"EH MONYET INI BASAH, TERUS ADA BAU-BAU NYA GITU."

"Itu bukan bekas mulut gue tadi nemu di bawah pantat gue." Rizki yang mendengar ucapan santai dari Bara seketika melotot, sedangkan yang lain sudah tertawa terbahak-bahak melihat muka Rizki yang sudah seperti kepiting rebus.

Tiba-tiba saja Babeh Mamat datang membawa sebuah nampan pelastik yang sudah di tebak isinya pisang goreng.

"Nih Babeh bawa pisang goreng masih anget-anget nih dimakan dulu sok gapapa dari babeh gratis buat kalian," ucap Babeh sambil menyerahkan nampan dan disambut antusias oleh mereka yang suka gratisan.

Sedari tadi Dirga hanya melamun saja, ia masih memikirkan kata-kata Syaqilla yang menolak untuk menjauhi Arsya. Tangannya mengepal diatas meja, tanpa sadar ia menggebrak meja menimbulkan suara yang sangat kencang dan membuat semuanya kaget termasuk Babe Mamat.

"EH KODOK BUNTING." Rizki berucap karena refleks kaget. Sedangkan yang lain sudah tersedak pisang goreng buru-buru mereka mencari air. Ini semua ulah kolaborasi antara Dirga dan Rizki.

Napas mereka naik turun, sungguh tersedak itu sangat sakit apalagi bahaya bisa menyebabkan kematian.

"Lo kenapa Dirga ini kasian ampe yang lain pada tersedak. Kalau ada masalah cerita, jangan dipendam gitu aja," ucap Bara.

"Tau nih ampe gue jadinya ngedoain kodok bunting kan," ceplos Rizki.

"Sorry, tapi gue harus pergi belum waktunya gue cerita." Dirga mengambil kunci motor, jaket dan juga tas yang berada di atas meja.

Rizki menghampiri Dirga, "tunggu kok lo bisa punya pacar sih? Bukan gitu, maksud gue cuman kan setau gue lo masih su--" Dirga memotong ucapan Rizki

"Jangan pernah bahas itu, yang kalian tau gue udah punya pacar kan? Jadi gue minta kalian semua jaga Syaqilla jangan sampai dia disentuh sama Rival gue, jikalau nanti gue lagi gak ada disampingnya kalau sampe Syaqilla kenapa-napa liat aja apa yang bakal gue lakuin," tutur Driga penuh ancaman.

Setelah mengatakan itu, Dirga pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya yang cengo itu. Dirga minta tolong tapi ko jadinya kayak pemaksaan pikir mereka.

Bara mulai membuka suaranya, "udah kalian gak usah mikirin gimana-gimana yang terpenting tugas kita bertambah yaitu jagain Syaqilla. Jangan sampai Dirga marah kalian tau kan Dirga marah seperti apa?" tanya Bara.

Mereka mengangguk setuju.

"Aduh si Tuan muda lagi marah ya?" tanya Babeh.

"Iyah beh biasa lagi PMS kayak ciwi-ciwi yang kurang belaian," kata Rizki bercanda.

"Wah bilangin tuh ke si Dirga biar dijadiin perkedel nih anak." Bara mengompori seketika mereka semua setuju saat melihat muka Rizki yang pucat pasih mereka mulai tertawa terpingkal-pingkal.

"BWAHAHA ETA MUKA KEK NAHAN BOKER ANJIR."

Seketika warung babeh dipenuhi gelak tawa. Rizki sudah terduduk lemas memikirkan nasib nya.

"Woi jangan di bilangin ya," pinta Rizki memelas.

"Kalau di traktir sih yes," timpal salah satu anggota Geng Arvers.

"Iyah gue teraktir deh." Rizki pasrah. Mau tidak mau iya harus mau daripada dia harus berurusan dengan Dirga lebih baik mengeluarkan uang saja. Untung saja ia orang kaya jikalau tidak hanya Tuhan yang tau akhirnya.

"Yoss kita makan-makan gratis breh!"

"Bara anjing emang!" batin Rizki.

Bara yang melihat Rizki memperhatikannya hanya tersenyum genit sambil menunjukan isyarat love membuat Rizki mual sendiri.

                         ****

Dirga menepikan motornya di pinggir jalan. Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponsel nya setelah itu ia mulai menelfon seseorang.

"Pulang sama gue gak ada penolakan, gue tunggu di deket cafe sekolah gak pake lama!"

