Xania's 16

1.1K 133 12
                                    

Kemarin aku mendengar bahwa ada sebuah judul buku, pengarangnya Xania blue dan buku itu belum memiliki akhir padahal buku itu sudah diperjual belikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin aku mendengar bahwa ada sebuah judul buku, pengarangnya Xania blue dan buku itu belum memiliki akhir padahal buku itu sudah diperjual belikan." ujar Riu dengan wajah bingungnya.

"Benar kah?" tanya Xania seperti mengenal nama pengarang itu.

Xania terenyak ketika mengingat bahwa nama itu adalah nama penanya di dunia asalnya.

"Dimana buku itu diperjual beli kan?" tanya Xania dengan raut wajah shock nya.

Bukankah seharusnya buku itu tidak ada disini dan Xania telah menulis buku itu sampai epilog.

"Aku harus memastikannya sendiri!" ujar Xania.

"Tetapi buku itu hanya dicetak satu, dan hanya orang spesial yang bisa mendapatkannya!" ujar Riu memberitahukan informasi lain tentang buku itu.

"Banyak yang mencoba membelinya, tetapi ditolak!" imbuh Riu.

Entah mengapa Xania merasa jika itu adalah buku miliknya dan dia harus memeriksanya sendiri, mungkin dengan itu dia bisa tau mengapa bisa sampai disini.

"Aku sangat penasaran!" ungkap Xania.

"Temani aku Riu!" pinta Xania dengan memohon.

"Nona lupa, jika kita dilarang keluar istana tanpa pengawasan?" tanya Riu menahan kesalnya.

Riu sebenarnya ingin menyalahkan nonanya karna telah memaksanya untuk kabur dari istana, yang membuatnya langsung terikat dengan janji pernikahan yang tak pernah ia inginkan.

Dan bahkan dia telah kehilangan semua yang dia jaga selama ini. Tetapi bagaimana bisa dia berani menyalahkan nonanya?

"Tidak apa-apa, kita akan keluar dengan menyamar sebagai pelayan istana." usul Xania dengan menggebu-gebu.

Riu benar-benar ingin menolak, rasa sakit di sekujur tubuhnya saja karna insiden kabur dari istana saja baru saja pulih dan dia berisiko akan merasakannya lagi jika menuruti permintaan nonanya.

"Maaf nona, aku tidak bisa pergi saya sangat takut nona!" jawab Riu dengan menundukkan kepalanya takut dan merasa bersalah.

"Tidak apa, aku mengerti kondisimu saat ini Riu..." ujar Xania masih dengan senyum terang benderang diwajahnya.

Dengan senyuman yang bertambah lebar Xania mengucapkan akan pergi sendiri ke luar.

"Maaf nona, apakah nona benar-benar ingin membuat saya dalam masalah?" tanya Riu dengan raut wajah memelasnya.

Xania Blues [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang