Part 14 : Author's POV

1.6K 101 11
                                    

Hyeri duduk diam menatap langit. Langit siang itu cukup cerah. Setelah cukup lama memandang kosong ke arah langit, ia memilih untuk pergi berjalan-jalan.

Hyeri menelusuri jalan-jalan sepi di sekitar rumahnya, juga jalan saat ia tanpa sengaja mengatakan secara tidak langsung perasaannya pada Jungkook. Ia menatap pedih tempat itu. Kejadian waktu itu kembali terputar, ia merasa benar-benar bodoh dan menyesal saat itu. Entah apa yang telah menghasutnya untuk mengatakan kalimat seperti waktu itu, benar-benar memalukan.

Hyeri duduk diam di bangku taman setelah cukup lama berkeliling. Perasaannya saat ini benar-benar kosong, hatinya sangat sakit, apalagi mengingat kedekatan Hayoung dan Jungkook yang tanpa sengaja ia lihat. Semuanya cukup menyiksa hati Hyeri. Saat ini ia hanya pasrah dan mencoba menerima segalanya, seperti apa jalan yang dibuat oleh Tuhan.

---

Hayoung mengipas wajahnya dengan sebuah buku tipis yang ia temukan di atas meja dapurnya. Ia baru selesai membantu eommanya memasak.

Setelah cukup lama berkipas dan sudah sedikit merasa sejuk, ia masuk ke kamarnya dan mengganti pakaian menjadi yang baru dan lebih bersih. Saat baru saja akan menghempaskan tubuh ke atas kasur, matanya tanpa sengaja melirik ke luar jendela. Cahaya matahari yang cerah dan indah membuat Hayoung tertarik untuk menikmatinya. Ia pun keluar dan berjalan-jalan.

---

Jungkook mengerutkan wajahnya, semua makanan kecil di lemarinya telah hilang, padahal seingatnya masih ada dua bungkus. Ia kemudian teringat bahwa kemarin, teman SMP-nya, Park Jimin, datang dan menginap di rumahnya dan semalam mereka telah menghabiskannya bersama.

Jungkook menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal kemudian mengambil beberapa uang. Ia ingin pergi ke minimarket, sekalian berjalan-jalan, sayang sekali cuaca cerah begini disia-siakan.

---

Sebuah langkah kaki menyadarkan Hyeri dari lamunannya. Seorang yeoja datang dan tersenyum padanya, kemudian dengan cepat duduk di sampingnya.

"Sedang apa kau di sini, Hyeri-ah?" Tanya Hayoung sambil tersenyun. Hyeri menoleh dan tersenyum kecil, senyum yang tak tampak seperti senyuman, bukan senyum lembut Hyeri yang biasanya.

"Jalan-jalan saja. Cuaca siang ini cukup pas untuk jalan-jalan," Jawab Hyeri dan kembali melihat depan. Menatap awan-awan putih yang bergerak pelan di langit biru cerah.

"Eonni, aku sebenarnya sangat merasa tersakiti. Hatiku sakit saat melihat kau dan Jungkook mengobrol bersama, hatiku sakit saat melihat kau dan Jungkook menunjukkan kemesraan kalian, semuanya membuatku sakit," Ucap Hyeri sambil menundukkan kepalanya dalam, ia menyadari bahwa penglihatannya telah buram tertutupi air mata.

"Kau tahu, Eonni? Kalian telah tanpa sengaja menyakiti hatiku dan seorang lagi. Setelah mendengar ceritamu aku bertanya kepada Taehyung Oppa, kemudian dia hanya menjawab, 'Kita hanyalah dua orang yang sama-sama tersiksa, kupikir sudah saatnya kita melepas harapan kita, Tuhan telah berkata lain,'. Setelah mendengar ucapan Taehyung Oppa aku cukup setuju dengannya, namun aku mencoba berjuang sekali lagi, dengan bilang bahwa aku mencintai Jungkook kepadamu, tapi tak bisa, tak ada sedikitpun perubahan yang berarti. Eonni, aku melihatmu dan Jungkook berpelukan di perpustakaan, saat itulah aku menyadari bahwa waktuku telah habis, sudah saatnya aku membiarkan kalian menjadi sepasang sejoli baru," Ujar Hyeri. Suaranya bergetar di tengah-tengah tangisannya.

Hayoung menatap nanar tubuh Hyeri yang gemetaran, ia sadar bahwa matanya telah digenangi air yang siap menetes. Hyeri mengangkat kepalanya dan menghapus air matanya. Perlahan ia menoleh kepada Hayoung.

"Eonni, sudah saatnya kau membuat cinta yang baru. Tuhan telah memberimu namja yang lebih baik," Hyeri tersenyum pada Hayoung. Hayoung perlahan meneteskan air matanya. Ia menyadari pengorbanan Hyeri melepaskan cintanya. Dengan cepat diraihnya Hyeri dan memeluknya erat.

Tak lama setelah itu, mereka berdua telah sama-sama berhenti menangis. Samar-samar terlihat seorang namja yang sedang berjalan melewati taman. Hyeri melambaikan tangannya dan berteriak, "Jeon Jungkook!" Namja yang dipanggil pun menoleh kemudian berjalan mendekat.

"Kebetulan sekali kita bertemu di sini bertiga," Ucap Jungkook kemudian tertawa renyah.

"Bukan kebetulan, ini takdir," Ungkap Hyeri dan berdiri. "Hayoung Eonni ingin bicara denganmu, aku pergi dulu, ya!"

Hyeri berlari menjauh dari taman. Hanya tinggal Jungkook dan Hayoung di taman ini. Jungkook memilih duduk di samping Hayoung. Hayoung tampak gugup, wajahnya tampak memerah.

"Aku telah menyadarinya," Ucap Hayoung memecah kesunyian.

"Menyadari apa?" Tanya Jungkook.

"Perasaanku," Jawab Hayoung. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook dalam, tatapan yang penuh arti.

"Aku telah jatuh hati padamu," Ungkap Hayoung. Wajahnya tampak memerah. Jungkook masih terus menatapnya. Perlahan sebuah senyum terbentuk di bibir Jungkook.

"Jinjjayo?" Tanya Jungkook dengan mata yang berbinar. Hayoung mengangguk dan tersenyum.

"Nuna, jadilah yeojachinguku," Jungkook menggenggam tangan Hayoung. Hayoung mengangguk.

Jungkook meletakkan tangan kanannya ditengkuk Hayoung dan membiarkan satunya tetap memegang tangan Hayoung. Perlahan di dekatkannya wajahnya dengan wajah Hayoung, hingga akhirnya bibirnya menyatu dengan bibir Hayoung. Mereka menikmati ciuman kali ini dengan penuh perasaan. Perasaan yang dipenuhi cinta. Cinta yang membimbing mereka menuju kisah yang lebih indah di masa depan.

------------------------------------------------

Yup, inilah jawaban dari hubungan Jungkook dan Hayoung. Silahkan yang dukung mereka buat joget-joget ria, yg gk dukung silahkan berdemo ria, kkk~

Ini belum selesai lho! Next part yang terakhir. Sedikit penjelasan akhir. Next part bakal dipublish kalo part ini udh dpt minimal 5 vote, ya. So, pls don't be silent reader♥

Voments ditunggu♥

Slow Down (Kpop Fanfiction)Where stories live. Discover now