Fritz Mirene Hillburg

6 4 0
                                    

Fritz Mirene Hillburg seorang putri bungsu bangsawan count kekaisaran Austro-Hungaria, ia melakukan perjalan diplomasi menuju kekaisaran Ottoman, yang di mana mereka harus melewati kerajaan Serbia sebelum mereka sampai menuju Bulgaria.

Apalagi konflik antara Bulgaria dengan Serbia mengharuskan diplomat Austro-Hungaria melewati kerajaan Serbia itu sendiri.

Sudah menjadi budaya kekaisaran mereka seorang duta negara selalu menggunakan kereta kuda sebagai sarana transportasi untuk mengunjungi negara lain. Walaupun begitu, ayahnya telah mempersiapkan sebuah kubelwagen ketika mereka telah sampai di perbatasan Bulgaria.

Hari itu, ayah dari Mirene, seorang Comte Austria, Franco von Hillburg menugaskan putri kecilnya untuk menjadikannya seorang diplomat Kaisar yang ditunjuk langsung oleh putra mahkota Austro-Hungaria, Franz Ferdinand, yang bertujuan untuk membangun hubungan kerja sama dalam bidang militer sekaligus pembangunan gedung konsulat untuk wilayah Catalca, Konstantinople.

Tujuannya agar Bulgaria tidak melakukan ekspansi besar ke arah Konstantinopel yang memblokade jalur perdagangan laut hitam. Apalagi sejak kekalahan Ottoman pada Perang Balkan pertama mereka terus ditekan oleh Liga Balkan.

Diusianya yang berumur 18 tahun, sang putri dengan besar hati harus memenuhi ego sang putra mahkota kekaisaran. Walau ia sudah mengetahui bahwa politik luar negeri wilayah semenanjung balkan tidaklah stabil. Bahkan sebelum perjanjian London tertanda tangani sering terjadi berbagai macam pemberontakan yang menamakan diri mereka kaum Turki muda.

Dengan tekad kuat dia sudah siap menyerahkan nyawa dan kebebasannya demi kehormatan nama keluarganya beserta kejayaan kaisarnya.

Bermodalkan ilmu politik yang diajarkan oleh ayahnya, dan beladiri dari guru berpedangnya, ia yakin bisa melaksanakan tugas beresiko tersebut.

Berangkatlah putri Mirene menuju Konstantinopel bersama dengan puluhan kavaleri berkuda dari wilayah Banat yang sudah dipersenjatai dengan senapan api yang diperuntukan melindunginya melewati Kerajaan Serbia sampai perbatasan Bulgaria.

Melewati pos jaga di pegunungan Cer, mereka memutuskan untuk memutari wilayah utara Serbia melalui desa-desa kecil yang telah ditempatkan seorang intelijen kekaisaran.

Dengan ini putri beserta rombongan tidak merasa khawatir akan adanya serangan kejut dari Serbia.

Nasib mujur di waktu mereka harus singgah di desa-desa kecil untuk beristirahat, di mana rakyat Serbia di sana secara sembunyi-sembunyi memihak kepada kaisar. Jadi mereka tidak begitu khawatir akan dikhianati saat mereka terlelap.

Namun, apakah mereka aman dari Serbia? Sebenarnya tidak semua warga di desa tersebut memihak kepada kekaisaran Austro-Hungaria, beberapa dari mereka dijanjikan imbalan uang oleh pemerintah Serbia jika mereka memberikan sebuah informasi dari musuh.

Walaupun garda depan perbatasan Serbia-Banat di utara begitu lemah akibat perang Balkan pertama, bukan berarti mereka melemahkan penjagaan perbatasan. Penguasa Serbia mengatasi lemahnya penjagaan perbatasan antar kedua negara itu dengan menaruh beberapa mata-mata diberbagai tempat di desa besar dekat perbatasan maupun desa kecil untuk mencegah masuknya penyusup dari luar.

Tentu saja Serbia tidak menginginkan kekaisaran Austro-Hungaria menjalin hubungan diplomatik dengan Ottoman apalagi kondisi Serbia saat ini sedang menghadapi masalah sengketa atas Bulgaria terhadap wilayah Macedonia Utara. Jika dibiarkan terjadi, bukan tidak mungkin Ottoman akan melancarkan serangan balik terhadap Liga Balkan, dan dengan Kekaisaran Austro-Hungaria yang sangat kuat dari belakang mereka, belum lagi Liga Balkan sedang berseteru atas pembagian bekas wilayah Ottoman.

Berita tentang seorang diplomat Kekaisaran berada di desa terpencil sudah tiba di telinga raja Serbia, dengan cepat raja bertindak untuk menangkap utusan tersebut sebelum sampai ke perbatasan Bulgaria.

Unknown Serbian HeroOnde histórias criam vida. Descubra agora