Part 3

65.5K 6.9K 1K
                                    

Taeyong melihat pantulan tubuhnya dari meja rias, ya pagi ini ia akan kembali berangkat ke kantornya dan semoga saja hari ini ia tidak bertemu dengan bosnya yang tidak waras itu. Tangan Taeyong kembali menyentuh bibirnya, bayangan saat Jaehyun menciumnya semalam masih menghantui. "Akhh aku akan meminta perhitungan." Ucapnya kesal.


Memangnya Taeyong lelaki murahan yang dapat di cium seenaknya? Bukan, Taeyong bukan lelaki seperti itu ya! 


Di rasa penampilannya sudah sempurna ia mengambil tas kerjanya lalu berjalan keluar kamar, ia berjalan ke arah dapur dan mengambil susu yang sudah ia siapkan tadi, pagi ini sepertinya ia hanya akan sarapan susu dan roti saja ya karena ia belum sempat ke supermarket, mungkin setelah pulang dari kantor nanti ia bisa mampir.


Setelah menghabisi satu roti dan satu gelas susu Taeyong berjalan keluar dari unit apartemennya, seperti hari-hari sebelumnya ia akan berangkat ke kantor dengan bus karena Taeyong belum bisa membeli kendaraan. 


Taeyong berjalan di sisi jalan untuk menuju halte bus, namun suara klakson yang berbunyi di belakangnya membuat Taeyong menghentikkan langkahnya dan menoleh. Sebuah mobil mewah berhenti tepat di sampingnya membuat Taeyong mengerutkan alisnya bingung. 


Ia memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang berada di dalam mobil itu. "Taeyong naik." Perintahnya.


Taeyong mendengus kecil lalu menggeleng. "Tidak perlu, aku bisa naik bus Sajangnim." Iya, itu adalah Jaehyun. Entah kenapa bosnya itu bisa berada di sini.


Jaehyun melepaskan kaca mata hitam yang ia kenakan. "Naik, aku akan mengantarmu jadi kau tidak perlu menaiki bus." Titahnya.


Si lelaki bermarga Lee itu menggeleng. "Terimakasih atas tawarannya bos, namun aku bisa berangkat naik bus, saya permisi." Taeyong melanjutkan jalannya, tidak memperdulikan Jaehyun yang masih berada di mobilnya.


Lagi pula untuk apa bosnya itu menawari Taeyong tumpangan, memangnya Taeyong mau menerima tumpangannya? Tidak!!


"Aaaakkkk~" Taeyong berteriak ketika tubuhnya melayang. Sialan! Jaehyun menggendongnya seperti karung beras saat ini. "YA! YA! Bos turunkan aku." Taeyong memukul punggung Jaehyun pelan.


Sementara Jaehyun tidak merespon apapun, ia membuka pintu mobilnya lalu meletakkan Taeyong di samping kursi kemudi, tangannya memasangkan sabuk pengaman pada Taeyong. "Diam, aku tidak suka penolakan." Lalu dengan lancang ia mengecup sudut bibir Taeyong.


Taeyong membelalakkan matanya karena kaget, tubuhnya menegang dan jantungnya kembali berdebar sangat cepat. Jaehyun memang sialan!


Jaehyun kembali duduk di kursi kemudi, menoleh sedikit ke arah Taeyong ia tersenyum kecil ketika melihat Taeyong masih terdiam karena terkejut. Dengan begitu Jaehyun menjalankan mobilnya dengan perlahan membelah jalanan kota yang sedikit ramai.


"Sajangnim." Lirih Taeyong.


"Ya?"


Taeyong mengerucukan bibirnya, ia memiringkan duduknya untuk menghadap ke arah Jaehyun. "Kenapa kau suka memaksa?" Dengusnya.



"Karena aku tidak suka di tolak." Sahutnya santai.


Taeyong kembali mendengus. "Tapi kau tidak bisa seenaknya menciumku Sajangnim." Gerutu Taeyong. "Aku tidak suka di paksa!"


"Lalu apa yang akan kau lakukan padaku hm?"


Lelaki bermarga Lee itu melipat tangannya di depan dada. "Aku ingin meminta perhitungan." Tegasnya.


Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang