Mahendra Jaemin Pradipa. Seseorang yang memiliki pribadi introver di antara keluarganya. Menceritakan kisah kesehariannya yang tidak seindah di buku fiksi yang sering ia baca. Jaemin adalah orang tidak mudah berbicara secara langsung, dirinya yang t...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Happy reading Vote cerita ini setelah membaca ...
"jaem lu tuh di bilangin jangan ngeyel,lu lagi sakit nurut napa sama gua" Jeno menendang kaki Jaemin
"Gua cuma pilek doang elah,dah kebal gua"
"Lu tinggal minum nih obat terus tidur,gua beliin bubur ke depan" ucap Jeno
Jeno mengambil kunci motor dan meninggalkan obat di nakas meja samping ranjang Jaemin. Ia mengeluarkan motor dari garasi dan melajukan motornya ke tukang bubur dekat rumah Jaemin.
Jaemin pasrah mengambil obat di sampingnya dengan tubuh yang lemas. Meminum obatnya lalu menaruh kembali ke meja. Ia mulai memejamkan matanya namun ia tidak bisa beristirahat dengan tenang. Jaemin menyalakan televisi mengganti channel tv, tidak ada salah satu channel yang menurut nya menarik. Ia mematikan tv dan jalan ke balkon, mengambil satu puntung rokok dan mulai menyalakan rokok tersebut
Menghembuskan asap rokok dari mulutnya, pikirannya sedang kacau sekarang. Semalam ia di marahi abis abisan oleh ibunya, ya jaehyun memberi tahu ke ibunya bahwa Jaemin telah membuat kekasih jaehyun menangis akibat perkataannya semalam.
Tak sadar Jeno memerhatikan dirinya di samping samping menatap heran. Jeno mengambil rokok tersebut dari bibir Jaemin dan menginjak rokok itu hingga padam.
"Baru gua tinggal sebentar,mau buka donor paru paru lu?" Sahut Jeno dengan nada sedikit serius
Jaemin diam, ia memilih untuk duduk di kursi sambil melihat cuaca terik di siang hari. Jeno meletakkan bubur ayam yang tadi ia beli,membuka bungkusnya lalu menyuruh Jaemin untuk memakan bubur nya
"Makan tuh bubur,kalo gak di makan gua kasih ke orang jalanan"
Jaemin mengambil sendok plastik lalu memakan buburnya perlahan.memakan bubur itu sedikit demi sedikit, ya walaupun ia tidak selera Jaemin tetap memakan buburnya.
"Makan sampe abis, kasian yang di pinggir jalan mereka masih susah buat dapet makanan"
"Makasih Jen, udah peduli sama gua baru ini gua di peduliin"
Jeno menghela nafas berat,Jeno mulai duduk di samping Jaemin sambil tersenyum kecut "yah banyak yang peduliin elu jaem, cuma ya mereka mungkin sungkan buat nunjukin kepeduliannya ke elu" lirih Jeno fokus melihat jalanan komplek
"Lu ngomong begitu karna nyokap lu kan?" Tebak Jeno beralih menatap wajah Jaemin
Jaemin tertawa miris,mata nya kini mulai panas akibat air mata mulai keluar dari matanya. Menatap ke bawah sambil memainkan jari nya gelisah.
"Gua lagi gak pengen bahas itu jen,bisa bahas yg lain gk?" Jeno mengangguk,ia juga tidak memaksa sang teman untuk bercerita. Jeno tau temannya sedang tidak mood untuk bercerita
Jeno beranjak dari kursi dan masuk ke dalam kamar, ia lupa memberi makan jasper. Jaemin menghentikan aktivitas makannya,ia menutup kembali bungkus bubur tadi. Ia sedang tak selera saat ini, mungkin ia akan memakannya nanti