Klik

Suara panggilan terputus secara sepihak.

Disebrang sana Syaqilla menyumpah serapahin Dirga bisa-bisanya mematikan sambungan telfon secara sepihak tanpa memikirkan dirinya yang baru saja ingin menolak.

Syaqilla memijit pelipisnya. "Kenapa ka Dirga jadi kayak begini sih," gumamnya.

Sekarang Syaqilla masih berada di taman belakang ia tidak berani kembali ke kelas dan memilih duduk di kursi taman belakang sekolah, namun saat sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba saja suara dering ponsel menyadarkan Syaqilla dari lamunannya. Dan ternyata Dirga lah yang menelfon. Setelah mengucapkan beberapa kata Dirga mematikan panggilannya dan itu membuat Syaqilla kesal.

"Aduh tapi tas gue masih ada di kelas gimana nih," ucapnya bingung.

"Minta tolong aja deh sama Gladys," lanjutnya.

Syaqilla mulai menelfon dan panggilan pun tersambung.

"Woy lo dimana? Banyak yang pengen gue tanyain nih." Teriak Galdys disebarang sana buru-buru Syaqilla menjauhkan handphonenya demi keselamatan telinganya.

"Ish berisik banget sih lo gue udah pulang. nah gue minta tolong tas gue disimpen dulu nanti gue ambil." Syaqilla terpaksa berbohong.

"Ah lo mah, gue baru mau nanya nih si Tania juga yang gak biasanya kepo sekarang jadi kepo tuh," ucap Gladys dan itu membuat Syaqilla terkekeh.

"Iyah nanti gue cerita bay"

Setelah mematikan sambungan nya Syaqilla buru-buru keluar sekolah melalui pagar belakang sekolah untung saja tidak terkunci mungkin saja satpamnya lupa.

"Ckk tuh anak lama banget sih," kesal Dirga.

Dari kejauhan Syaqilla melihat Dirga yang berada di pinggir jalan keliatan sekali ia kepanasan terlihat dari wajah Dirga yang putih berubah kemerah-merahan.

Syaqilla mulai mendekati Dirga saat sudah berada disampingnya Syaqilla disambut tatapan tajam dari Dirga.

"Kaka kenapa sih maksa banget buat aku pulang sama kaka. Kan ini belum waktunya pulang," omel Syaqilla.

"Terserah gue, itu sekolah punya gue dan lo enggak akan kena masalah selama bolosnya sama gue," ucapan Dirga membuat Syaqilla refleks menggeplak pundak Dirga sangat keras.

"Bagus ya udah berani sama gue."

Syaqilla meneguk ludahnya kenapa bisa ia refleks memukul Dirga.

"Naik!"

"Hah?"

"Bego." Umpat Dirga

Syaqilla memanyunkan bibirnya tidak ada kata-kata indah yang Dirga ucapkan untuknya selalu saja umpatan kasar yang Dirga lontarkan.

Karena tak mau ambil pusing Syaqilla mulai menaiki jok belakang motor Dirga yang sangat cukup tinggi dengan memegang pundak Dirga.

Dirga melihat dari kaca spion saat dirasa Syaqilla sudah duduk dengan nyaman ia mulai melajukan motornya tanpa Dirga tau ternyata sekumpulan anak-anak Geng Asvers baru saja tiba di cafe sekolah.

"Woi beneran dong! itu si pak bos dan bu bos lagi pacaran gak ngajak-ngajak." Heboh Rizki

"Ngapain ngajak lo, yang ada nanti lo jadi hama lagi," timpal salah satu dari sekumpulan mereka.

"Ya engga dong, buktinya aja gue ikhlas melepas dia buat dirinya," ucap Rizki mendramatis.

"Najis."

"Alay."

"Bukan temen gue."

"TERUS AJA TERUS TRAKTIRAN MOAL JADI."

"Yaudah tinggal bilang ke Dirga kalau lo ngomong si Dirga p--"

Rizki menyela ucapan Bara" BORONG LAH ANJING BORONG MAINNYA NGADUAN NAJIS!"

Yang lain sudah tertawa terbahak-bahak bahkan banyak sekali yang mengabadikan moment-moment kebersamaan Geng Asvers untuk yang perempuan sudah pasti menginginkan mempunyai pacar salah satu anak Geng Asvers sedangkan yang laki-laki sudah iri melihat kekompakan Geng Asvers.

Dirgantara (TAMAT)Where stories live. Discover now