BET [[Nohyuck]]

2.6K 214 12
                                    

"Chan, kau ini terlalu percaya diri atau tidak sadar diri sih?! Jeno itu 5 terbaik di angkatan kita. Bisa-bisa nya kau malah mengajaknya bertaruh soal tinggi-tinggian nilai ?!" ujar Renjun sanksi begitu mendengar cerita Haechan yang berkata bahwa ia dan Jeno bertaruh siapa yang nilai bahasa inggris nya lebih rendah harus menyatakan cinta ke orang yang sedang mereka suka.

Kalian pasti penasaran kenapa Haechan dan Jeno bisa sampai bertaruh. Hal itu berawal ketika Haechan tidak sengaja membaca selembar kertas berisi puisi yang terselip dibuku catatan milik Jeno.

◇◇◇

Haechan dan Jeno bisa dibilang berteman cukup dekat meski belum sampai pada tahap bersahabat. Mereka berdua secara kebetulan selalu berada disekolah yang sama -kemungkinan karena tempat tinggal keduanya berada di daerah yang berdekatan. Namun baru di tahun kedua sekolah menengah atas, Haechan dan Jeno mendapat kelas yang sama dan sejak mereka sekelas itulah keduanya menjadi semakin dekat.

Selain itu perasaan suka Haechan pada Jeno waktu masih di bangku sekolah menengah pertama -yang sempat ia lupakan- seperti mendapatkan sengatan baru. Perlahan tapi pasti, Haechan kembali menyukai Jeno. Perasaan itu datang bukan karena Jeno yang semakin tampan. Haechan akui bahwa ia 'dulu' memang menyukai Jeno karena ketampanan Jeno yang diatas rata-rata teman seangkatan mereka, akan tetapi perasaan yang kembali hadir kali ini disebabkan karena sejak berteman dekat dengan Jeno, Haechan jadi mengenal sosok Jeno yang begitu tekun dan gigih dalam mencapai sesuatu meski dengan segala kecerobohan yang dimiliki pemuda itu. Jeno adalah teman dengan senyum hangat terbaik yang bisa memperbaiki suasana hati Haechan. Jeno adalah si laki-laki baik yang akan membelikan roti beserta susu coklat saat Haechan tidak bisa kekantin demi menyalin PR matematika milik Jeno. Dan masih banyak alasan lain kenapa Haechan bisa menyukai Jeno.

Hari itu dimana Jeno dan Haechan sedang belajar di perpustakaan untuk persiapan ujian tengah semester, Haechan secara tidak sengaja melihat selembar kertas yang mencuat sedikit diantara lembar buku catatan tebal Jeno. Seharusnya Haechan mengabaikan hal itu, namun bukan Haechan namanya jika ia mampu mengabaikan rasa penasaran nya sendiri. Melihat Jeno yang masih fokus mencari buku, Haechan memanfaatkan hal tersebut untuk diam-diam mengambil kertas itu dan membaca . . . .

" Kau seperti matahari ,
berpijar terang dan terasa hangat.
Dengan senyum dan tawa bahagiamu ,
bagaimana mungkin aku dapat berpaling ? "

Tertulis dengan indah. Haechan hapal betul dengan tulisan tangan Jeno yang rapi dan bagus, namun tulisan ini tampak jelas lebih rapi dari yang biasa. Haechan cukup pintar untuk mengetahui maksud di balik puisi singkat milik Jeno. Temannya itu pasti sedang menyukai seseorang. Jeno sedang menyukai seseorang yang tidak Haechan sadari selama ini. Setelah menyadari fakta baru itu, mendadak rasa sesak hinggap didadanya. Menggelengkan kepala cepat, Haechan berusaha menghilangkan perasaan baru di dada nya saat itu. Namun belum sempat rasa sesak itu berkurang, Haechan dikejutkan dengan Jeno yang merampas cepat kertas ditangannya.

"Kau tidak seharusnya membaca tulisan orang lain sembarangan" ujar Jeno yang terdengar kesal.

"Bukan salahku, si pemilik kertas meninggalnya disini dan aku penasaran" jawab Haechan dengan nada enteng yang berbanding terbalik dengan kondisi hatinya.

"Tetap saja kau harus minta ijin"
"Ya, maaf." ujar Haechan menyudahi. Sungguh Haechan malas berdebat dengan Jeno apalagi mengingat mereka masih berada di perpustakaan dan ditambah perasaan berat didadanya.

Haechan bisa melihat Jeno yang langsung menyelipkan kembali kertas puisi itu dengan sedikit semburat merah dipipi yang mulai hilang, sepertinya Haechan tidak menyadari jika tadi wajah Jeno sempat memerah karena malu atau marah? entahlah, Haechan tak bisa menebaknya.
Keduanya lanjut belajar tanpa ada sepatah katapun. Sebelum akhirnya Haechan berdiri lebih dulu, lebih cepat daripada waktu biasanya mereke belajar.

Dulcis AmorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora