I. Namanya Richie.

15 0 0
                                    

Kalau Kana diberikan satu kesempatan untuk menolak hal baik, itu pasti hari itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kalau Kana diberikan satu kesempatan untuk menolak hal baik, itu pasti hari itu. Jum'at siang paling terik yang pernah Kana ingat. Jika ingat lagi, betapa Kana menyesal telah mempercayai apa yang ibunya katakan. Bahwa di dunia ini, ketika kita berbuat baik, orang akan berbuat hal yang sama. Mungkin bukan ibunya yang salah, tapi Kana yang gagal mengingat. Ibunya jelas berkata "... tapi Kana, tidak semua orang berbuat baik" setelah itu, yang baru Kana ingat jelas sekarang. Bertahun-tahun setelah ia hidup dengan kepercayaan membabi buta.

Tujuh tahun lalu, Kana masih siswa SMP. Salah satu SMP negeri di sebuah kabupaten pulau Jawa, letaknya lumayan jauh dari ibu kota. Sebelumnya, kedua abang Kana bersekolah ditempat yang sama. Kana bersikeras masuk SMP itu karena jatuh cinta dengan lingkungan sekolahnya, meskipun jaraknya cukup jauh untuk ditempuh pulang-pergi dari rumah. Tapi kana berjanji tidak mengeluh kepada ibunya, ia ingin pergi ke sekolah yang sama dengan kedua abangnya. Keinginan itu mutlak.

Dengan keputusan itu, Kana rela pulang-pergi dengan menggunakan bus antar kota. Berangkat pagi buta dan pulang dengan dua kendaraan berbeda. Tapi bisa Kana pastikan ia bahagia, meskipun kadang Kana lelah sendiri dan menangis diam-diam tapi Kana masih memiliki harga diri untuk tidak mengadu pada ibunya. Ia tidak ingin diangggap kalah dan cengeng. Kana tidak ingin melakukan yang tidak kedua abangnya lakukan. Padahal, ibunya akan dengan senang hati memindahkan Kana ke sekolah yang jaraknya lebih dekat dengan rumah mereka. Itu yang Kana tidak inginkan. Kana bertekad akan setangguh dan semandiri abangnya.

Hari Jum'at itu, Kana ingat pulang kelelahan tanpa bisa membeli jajanan sepulang sekolah. Ia ingat langsung berbaring setelah berganti baju dengan kaus longgar. Ia juga ingat tidak sempat menggantung tas sekolah dan memasukan sepatu ke rak sepatu. Dan yang paling kana ingat adalah ia mendapatkan 1 pesan masuk baru ke gawainya.

Sambil mengeryit Kana membalas pesan itu cepat-cepat karena penasaran. Ia jelas tidak pernah memberikan nomor teleponnya ke sembarang orang. Di sekolah, hanya beberapa anak yang memiliki kontaknya. Alasannya, karena Kana hanya punya teman sebanyak itu, beberapa saja. Ya, maksudnya tidak banyak. Dan jelas semua kontak temannya sudah ia simpan di buku telepon. Tapi pesan masuk itu, dari nomor baru. Dan hanya: "H4lo?" saja.

Pengirim : Kana

Penerima : +62878712xxxxx

Siapa?

Pesan terkirim.

1 pesan masuk baru.

Pengirim : +62878712xxxxx

Penerima : Kana

Kana ya?

Pengirim : Kana

Penerima : +62878712xxxxx

Ya. Ini siapa? Tau nomornya Kana dari siapa?

Pesan terkirim.

2 menit.

3 menit.

10 menit.

Kana diam-diam melirik gawainya. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa pesannya telah terkirim. Sudah jengah menunggu akhirnya Kana mengetik pesan lain.

Pengirim : Kana

Penerima : +62878712xxxxx

Jangan SMS Kana lagi kalau iseng. Hapus nomornya Kana. Kana risih.

Pesan terkirim.

Kana masih penasaran setengah mati sampai ibunya memanggil dan mengalihkannya dari gawai. Tanpa tahu satu pesan masuk baru diterima persis setelah Kana melepaskan gawai dari tangannya.

Pengirim : +62878712xxxxx

Penerima : Kana

Halo Kana, ini Richie.

***

notes:
Halo semuanya, aku nggak tahu cerita ini ada yang baca atau enggak. Tapi, salam kenal! :) 
semoga suka sama ceritanya ya.
left something in comment section too if you don't mind, thank you :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Half of My BreatheWhere stories live. Discover now