Raini merebahkan tubuhnya di atas kasur. Setelah pulang sekolah ia bergegas mandi, ingin tidur sore melepas penat. Diambilnya HP yang masih terhubung colokan charger.
Sebuah notif masuk di hp Raini berasal dari grup SA.
SOBAT AMBYAR
Shinta: Gaessss merapattt
Shinta: Gaessss merapattt
Shinta: Gaessss merapattt
Aghata: Gausah spam juga kalee
Me: Apa sih Shin
Shinta: Gue denger ada gubar loh
Shinta: Kalian tau ga?
Me: Gubar, paan tuh???
Aghata: (2)
Shinta: Guru baruuuu
Aghata: Oalah
Me: O aja dah
Shinta: Katanya gurunya killer beb :'
Me: Uuuu tatut
Aghata: Terus masalahnya apa?
Shinta: Ya hati2 aja jangan bikin onar. Apalagi tuh Raini
Aghata: No coment
Me: TELAT LO SHIN!
Shinta: Telat? Gue gapernah telat sori layaw. Lu aja paling
Aghata: Wkwkwk
Me: Udah meet up gue ma gubar
Shinta: APAAAAAA
Aghata: Terus-terus.. Nasib lu gimana Rai?
Seperti yang dikatakan Shinta, ada guru baru bernama Bapak Syaiful. Awal kedatangannya disambut ramah seisi kelas XI IPS 2. Bapaknya juga kelihatannya funny. Dia adalah seorang terobosan S2 dari Netherland. Bisa dibilang mantan dosen. Karena beliau punya pengalaman kerja yang wah.
Itu untuk sesi sharing, kesimpulannya menyenangkan. Beda halnya pada saat pelajaran dimulai, atmospher kelas seketika berubah.
Raini yang kebetulan duduk di meja paling depan, menahan kantuk yang luar biasa saat kedatangan Bapak Syaiful. Salah Raini juga sih, tadi malam waktu tidurnya ia korbankan demi menonton drakor semalaman suntuk.
Sambutan yang menyenangkan membuat Raini lumayan bisa bertahan.
Saat pelajaran yang diampu Bapak Syaiful yakni Deepening Mathematic dimulai, Raini berulang kali menutup mulutnya ketika menguap.
Selain karena pelajarannya sulit, Raini memang sedang dalam posisi kurang tidur.
"HEI KAMU!" sapa Bapak Syaiful yang ditunjukkan untuk Raini.
Raini langsung menegapkan duduknya, "Iya Pak?"
"Kamu tidak menyimak apa yang saya jelaskan?"
Meneguk salivanya Raini berucap pelan, "Nyimak kok Pak."
"Buktikan pada saya. Maju ke depan! Kerjakan soal yang satu (a)!"
Raini melangkah ke depan kelas, Binar memperhatikan dari kursi paling belakang. Yap, mereka memang sekelas.
Binar memperhatikan Raini sembari melipat kedua tangan di depan dada.
Teman-teman di kelas yang sangat tau dikalau Raini ini bukanlah golongan murid pintar, hanya menatap iba Raini yang sedari tadi terdiam di depan white board dengan spidol di tangan kirinya.
YOU ARE READING
EX-RIVAL (ON GOING)
Teen FictionPada waktu yang berbeda, bagiku kamu tetaplah sama | EX-RIVAL Copyright © 01 November 2020 Genre: teenfiction ⚠PLAGIATOR JANGAN MENDEKAT. CERITA INI MURNI KARANGAN SAYA. ATAU ANDA AKAN MENERIMA AKIBATNYA! FOLLOW ME (untuk dapetin up terbaru), ADD ke...