Sesampainya mereka di rumah jaemin, jaemin berterima kasih kepada Jeno karena sudah mengantarnya. Jeno langsung pamit kepada jaemin karena masih ada urusan lagi
Jaemin membuka pintu utama rumahnya dan menampakkan kakak laki laki tengah tertidur di sofa dengan Snack yang berserakan dimana mana.
Ibunya sedang sibuk memasak di dapur, dirinya heran tumben sekali jam segini ibunya sudah pulang kerja biasanya menjelang Maghrib. Jaemin menghampiri ibunya yang tengah memasak dan mengambil kertas kemenangan lomba matematika dari saku celana sekolahnya.
"Mama aku punya sesuatu"
"Apa sayang, kamu gak liat mama lagi sibuk"
"Bentar dulu" jaemin memberi kertas persetujuan nya ke ibunya.
Ibunya menatap anaknya bingung, tumben sekali dia memberi kertas biasanya juga dia simpan. Saat di lihat ternyata kertas itu adalah kertas yang tertulis 'JUARA 1 LOMBA MATEMATIKA'
"Bagus" responnya hanya 'bagus'
Wajah jaemin yang tadi bahagia menjadi sangat datar, lalu ia merobek kertasnya itu di depan ibunya sendiri.
"Oh, kata mama hanya bagus kan? Berarti ini perlu di sobek saja karena ini tidak berguna"
Ibunya terkejut dengan sikap anaknya berubah dalam sekejap. Yang tadi seperti anak kecil menggemaskan sekarang menjadi seperti pria dingin.
Jaemin membuang robekan kertas tadi ke tempat sampah dan masuk ke dalam kamarnya, tidak lupa menutup pintu dengan keras. Ia kira dia akan mendapat perhatian seperti 'wahh pintar sekali anak mama, mama bangga'
Jaemin menjadi sedikit sensitif hari ini, biasanya dia akan menahan segala pujian tak berguna dari ibunya bahkan jatuhnya seperti meremehkannya.
Dia mengacak rambutnya frustasi dan menjatuhkan buku yang berada di meja belajar nya. Ia kesal, sedih bercampur menjadi satu.
Merasa gagal, itulah yang di rasakan jaemin. Kakak nya sering sekali di puji dulu saat dirinya masih menginjak usia 14 tahun. Dia iri dengan kakaknya yang seorang sosok ekstrover, bisa melakukan segala hal dan bisa pergi bersama kawan kawan nya. Di usia 14 tahun, yang jaemin lakukan adalah belajar dan belajar tidak peduli dia di jauhi temannya.
Jaemin berpikir, menjadi seorang ekstrover itu susah baginya. Berbicara adalah suatu kelemahan bagi orang introver, saudara jaemin saja mengira bahwa jaemin bisu atau tidak bisa berbicara karena saking pendiam nya. Namun baginya dia selalu siap jika ada yang mengajaknya berbicara, cuma jarang saja baginya untuk mengajaknya berbicara.
Jaemin menyenderkan punggungnya ke pinggir ranjang dan menatap ke atap kamarnya yang berwarna putih. Kamarnya yang bernuansa modern, cat kamar berwarna navy sedikit gelap namun indah di lihat.
Banyak lukisan yang terpajang di dinding jaemin, lukisan yang ia buat bahkan ibunya tidak menganggap lukisan itu bagus. Membuat lukisan yang bergambarkan keluarganya namun ia robek gambar itu lalu di buang ke tempat sampah.
Perlahan air mata keluar dari mata jaemin, kamarnya selalu gelap tidak ada penerangan pun walaupun dia mempunyai balkon.
Membaca buku sambil mendengarkan musik seperti nya bagus. Jaemin mengambil headset bluetooth nya lalu menyambungkan bluetooth nya
DU LIEST GERADE
INTROVERT- NA JAEMIN
FanfictionMahendra Jaemin Pradipa. Seseorang yang memiliki pribadi introver di antara keluarganya. Menceritakan kisah kesehariannya yang tidak seindah di buku fiksi yang sering ia baca. Jaemin adalah orang tidak mudah berbicara secara langsung, dirinya yang t...
.01.
Beginne am Anfang
