dikhianati lalu menggila dan mati setelah menusukkan pedang kepada dirinya sendiri dan akhirnya menjadi satu dari anggota perserikatan bangsa alam gaib Wilis itu tetap menolong Loys Albrect yang terjebak dipusara kematian Wilis?

Hei! Aku sangat tidak setuju dengan tindakan romantisnya dalam menolong kekasih nya yang masih hidup sedangkan dirinya sendiri telah mati dalam penderitaan yang pria itu lakukan pada dirinya! Aku akan sangat bersyukur jika cerita itu ditutup dengan Loys yang mati setelah menari semalaman karena ulah kenakalan para Wilis yang menyihirnya untuk terus menari tanpa henti dimalam hari menjelang fajar seperti yang sudah Hilarion alami!

Ya, pria ember itu mati tepat sebelum loys datang kesana.

Naas kan?

Entah bagaimana Edwin menyadari raut wajah kesal ku ketika menyantap sarapan pagi bersama dengannya hari ini, tentu saja setelah ia memberikan ku sirih dihidung ku yang berdarah karena sukses menabrak lampu taman, keren kan?

"Ada apa dengan mu?" Nah kan? Dia nyapa duluan, hohohoho. "Tentu saja aku sedang bernafas, ada apa dengan pertanyaan mu itu?"

"Aku yakin kau bukan gadis bodoh yang salah menafsirkan pertanyaan ku."

"Jawaban nya ada, aku sedang makan dan aku sedang bernafas."

"Giselle?"

"Edwin?"

Aku dan dia saling menatap tajam satu sama lain, bahkan aku dapat merasakan ada aliran listrik dari kedua mata hijau-turqoise-tosca nya itu terhadapku, astaga pria ini mengganggu sarapan pagiku!

"Aku sedang berpikir! Apa mau mu!"

"Yah, aku 'kan bertanya. Apa yang salah dengan itu?"

"Haish, you terlalu kepo~"

"Kepo?"

"Artinya kau terlalu ingin tahu, wahai pria tampan." Aku berdecih kesal, aku tarik kata-kata ku kembali. Dia memang tampan tapi sifatnya yang menyebalkan itu adalah nilai negatif bagi ketampanan nya itu! Ya! Negatif, bukan positif! "Kalau aku adalah tipikal orang yang selalu ingin tahu, itu berarti aku cerdas wahai nona muda~"

"Kalau begitu, jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran dan neraca perdagangan secara akurat!"

Edwin mengangkat alisnya lalu menepuk kedua tangannya sehingga para pelayan segera mengganti hidangan utama dengan pencuci mulut yang benar-benar menggugah seleraku saat ini! Eits, tapi aku bersumpah tidak akan memakannya jika Edwin berhasil menjawab pertanyaan ku dengan mudah, hohoho aku yakin dia tidak pernah terjun kedalam dunia perdagangan selain urusan bisnis nya dengan keluarga kekaisaran!

"Hanya itu?"

"Kau mau lagi?"

"Boleh, tapi sepertinya aku akan menetapkan syarat dan ketentuan jika aku berhasil memenangkan pertanyaan sederhana ini."

I'm Giselle but I'm not Giselle Where stories live. Discover now