Jeffrey makin pusing. Ya memang tidak terjadi apa-apa, memangnya Akong mau mengharapkan apa?

"Gak terjadi apapun."

"Jeff..."

"Iya Kong."

"Akong ini sudah tua.." mulai lagi, kalau sudah begini pasti pertanyaan yang selalu dihindari Jeffrey akan keluar dari bibir Akong. "Kapan kamu menikah?" tuh kan benar apa yang dipikirkan Jeffrey.

"Jeffrey baru 24 tahun, Kong--"

"Sebentar lagi kamu 25, Akong sudah tua. Sebentar lagi juga akan dipanggil Tuhan. Akong mau sebelum Akong meninggal, Akong mau lihat kamu menikah dan Akong ingin menggendong cucu. Lagipula sebentar lagi, kerajaan bisnis Akong akan diserahkan ke kamu. Tapi sebelum itu terjadi, Akong mau lihat kamu bawa perempuan ke Surabaya." jelas Akong.

Jeffrey menghela nafas. "Kong, jodohnya belum ada."

"Ya kamu usaha, pengennya sih Imlek sudah ada." putus Akong.

"Cece kamu tuh Wendy, sekarang lagi ada di Jakarta. Merayakan Natal bareng pacarnya, katanya pacarnya mau melamar sebentar lagi. Kemarin Agnes yang dilamar, sekarang Wendy... Bahh Jeffrey, kenapa wedhok lebih laku belakangan ini?"

"Mana Jeff tau, Akong."

"Kamu jangan kaya Cece kandungmu si Krystal, sampe sekarang masih betah melajang. Kamu kan pewaris Akong, ayo lah cari calon. Kemarin Akong denger dari Mei Hu, keluarga pacar Wendy mau datang pas Imlek." jelas Akong.

[23] Mei Hu: Adik Ipar laki-laki

Jeffrey lagi-lagi dibuat pusing, dikira mencari pendamping hidup itu semudah main kelereng?

Kalau calonnya sih Jeffrey sudah punya, tapi tak tahu si gadis mau dengannya atau tidak. Tapi Jeffrey juga maunya, Natal ini jadi Natal terakhir ia melajang. Semoga saja tahun depan ia bisa merayakan Natal dengan pacar atau permintaan tidak tahu dirinya, Natal dengan istri.

♥♥♥

Rose bangun pagi-pagi sekali hari ini. Rose turun ke ruang tengah, semua keluarga besarnya sedang berkumpul di rumah Nenek hari ini. Ada Jeno dan Ryu, juga si kecil kembar Edo dan Edwin yang merupakan anak dari Tante Devika dan Om Ryan. Mereka berkumpul di bawah pohon Natal, sedang sibuk memilih-milih kado dengan nama mereka yang tertera disana. Lalu melakukan unboxing kado dadakan.

"Pagi semua..." sapa Rose.

"Pagi, wah Rose lama banget Tante gak ketemu kamu." Tante Anna, adik dari ibunda Rose yang selama ini tinggal di Australia memeluk Rose erat.

"Kangen Tante," jawab Rose.

"Whats up my big sister Aussie!" sapa Alex--sepupu Rose, si blasteran Indonesia-Australia.

"Whats up my big brother Aussie!" sapa Rose balik sambil bertos ria.

Keenan datang merangkul bahu kedua sepupunya tersebut. "Gue udah beliin hadiah Natal spesial buat kalian."

"Yeah, i want to see my gift." kata Alex pada Keenan.

"Keenan, pacar kamu kok ditinggal di dapur?" tanya Om Harto--Ayah Keenan.

Seorang gadis berambut pendek dengan kulit putih bersih dan wajah cantik datang. Wajahnya sangat oriental.

"Wah, pacar kak Keenan?" tanya Rose.

Keenan mengangguk. "Iya dong, kenalin ini Wendy. Dia jauh-jauh dari Surabaya buat ngerayain Natal bareng keluarga kita."

Rose tersenyum pada Wendy, ia sangat terpukau akan kecantikan gadis Surabaya itu. "Roseanne, kak." Rose memperkenalkan diri.

"Wendy, senang bisa kenalan sama kamu Rose." kata Wendy dengan ramah.

Setelah itu, Wendy maupun Rose sama-sama berbaur dengan yang lain. Sifat Wendy dan Rose yang sama-sama ramah dan mudah akrab dengan orang lain, membuat mereka tak canggung satu sama lain saat pertama kali bertemu. Mereka rasanya seperti telah lama berteman.

Semua orang kini benar-benar berkumpul di ruang tengah. Om Harto bersama Tante Sarah membuka obrolan tentang hubungan Keenan dan Wendy yang kemungkinan besar akan segera dibawa ke jenjang yang lebih serius.

"Rencananya, anakku Keenan mau melamar Wendy... dan kemarin pas aku hubungin keluarga Wendy, mereka bilang sebaiknya saat Imlek atau setelah Imlek. Mereka ngundang kita untuk merayakan Imlek bersama di Surabaya dengan keluarga besar Wendy." jelas Om Harto.

"Gimana menurut Mama?" tanya Tante Sarah.

"Lho kenapa bertanya ke Mama? kalau Mama sih tentu setuju aja. Kita harus mengenal lebih dekat keluarga Wendy kan." dengan gaya anggunnya Nenek tersenyum pada Wendy.

"Jadi fix ya, malam Imlek kita akan berangkat ke Surabaya." putus Keenan yang sudah senang bukan kepalang.

Rose ikut tersenyum senang, Natal tahun ini rupanya ia akan segera mendapatkan keluarga baru. Puji Tuhan, Natal ini menjadi Natal tak terlupakan, meskipun bukanlah Natal terbaik Rose.

♥♥♥

Waduh, kayaknya ada yang mau ketemu nih sebentar lagi.

See yaa in next chap guys :)

Juliet's House Donde viven las historias. Descúbrelo ahora