Total seluruh personil Geng Asvers sebanyak 500 lebih dan sekarang ini mereka semua sudah berkumpul untuk tim inti hanya 2 yaitu Bara dan Rizki mengapa Dirga hanya memilih 2 karena Bara dan Rizki lah yang paling pintar dalam strategi penyerangan. Kini sambil menunggu leader mereka waktu pun mereka habiskan untuk merundingkan siasat penyerangan.

"Oke nanti tim 1 sampai 4 kepung dari arah belakang," ucap Bara yang merasa dapat bagian sana hanya mengangguk patuh.

Sekarang ini mereka sudah dibagi menjadi 10 tim yang masing-masing tim yaitu 10 orang lebih.

"Untuk bagian depan  yaitu tim 6 sampai 8 dan untuk bagian kanan tim 9 dan bagian kiri tim 10," lanjut Bara.

"Jadi sistem kita mengepung dari arah depan, belakang dan samping kenapa karena dikhawatirkan ada perlawanan dadakan dari mereka jadi dipastikan kalian sudah siap sesuai sama yang gue perintahkan. Karena gue dan Bara akan memantau penjagaan takutnya tiba-tiba ada polisi kayak waktu itu. Dan untuk Dirga kalian perhatikan saja ingat jangan jaga Dirga karena dia engga suka hal itu dan biarkan dia yang memberi pelajaran buat Theo," jelas Rizki yang mengambil waktu untuk menjelaskan.

Yang lain pun mengangguk dan berlanjut diskusi, sedangkan Dirga baru saja bangun dari tidur saat menengok ke samping ia memperhatikan Syaqilla yang masih tidur. Entah keberanian darimana Dirga mencium kening dan juga pipi kanan Syaqilla setelah mencium ia tersenyum tipis.

"Good morning my little wife," ucap Dirga pelan.

Dirga sudah siap ia tampak sekali sangat gagah dan tampan dengan bandana merah dipasang di dahinya belum lagi kacamata hitam yang ia pakai menambah kesan tampan seorang Dirgantara Geovan Lukel.

Tidak lupa jaket hitam  berlambang harimau tepat di bagian dada kanan dan juga tulisan Geng Asvers dibagian belakang, namun berbeda dengan milik Dirga, karena tertera tulisan Leader sebab dirinya lah pemimpinnya. Baru saja keluar kamar suara seseorang mengagetkan Dirga.

"Kamu mau kemana Dirga?" tanya mama Dirga tiba-tiba dan membuat Dirga kaget

"Mama ko ada disini."

"Yaiya lah mama mau liat mantu mama sama calon cucu mama," sewot Sinta

"Kalau punya tante yang mulutnya lemes begini nih," batin Dirga jengkel ia tau ini pasti ulah Renata.

Dirga buru-buru mencium punggung tangan Sinta dan Ratna.

"Ko kamu gak sekolah nak?" tanya mama Syaqilla.

"Sekolah sekarang libur mah." Mama Syaqilla manggut-manggut.

"Yaudah aku mau pergi dulu. Jagain Syaqilla dulu ya ma," ucap Dirga berpesan.

Mama Syaqilla dan mama Dirga mengangguk sambil memberikan senyuman jahil kepada Dirga, karena tidak mau membuang waktu Dirga bergegas mengeluarkan motor sportnya.

           *****

Jalanan ibu kota sangat ramai karena sepanjang perjalanan dipenuhi motor sport dan bendera Geng Asvers dikibarkan sepanjang jalan. Banyak sekali yang memperhatikan rombongan Geng Asvers belum lagi di paling depan Dirga lah yang memimpin.

Akhirnya mereka sampai di bashcamp Geng Xito. Kedatangan mereka membuat anak-anak Geng Xito kaget termasuk Theo. Karena tugas sudah dibagikan maka Geng Asvers mengepung dan itu membuat Geng Xito kelabakan pasalnya mereka belum ada persiapan dan jumlah mereka tidak sebanyak Geng Asvers

Dirga turun dari motor dan menghampiri Theo. "Lo sama anak buah lo banci, cih mainnya keroyokan lelaki sejati satu sama satu bukan keroyokan."

"Jangan banyak bacot lo!"

" Bacot gapapa keroyokan jangan."

Dirga menarik kerah baju Theo melayangkan pukulan demi pukulan. Theo yang mencoba membalas tapi tidak bisa karena Dirga sangat ahli dalam berkelahi.

"Jangan pernah lo usik Geng Asvers ataupun yang udah jadi milik gue. Karena sekali lo sentuh maka balasan dari gue adalah kehancuran!"

Bugh Bugh Bugh

"Gue orangnya engga suka diusik! Tapi lo sendiri yang buat jiwa iblis gue keluar!" teriak Dirga murka.

Theo hanya pasrah, sungguh badannya sangat sakit.

Tanpa ampun Dirga memberikan pukulan sedangkan Geng Asvers dan Geng Xito sudah berkelahi. Banyak sekali dari Geng Xito yang tumbang.

Theo menyeka sudut darah yang keluar dari hidungnya."Sampai mati gue akan ganggu lo termasuk cewek lo!"

"Lo emang harus gue kirim ke Neraka," geram Dirga.

Bugh Bugh Bugh

"Shhh," ringis Theo.

Berulang kali Dirga menginjak kaki Theo bahkan menendang-nendang Setelah hampir setengah jam berkelahi Geng Asvers lah yang menang.

Bara menghampiri Dirga yang masih memukuli Theo padahal Theo sudah terkapar dengan keadaan yang mengenasakan.

"Dirga udah dia bisa mati bego."

"Itu yang gue mau," ucap Dirga yang masih emosi.

"Lepas!"

"Engga akan, udahlah Dirga. Palingan dia juga bakal masuk rumah sakit udah." Bara masih mencoba menahan badan Dirga.

Akhirnya Dirga berhenti memukul Theo namun sebelum pergi dengan kejam Dirga menginjak perutTheo membuat Theo terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah

"Uhuk uhuk."

"Sejauh apapun lo berniat hancurin gue, kalau guenya belum siap hancur, lo mau apa?" Dirga berjongkok dihadapan Theo yang masih setengah sadar.

"Jangan pernah usik gue kalau lo gak mau mati sebelum waktunya."

"Cih! Lo mau manfaatin Syaqilla buat lawan gue? Dengan senang hati gue persilahkan tapi jangan salahkan gue kehancuran akan menanti lo."

Setelah mengatakan itu, Dirga bergegas pergi bersama rombongan Geng Asvers tujuan mereka saat ini adalah Rumah sakit untuk melihat keadaan Dito.

"Uhuk uhuk, gue akan balas lo semua liat aja apa yang, shhh, yang bakal gue lakuin uhuk uhuk," ucap Theo pelan sambil menatap kepergian rombongan Geng Asvers meninggalkan basecampnya.

Dirgantara (TAMAT)Where stories live. Discover now