Bab 7

144K 2.7K 20
                                    

Yolanda membuka matanya dan tak menemukan Arash di sampingnya. Dia segera meraih handuk dan masuk ke kamar mandi, setengah jam kemudian dia muncul sambil mengenakan baju santai. Saat itu Arash muncul dari pintu dan memberitahukan bahwa hari ini mereka akan fitting baju.

Seharian penuh Kelly menyuruh mereka mencoba berbagai mode baju dari bermacam-macam merk. Hingga Yolanda akhirnya memantapkan pilihannya pada gaun A-line Dior berwarna misty-rose yang lembut dengan payet-payet berhias swarosky berwarna magenta di sana-sini.

Yolanda menghela nafas ketika hari telah beranjak sore, ketika itu dia dan Kelly telah memilih sepatu dan aksesoris pendukung.

“Kau terlihat lelah,” Arash tiba-tiba muncul. “Kau tak boleh lelah, aku tak ingin memberi kesan kepada semua tamu undangan bahwa istriku begitu lemah.” Lanjutnya kemudian, “ikutlah denganku.”

“Kemana?”

Yolanda di bawa oleh Arash melewati koridor-koridor penuh mural art di dindingnya. Yolanda menikmati lukisan-lukisan itu dengan perasaan yang kagum.

“Lihat jalan, nanti kau terjatuh.” peringatnya.

“Ini Indah.” Yolanda terkagum kagum, bahkan dia merasa seperti berada di suatu tempat yang berbeda.

“Ayo.” Arash menarik tangan Yolanda dan membawanya ke sebuah ruangan besar yang di tengahnya terdapat kolam pemandian yang cukup untuk menampung lima orang sekaligus.

“Apa maksudmu membawaku kemari? Aku bersedia tidur seranjang denganmu tapi bukan berarti kamu dan aku bisa mandi bersama.”

“Pelayan, tolong beri perawatan kepada wanita ini.” dia memerintahkan.

Tiga orang pelayan berbaju seragam dengan potongan yang simple mendatangi Yolanda dan mengarahkannya tidur ke ranjang yang berlapiskan kain kedap air.

“Arash.” panggil Yolanda.

“Aku akan meninggalkanmu disini sendirian untuk di pijat dan mendapatkan perawatan khusus perempuan.”

000

Rumah mewah berarsitektur layaknya istana milik keluarga Wailmar malam itu terlihat begitu ramai. Di sepanjang jalan, kurang lebih 100 meter dari pintu gerbang ke halaman rumahnya berhias penuh dengan lampu-lampu yang dililit ke tiap cabang pepohonan. Beberapa tamu sudah memenuhi ruang pesta dan Mr.Wailmar serta Mrs. Wailmar terlihat sibuk menyapa undangan mereka.

Malam itu Kelly berdandan habis-habisan. Dia memang terlihat cantik namun tidak natural, terlebih keriput-keriput yang mulai tumbuh diwajahnya itu tak bisa dia sembunyikan walaupun telah beberapa kali menjalani operasi plastik.

Arash yang telah bergabung dengan para tamu tiba-tiba mendekati tangga dan menjemput istrinya. Malam itu Yolanda mengenakan gaun warna misty-rose karya Doir, sepatu hak tinggi Channel dan aksesoris yang terbuat dari batu rubi menghias leher dan telinganya. Tak hanya para tamu, Arash pun tersihir dengan kecantikan eksotik wanita tropis yang memancar dari diri Yolanda.

Dengan mengandeng Yolanda, Arash memperkenalkannya kepada para hadirin sebagai nyonya Yolanda Wailmar.

Setelah selesai membawanya berkeliling dan memperkenalkan dirinya kepada para tamu undangan, Yolanda merasakan kakinya sedikit berdenyut-denyut karena terlalu lama berdiri. Dia mencari tempat duduk di pojok dan mengistirahatkan dirinya.

Lalu tiba-tiba seseorang menawarinya segelas minuman.

“Arash begitu tega sekali dengan wanita secantik ini,” mata laki-laki itu biru dengan rambut pirang yang menyala. Mengingatkannya kepada Kelly dan si kembar August dan Natalie. Namun tak bisa dipungkiri bahwa pria itu tampan dan menarik.

The Forced MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang